Jumat, 19 April 2024


Kinerja Perkebunan Masih Mentereng

27 Jan 2014, 11:52 WIBEditor : Clara Agustin

Komoditi perkebunan tetap menjadi andalan pendulang devisa negara dari sektor pertanian. Pada tahun lalu, nilai ekspor komoditi 21,39 miliar dolar AS. Dari berbagai komoditi perkebunan, minyak sawit tetap nomor wahid.

Data Ditjen Perkebunan, angka sementara volume ekspor perkebunan pada tahun 2013 sebanyak 23.345.935 ton, dengan nilai 21,39 miliar dolar AS. Minyak sawit tetap menjadi andalan ekspor dengan nilai 11,54 miliar dolar AS. Disusul, karet 5,27 miliar dolar AS, kakao 0,79 miliar dolar AS dan kopi 0,92 miliar dolar AS.

“Laju pertumbuhan volume ekspor 2010-2012 7,66% dan nilai ekspor 20,24%. Pada tahun lalu kemungkinan semua komoditas perkebunan akan naik, terutama minyak sawit dan karet,” kata Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Gamal Nasir.

Selain ekspor, investasi di sub sektor perkebunan mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Angka sementara investasi di tahun 2013 adalah Rp 77,24 triliun. Laju pertumbuhan investasi 2010 sampai dengan 2012 adalah 24,47%. Hal ini terjadi karena peluang investasi pada sub sektor perkebunan, terutama sawit banyak menarik minat para investor dalam dan luar negeri.

Gamal mengatakan, kebutuhan investasi pembangunan perkebunan pada tahun 2014 sebanyak Rp 68,49 triliun. Sumber pendanaannya berasal dari APBN Rp 1,56 triliun dan sumber lain Rp 66,93 triliun. “Sumber pendanaan lain ini berasal dari APBD, perbankan dan swadaya masyarakat karena APBN digunakan hanya untuk: benih, pembinaan, pengawalan dan monev,” katanya.

Begitu juga tenaga kerja. Meski di sektor pertanian, tenaga kerja mengalami penurunan tiap tahunnya, ternyata di sektor perkebunan mengalami pertumbuhan positif. Tahun 2012 tenaga kerja di sub sektor perkebunan sebanyak 21,12 juta jiwa, di 2013 (triwulan III) meningkat menjadi 21,40 juta jiwa. “Jika dirata-ratakan dari tahun 2010 hingga 2013, laju pertumbuhan tenaga kerja di sub sektor perkebunan sebesar 1,3%,” ujar Gamal.

Catatan Ditjen Perkebunan, perkembangan luas areal perkebunan yang paling menonjol adalah perkebunan sawit. Data sementara, jumlah areal perkebunan sawit di seluruh Indonesia adalah 9.149.919 ha. Kedua, perkebunan kelapa seluas 3.796.149 ha.

Gamal mengatakan, rata-rata peningkatan areal perkebunan dari tahun 2010 hingga 2013 adalah 1,74% dari 15 komoditas (karet, sawit, kelapa, kopi, kakao, jambu mete, lada, cengkeh, teh, jarak pagar, kemiri sunan, tebu, kapas, tembakau dan nilam).

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

Editor : Julianto

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018