Kamis, 18 April 2024


Tanpa AGP Pertumbuhan Ayam Tetap Bisa Optimal

04 Mei 2018, 09:45 WIBEditor : Ika Rahayu

Penggunaan pakan tanpa AGP tak otomatis membuat pertumbuhan ternak ayam menjadi terhambat. Selama peternak menerapkan manajemen budidaya yang tepat dengan praktek biosekuriti yang ketat dan upaya pengendalian penyakit sesuai anjuran, ayam tetap akan bisa mencapai pertumbuhan yang optimal.

“Dengan adanya kebijakan pelarangan penggunaan AGP dalam ransum ayam, belakangan banyak beredar isu-isu negatif. Tapi peternak tidak perlu khawatir dan mempercayai isu tersebut karena secara ilmiah belum terbukti kebenarannya,” kata pakar kesehatan hewan dari UGM, Michael Hariyadi Wibowo dalam Seminar Nasional Kesehatan Unggas, di Jakarta, Kamis (3/4).

Pada seminar yang diselenggarakan organisasi Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) itu tampil pula sebagai narasumber Direktur Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan, Fadjar Sumping Tjatur Rasa serta praktisi budidaya ternak ayam, Heri Setiawan.

Pasca diberlakukannya Permentan RI No. 14 Tahun 2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan, praktis pabrik pakan dilarang menggunakan Antibiotic Growth Promoters (AGP). Di kalangan peternak pun, menurut Michael Hariyadi, muncul isu penurunan produktivitas ternak, meningkatnya kasus penyakit dan biaya produksi sampai pada penurunan keuntungan.

Ia mengingatkan peternak untuk tidak begitu saja mempercayai isu negatif yang beredar tersebut, karena pada dasarnya kebijakan pelarangan penggunaan AGP dikeluarkan pemerintah dengan tujuan baik, antara lain mencegah timbulnya resistensi terhadap antibiotik. “Kalau sampai itu terjadi maka dampaknya bisa membuat ayam makin rentan terhadap serangan penyakit,” tuturnya.

Dengan adanya pelarangan penggunaan AGP kenyataannya banyak industri pakan dan industri obat hewan di tanah air yang kemudian giat melakukan riset untuk bisa mendapatkan produk substitusi pengganti AGP.

“Sejumlah industri obat hewan sudah menyiapkan produk substitusi seperti probiotik, prebiotik, enzim dan imuno modulator. Produk-produk tersebut kini sudah banyak beredar di pasaran,” jelas Michael.

Ia meminta peternak berhati-hati dalam menyimpulkan satu kejadian yang menimpa ayamnya dan jangan langsung dikaitkan dengan penggunaan pakan pabrikan tanpa AGP. Karena kenyataannya banyak faktor yang menjadikan ayam ras menurun performans produksinya seperti akibat serangan penyakit tertentu atau juga karena stres.

Beberapa negara seperti Denmark sudah melakukan penelitian dan hasilnya penggunaan pakan tanpa AGP tak menurunkan secara signifikan efisiensi penggunaan pakan. Bahkan WHO sudah mendapatkan bahwa tak ada perbedaan berat badan ayam antara yang diberi pakan menggunakan AGP dengan yang tanpa AGP.

“Jadi yang terbaik agar performans ternak tetap optimal, terapkan manajemen pemeliharaan ternak secara benar termasuk mengaplikasikan kegiatan biosekuriti secara ketat di lingkungan peternakan agar ayam tetap sehat dan produktivitasnya terjaga,” tandas Ketua Departemen Mikrobiologi FKH UGM itu. Ira

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018