Syamsul Arifin, penduduk Desa Bunbarat, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur bukan tergolong petani biasa. Kegemarannya berinovasi dan melakukan uji coba, menjadikannya sebagai sosok petani cerdas yang selalu merasa tak puas dengan apa yang telah dicapainya.
Masyarakat di sekitar tempat tinggalnyapun tak terlalu kaget manakala pria kelahiran 16 Februari 1976 ini masuk dalam jajaran penerima penghargaan sebagai petani berprestasi tingkat nasional tahun 2014. Karena memang keahliannya dalam melaksanakan kegiatan budidaya pertanian tak perlu diragukan lagi. Di lingkungannya ia bahkan juga dikenal sebagai penyuluh swadaya.
Selama 15 tahun menggeluti kegiatan budidaya aneka jenis tanaman, lulusan Sekolah Menengah Atas Paket–C ini kaya akan pengalaman di bisnis pertanian. Saat ini ia menjadi pemilik sekaligus penggarap empat hektar lahan tanaman pangan dan hortikultura. Ia juga memelihara ternak sapi, kambing dan ayam.
Bergabung dalam wadah Kelompok Tani Barokah, Syamsul dipercaya memegang jabatan sebagai bendahara, sedangkan di Gapoktan Prima Karya sebagai petugas hama penyakit (PHP).
Syamsul Arifin tidak pernah berhenti menggali ilmu di bidang pertanian serta selalu melakukan uji coba setiap mendapat hal yang baru terkait penerapan teknologi tertentu. Ia pun memberanikan diri menyusun materi penyuluhan dalam bentuk Leaflet antara lain mengenai Budidaya bawang merah (Allium Cepa L) varietas rubaru, pasca panen dan analisa usaha bawang merah varietas rubaru, POC urine sapi ramah lingkungan dan pestisida daun mimba.
Komoditas Andalan
Bawang merah Rubaru dan padi gogo situ bagendit merupakan dua komoditas yang menjadi andalannya untuk dikembangkan lebih luas lagi, di mana salah satu komoditi tersebut sudah mendapat pengakuan dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian berupa Varietas Unggul yaitu bawang merah varietas Rubaru. Bawang tersebut dilepas sebagai Varietas Unggul oleh Menteri Pertanian sesuai SK Nomor: 225/Kpts/SR.120.5/5/ 2011 pada tanggal 20 Mei 2011. Potensi produksi bawang merah Rubaru bisa mencapai 8-12 ton/ha.
Sedangkan padi situ bagendit sebagai padi unggulan lokal, sangat cocok untuk daerah Madura yang sebagian besar merupakan lahan tegalan. Produksinya berkisar 6–8 ton/ha.
Atas keberhasilannya dalam membudidayakan kedua komoditi tersebut maka Syamsul belakangan dipercaya sebagai penangkar benih oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sumenep dengan dikeluarkannya Tanda Daftar Pengedar Benih Bina melalui UPT. PSBTPH Nomor: 27/UPTPSBTPH/PRD/SMP/III/2010.
Syamsul Arifin mendapat keuntungan yang cukup besar dengan membudidayakan bawang merah varietas rubaru. Untuk lahan pertanaman seluas satu hektar dari hasil panen ia bisa mendapatkan Rp 160 juta, setelah dikurangi biaya produksi maka keuntungan yang diraih bisa mencapai sekitar Rp 98 juta. Dengan luasan yang sama, jika lahannya ditanami padi maka ia bisa memperoleh keuntungan sekitar Rp 19 juta sekali panen. Suatu pendapatan yang baginya cukup untuk membiayai kehidupan diri bersama keluarga. Ira
Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066