Jumat, 19 April 2024


Genjot Produksi dan Dorong Ekspor, Pemerintah Perkuat Logistik Benih

04 Jan 2021, 20:56 WIBEditor : Yulianto

Dirjen Perkebunan Kementan, Kasdi Subagyono sedang menanam bibit kakao unggul di Kec. Kubung,Kab.Solok, Sumatera Barat | Sumber Foto:Indarto

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Perkebunan akan memperkuat logistik perbenihan guna mendorong peningkatan produksi komoditas perkebunan. Pemerintah menargetkan dalam lima tahun tersedia 500 juta benih perkebunan.

Dirjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, Kasdi Soebagyono kepada Sinar Tani di Jakarta, Senin (4/1) mengatakan, penguatan logistik benih ini merupakan kegiatan strategi nomor satu dalam gerakan peningkatan produksi, produktivitas, perluasan areal tanam, meningkatkan nilai tambah dan daya saing perkebunan (Grasida).

“Jika dulu programnya kita namankan Bun 500, sekarang diubah menjadi LogBun 500. Benih-benih tersebut akan kita kaitkan dengan spesifikasi lokal,” katanya. Dalam kegiatan ini lanjut Kasdi,  pemerintah menargetkan tersedia 100 juta benih setiap tahun, sehingga dalam lima tahun akan ada 500 juta benih.

Kasdi mengatakan, Grasida merupakan bagian dalam upaya meningkatan ekspor tiga kali lipat (Gratieks) yang menjadi program utama Kementerian Pertanian. Karena itu pemerintah menetapkan beberapa komoditas perkebunan yang memiliki potensi besar untuk ekspor.

Komoditas tersebut yakni, kakao, karet, kelapa, lada, pala, cengkeh dan tebu (gula). Sedangkan kelapa sawit menurut Kasdi, tidak menjadi bagian yang pemerintah programkan. Pasalnya, untuk pengembangan kelapa sawit, termasuk peremajaan, penyediaan sarana dan prasarana, peningkatan kapasitas SDM dan riset, sudah ada dana sendiri melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

“Khusus kelapa sawit pemerintah memang tidak mengalokasikan dana dari APBN, karena sudah ada dana sendiri dari BPDPKS,” ujarnya. Sedangkan untuk pengembangan komoditas perkebunan lainnya, pemerintah mengalokasikan dana APBN.

Kasdi menegaskan, penyediaan benih unggul tersebut sangat prinsip. Sebab dalam program replanting atau peremajaan perlu benih, termasuk juga terkait perluasan areal pertanaman.

“Pertanyaannya benih yang mana? Kita fokuskan benih yang produktivitas bisa dua kali lipat dari saat ini. Misalnya, kakao jika selama ini produktivitasnya hanya 0,8 ton/ha, padahal Litbang memiliki klon varietas sampai 2 -3 ton/ha. Nah, itu yang akan kita garap,” tuturnya.

Selain logistik benih untuk program intensifikasi dan ekstensifikasi, Kasdi mengungkapkan, pihaknya juga focus pasca panen dan pengolahan hasil. Untuk itu, pemerintah menyediakan alokasi anggaran untuk program hilirisasi.

“Ini masuk dalam focus kami. Salah satu tujuan Grasida adalah meningkatkan nilai tambah. Meski ada komoditas yang telah memiliki daya saing tinggi, tapi masih ada space untuk kita tingkatkan nilai tambahnya,” katanya.

Reporter : Julian
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018