Sabtu, 20 April 2024


Perkebunan Sebagai Soko Guru Perekonomian Bangsa

09 Des 2018, 11:37 WIBEditor : Gesha

Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Bambang mengemukakan seluruh masyarakat perkebunan di Hari Perkebunan ke-61 harus bangkit untuk mengangkat sub sektor perkebunan ke depan lebih baik lagi. | Sumber Foto:HUMAS DITJENBUN

 

TABLOIDSINARTANI.COM, Bandung --- Hari Perkebunan (Harbun) ke-61 yang digelar di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat (Jabar) pada tanggal 8-10 Desember 2018 menjadi moment penting segenap stakeholder perkebunan. 

Harbun ke-61 juga sebagai hari berintrospeksi bagi stakeholder perkebunan tentang masa depan perkebunan nasional, karena sub sektor perkebunan harus diangkat keberadaannya sebagai soko guru perekonomian bangsa.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Bambang mengemukakan seluruh masyarakat perkebunan di Hari Perkebunan ke-61 harus bangkit untuk mengangkat sub sektor perkebunan ke depan lebih baik lagi. 

"Dalam kondisi perekonomian dunia yang sedang sulit. Sub sektor perkebunan masih mampu mendulang prestasi  dengan memberikan kontribusi terhadap PDB nasional tahun 2017 sebesar Rp 471 triliun. Bahkan pada tahun ini ekspor komoditas perkebunan pun meningkat," papar Bambang, saat memberi sambutan pada pembukaan Hari Perkebunan ke-61, di Bandung, Sabtu (8/12).

Bambang menyebutkan, tahun 2016 ekspor komoditas perkebunan sebesar Rp 341 triliun, kemudian pada tahun 2017 meningkat sebesar Rp 432 triliun, atau naik lebih dari 26 persen.

Tercatat, kontribusi ekspor komoditas perkebunan sampai dengan September 2018 sudah mencapai Rp 313 triliun.

Tantangan

Meski sub sektor perkebunan sudah mampu memberi kontribusi terhadap perekonomian nasional, Bambang me ngingatkan kepada segenap stakeholder bahwa kondisi perkebunan belumlah sempurna.

"Perkebunan dengan potensi yang begitu besar. Tapi, kita belum mampu mengantarkan perkebunan secara optimal. Setidaknya dari sisi produktivitas komoditas perkebunan masih rendah," papar Bambang.

Menurut Bambang, masih rendahnya produktivitas sejumlah komoditas perkebunan ini menjadi tantangan buat stakeholder semua.

Sebagai contoh, produktivitas kakao saat ini hanya 500-600 kg/ha. Nah, untuk mencapai produktivitas 3-5 ton/ha tentunya perlu dukungan ilmu dan teknologi.

Begitu juga untuk kelapa sawit yang saat ini sudah berhasi penyumbang devisa terbesar negara, lanjut Bambang, masih mengalamai nasib yang sama.

"Produktivitas sawit  kita  sekitar 2 ton/ha. Padahal potensinya bisa mencapai 12 ton/ha. Artinya, produktivitas sawit masih bisa  mencapai 7 kali lipat tanpa menambah areal." kata Bambang.

Bambang juga mengatakan, tantangan lainnya yang tak kalah penting yang harus dihadapi stakeholder adalah kemajuan industri dan permintaan pasar dalam negeri dan manca negara.

"Karena Indonesia punya potensi perkebunan yang besar dengan pasar luas, kami mengajak stakeholder di Hari Perkebunan ke-61 untuk membangkitkan perkebunan agar lebih maju lagi," papar Bambang.

Reporter : Indarto
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018