Jumat, 19 April 2024


Revitalisasi Bulog

01 Jun 2015, 11:24 WIBEditor : Kontributor

Setelah sempat menjadi pergunjingan ketika terjadi gejolak harga beras, Presiden Jokowi akhirnya memutuskan untuk melakukan perombakan pada Perum Bulog. Meskipun belum rinci menjelaskan bentuk perombakannya, namun Jokowi menegaskan akan memperkuat peran Bulog sebagai penyangga pangan nasional. Peran Bulog juga akan diperluas dengan menjadi penyangga bahan pangan pokok lain selain beras. Selain itu, Bulog juga akan diperkuat oleh pemerintah daerah terutama ketika melakukan operasi pasar.

Kesungguhan Jokowi untuk merevitalisasi Bulog tentu perlu disambut gembira, terutama oleh para petani yang selama ini selalu menjadi korban dari gejolak harga komoditas pertanian. Perbaikan peran dan fungsi Bulog diharapkan dapat memutus lingkaran distribusi dan pemasaran produk pertanian yang selalu merugikan petani. Kehadiran Bulog yang lebih kuat, tangguh dan tangkas diharapkan bisa melindungi petani dari kerugian besar di saat panen raya, sekaligus melindungi konsumen di saat pasokan produk pertanian terbatas. Bulog diharapkan juga mampu melindungi petani dari serbuan para tengkulak dan pedagang nakal.

Sudah menjadi cerita klasik, harga gabah, kedelai, gula dan berbagai komoditas lain selalu jatuh hingga titik terendah ketika tiba masa panen raya. Bayangkan, ketika petani sedang memiliki stok barang melimpah harga justru jatuh. Sebaliknya, ketika stok barang petani sudah terkuras habis, harga justru meroket naik. Siklus tidak sehat ini yang membuat petani tidak pernah menikmati harga terbaik dalam kegiatan usahataninya.  Siklus ini juga yang membuat jutaan petani tidak segera bisa menjadi sejahtera, bahkan cenderung terus semakin miskin. Sebaliknya, siklus ini pula yang membuat harga pangan sering bergejolak dan membuat konsumen dirugikan. Harga beras yang tiba-tiba naik tidak terkendali menjadi bukti siklus  ini telah merugikan banyak pihak, dan hanya menguntungkan segelintir mafia dan pedagang.

Oleh karena itu, komitmen Jokowi untuk menguatkan Bulog diharapkan bisa memberi energi besar pada Bulog untuk bisa optimal memainkan perannya sebagai lembaga penyangga pangan nasional. Selama ini kita melihat Bulog selalu kedodoran ketika menyerap gabah dan beras produksi petani di saat panen raya. Bulog kalah gesit dan sigap dibandingkan dengan para pedagang dan tengkulak, yang bisa membeli gabah dan beras petani dengan harga yang lebih menarik. Aparat Bulog juga sering terjebak pada kerumitan birokrasi ketika melayani para petani sehingga gudang Bulog tidak pernah terpenuhi oleh serapan beras dari petani. Di sisi lain, Bulog juga sering dituding sebagai sumber keluarnya beras berkualitas jelek, terutama untuk beras raskin, yang menunjukkan kelemahan Bulog dalam mengelola sistem pergudangan dan distribusinya.

Dengan demikian, kalau Jokowi mau memperkuat peran Bulog sebaiknya difokuskan terlebih dulu pada perannya sebagai penyangga pangan pada komoditas beras. Bukan berarti komoditas lain tidak penting, namun fakta menunjukkan untuk mengelola beras saja Bulog selama ini masih kedodoran. Bukan tidak mungkin penambahan jumlah komoditas justru akan membuat Bulog semakin kewalahan dan lembaga ini akan semakin terpuruk. Kalau komoditas beras sudah tergarap rapi dan semua pihak sudah bisa menikmati hasilnya maka penambahan komoditas lain akan menjadi lebih mudah dilakukan. Yang pasti, revitalisasi Bulog memang perlu segera dilakukan agar lembaga ini tidak semakin terpuruk dan membuat gejolak harga pangan yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

Editor : Julianto

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018