Jumat, 19 April 2024


Nurdin Madeali Meraup Untung dari Talas Jepang

26 Jul 2016, 09:02 WIBEditor : Kontributor

Nurdin Madeali telah memantapkan pilihan untuk mengisi masa pensiunnya sebagai guru Sekolah Dasar untuk bertanam hortikultura. Sudah puluhan tahun bercocok tanam buah dan hortikultura. Tanaman melon, tomat, cabai dan ubi jalar biasa ia tanam secara bergiliran maupun tumpang sari. Setiap komoditi yang ditanam boleh dibilang tidak pernah mengalami kerugian yang berarti, karena sebelum mulai tanam ia selalu bertanya teknik bercocok tanamnya kepada penyuluh pertanian PNS. Jika ada kendala dalam proses budidaya, Nurdin Madeali tidak malu-malu meminta tolong kepada anak dan cucunya untuk mengakses solusinya di internet.

Sebagai penyuluh pertanian swadaya di Kelurahan Watang Suppa, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Nurdin Madeali berani berinovasi dengan menanam komoditi yang baru. Dengan alasan untuk memutus siklus hama dan penyakit serta mengantisipasi munculnya masalah baru dalam budidaya, maka Nurdin mencoba komoditi baru yang katanya belum pernah diusahakan petani di daerahnya, yakni talas Jepang.

“Bibit talas Jepang saya datangkan dari kabupaten Bantaeng untuk coba dikembangkan di Suppa ternyata tekstur tanah dan iklimnya cocok,” kata Nurdin Madeali.

Harga Menggiurkan

Selain harga pasarnya yang menggiurkan, talas Jepang menyukai tanah gembur yang kaya akan bahan organik atau humus. Tanaman ini dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, misalnya tanah lempung yang subur dan coklat, tanah vulkanik, andosol dan tanah latosol.

Untuk mendapatkan hasil yang tinggi, harus tumbuh di tanah drainase baik dan pH 5,5-6,5. Bila pH di bawah 5, tanah harus diberi perlakuan kapur 1 ton/ha.

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018