ZULKIFLI pemuda asal Desa Pejambuan, Kabupaten Banjar sejak kecil hidup bersama pamannya yang menggeluti usaha bata merah. Pekerjaan rutin yang dilakukan Zulkifly setiap hari sepulang sekolah dahulu adalah turun ke lio (tempat pengolahan bata merah).

Dengan bekal tekad untuk meraih cita-cita menjadi seorang teknokrat enginering, pemuda yang semula bercita-cita menjadi tentara itu bisa mendapatkan beasiswa untuk kuliah program Diploma 3 (D3) hingga lulus dan di wisuda.

Tahun 2017 ilmu permesinan sudah ada digenggaman pemuda 22 tahun alumni Poltek Negeri Banjarmasin itu. Bersama sejawatnya didukung para dosen pembimbing ia berhasil membuat mesin perajang gulma mini yang ringan dan murah untuk membuat pupuk organik (Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) dan melakukan rekayasa sumur bor tanpa penggerak listrik.

Putra asli Desa Pejambuan ini pada bulan September 2017 memenuhi janjinya untuk membangun desa pertanian, khususnya tanaman hortikultura sebagaimana desa kawasan irigasi Riam Kanan yang sempat berjaya di tahun 2000-an sebagai sentra sayur mayur di Kabupaten Banjar.

Atas kesepakatan musyawarah desa Pejambuan didukung Muspika, Kecamatan Sungai Tabuk bekerjasama dengan BPP Sungai Tabuk, tanggal 14 September 2017 diselenggarakan kegiatan Pengabdian Masyarakat program studi teknik mesin Politeknik Negeri Banjarmasin di Kelompok Tani Beruntung, Desa Pejambuan.

Zulkifly bersama para petani setempat kini menjadi motor penggerak desa pertanian organik modern ramah lingkungan. Ia mengajak para pemuda tani bergabung merekayasa dan mereparasi mesin-mesin Alsintan termasuk Alsintan bantuan pemerintah yang membutuhkan perbaikan agar manfaatnya dapat dirasakan secara optimal.

Atas kesepakatan yang dicapai tersebut, Desa Pejambuan ditetapkan sebagai desa binaan Politeknilk Negeri Banjarmasin dan ke depan di tempat itu akan dibangun etalase kawasan pertanian organik modern. Ayi Kuswana/Ira

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066