TABLOIDSINARTANI.COM, Cianjur --- Guna memperoleh bargaining position atau posisi nilai tawar petani, Kementerian Pertanian (Kementan) dalam hal ini Direktorat Jenderal Perkebunan akan berupaya menyatukan para petani teh agar dapat berkorporasi dengan mitra baik swasta maupun BUMN.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Kasdi Subagyono sebelum memulai acara Apresiasi dan Sinkronisasi Program Kementan 2019 di Cianjur, Rabu (20/3), menyampaikan bahwa produksi teh terbesar ada di Jawa Barat sebanyak 140 ribu ton. Angka tersebut sekitar 80% produksi nasional.
"Ini (korporasi) perlu juga ada seperti (pada) kopi itu kan luar biasa ya inovasinya hilirnya itu akan banyak sekali inovasi untuk membuat citarasa bahkan sampai specialty kalau kopi, teh mau kita buat seperti itu. Itu bisa mengangkat kopi bagian hilir," beber Kasdi.
Dirinya mengaku ingin menyatukan antara para petani teh supaya berkorporasi dengan mitra, baik itu swasta maupun BUMN. Di Permentan juga dijelaskan agar petani punya bargaining position atau posisi tawar kalau menjual dalam konteks korporasi.
"Kita tidak hanya bekerja di Hulu tetapi hilirnya banyak sekali multiplikasi pendapatan maupun peningkatan kesehatan itu dari hilirisasi dimana kita akan mendorong ke situ untuk percepatan peningkatan kesejahteraan petani teh," terangnya.
Komoditas teh akan ditingkatkan seperti kopi dari sisi daya tariknya, nilai tambahnya, daya saingnya. Prinsipnya adalah teh masih perlu ditingkatkan baik dari segi hulunya akan replanting atau dilakukan peremajaan dan polanya akan menirukan karet dan sawit.
"Kita lagi merancang soal pendanaan. Kalau kita sudah seperti sawit itu bisa memungut tetapi hasil pungutannya untuk replanting, membangun infrastruktur, peningkatan SDM, bahkan riset juga bisa dibiayai dari dari dana sawit itu. Frame seperti itu akan direplikasikan pada komoditas lain termasuk teh," paparnya.
Kasdi menegaskan Indonesia memiliki teh berkualitas tidak kalah dengan Cina hanya memang mesti ada manajemen seperti korporasi petani supaya berdaya saing dan meningkatkan daya saing.