Sabtu, 20 April 2024


Agar Produksi Meningkat, BPTP Pontianak Beri Pendampingan Kelompok Tani

08 Okt 2020, 11:53 WIBEditor : Indarto

Pendampingan kelompok tani | Sumber Foto:Dok. Humas Ditjenbun

BPTP Pontianak tetap berupaya memberikan respon terhadap pekebun yang terdampak covid-19, khususnya di daerah pedesaan untuk melakukan pendampingan terhadap kelompok tani.

 

 

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta--- Kebijakan pemerintah yang menerapkan kondisi new normal pada kehidupan masyarakat mendapat respon positif Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Dalam menjalankan tatanan tersebut, Mentan meminta jajarannya agar tetap sigap menjaga ketersediaan dan stabilitas pasokan serta peningkatan produksi maupun produktivitas komoditas pertanian termasuk perkebunan.

Menurut Syahrul, di masa new normal ini, agar pekebun maupun generasi muda diharapkan tetap semangat berinovasi. “Generasi muda dan pekebun juga mampu terbiasa dengan teknologi atau sistem digital online dalam melakukan aktivitas khususnya di bidang pertanian,” kata Syahrul.

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak, yang merupakan UPT Direktorat Jenderal Perkebunan di masa new normal ini juga tetap melaksanakan program pembangunan pertanian,  khususnya di bidang proteksi tanaman perkebunan.  Sesuai dengan tugas pokoknya,  BPTP Pontianak secara kontinu melaksanakan analisis dan pengembangan proteksi tanaman perkebunan, memberikan pendampingan dengan menumbuhkan kesadaran pekebun tentang arti pentingnya pengamatan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).

“Kami juga mendorong pekebun untuk meningkatkan pemahaman jenis OPT, cara pencegahan serangan OPT dan pengendalian yang harus dilakukan,” ujar Kepala  Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak, Gabriel Lulus, di Pontianak, Kamis (8/10).

Gabriel juga mengatakan, pada masa new normal ini, BPTP Pontianak tetap berupaya memberikan respon terhadap pekebun yang terdampak covid-19, khususnya di daerah pedesaan untuk melakukan pendampingan terhadap kelompok tani. Mengingat, pendampingan terhadap kelompok tani sangat penting dalam rangka mendorong peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan.

“ Yang jelas, kami ingin memastikan aktivitas pertanian berjalan lancar dan aman dari gangguan serangan OPT sehingga bisa diperoleh hasil produksi yang maksimal,” ujarnya.

Menurut Gabriel, kegiatan pendampingan akan dilaksanakan dengan menggunakan metode kekinian yang dapat menjangkau masyarakat, dan tetap mengikuti protokoler kesehatan.  Salah satunya adalah, melalui kegiatan sosialisasi klinik dan layanan perlindungan perkebunan serta layanan mobile klinik BPTP Pontianak.

Manfaatkan Aplikasi Smartphone dan Medsos

Menurut Gabriel, BPTP Pontianak juga mengenalkan layanan publik dan diseminasi pengembangan proteksi tanaman perkebunan. Hal ini dilakukan, dalam rangka phsycal distancing.

“Terkait anjuran pemerintah, BPTP Pontianak pun berinovasi memanfaatkan teknologi informasi yang sederhana, tersedia dan mudah diakses oleh masyarakat pedesaan seperti memanfaatkan smartphone dan media sosial (Medsos) sebagai media alternative,” katanya.

Gabriel menambahkan,  pekebun dan stake holder terkait dapat berkonsultasi tentang permasalahan OPT yang dihadapi di kebunnya melalui telpon, sms, media sosial atau melalui aplikasi yang dikembangkan oleh BPTP Pontianak.

 “ Pekebun juga bisa gunakan aplikasi yang dikembangkan oleh BPTP Pontianak untuk mendukung dan mempermudah akses konsultasi, pelaporan permasalahan dan serangan OPT perkebunan yaitu Aplikasi Palabun, dKakao dan Ladabun,” jelasnya.

Aplikasi Palabun dan dKakao merupakan aplikasi berbasis android yang tersedia di Playstrore. Sedangkan, aplikasi Ladabun merupakan aplikasi yang berbasis web.

Melalui aplikasi tersebut, lanjut Gabriel,  interaksi antara BPTP Pontianak dengan petani dan stakeholder terkait permasalahan OPT tidak terputus akibat adanya wabah covid-19. Berkat aplikasi ini, BPTP Pontianak dapat memonitor serangan OPT di wilayah binaan. 

Gabriel mengaku, pada tahun 2020 ini  kegiatan sosialisasi klinik dan layanan perlindungan tanaman perkebunan telah selesai dilaksanakan pada Juli lalu. Adapun lokasi kegiatan tersebut dtersebar di empat tempat, seperti di Desa Kayu Ara, Kecamatan Sengah Temila , Kabupaten Landak.  Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang. Desa Seranggam, Kecamatan Selakau Timur,  Kabupaten Sambas, dan Desa Tempapan, Kecamatan Lembah Bawang, Kabupaten Bengkayang.  

“Kegiatan ini mendapat apresiasi yang positif, dari tokoh masyarakat setempat, dinas terkait, petugas UPPT, serta anggota kelompok tani.  Kegiatan ini menjadi wahana interaksi antara BPTP Pontianak dengan masyarakat umum maupun pekebun, sekaligus menyampaikan capaian yang dihasilkan oleh BPTP Pontianak dalam bidang pengembangan teknologi perlindungan tanaman perkebunan,” kata Gabriel. 

Menurut Gabriel, dalam setiap kegiatan ditekankan pengenalan OPT perkebunan beserta cara pengendaliannya. BPTP Pontianak juga melakukan pendampingan praktek pembuatan Oleokimia Plus berbahan dasar minyak kelapa sawit dan Metabolit Sekunder dari jenis cendawan dan bakteri.Pendampingan dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada pekebun agar  tetap melaksanakan aktivitas berkebunnya ditengah wabah yang terjadi saat ini.

“Proses pendampingan pekebun berlangsung sesuai prosedur pencegahan covid-19. Protokol kesehatan yang diterapkan di lapangan untuk mencegah penyebaran covid-19, diantaranya melakukan pengukuran suhu tubuh dengan thermo gun, penyemprotan hand sanitizier sebelum melakukan kegiatan, menggunakan masker, menjaga jarak dan menjaga kesehatan,” pungkas Gabriel.

 

 

Reporter : Dimas/Humas Ditjen Perkebunan
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018