Hama dan penyakit tanaman selama ini menjadi musuh bagi petani. Dengan kondisi iklim tropis, memang hama dan penyakit mudah berkembang di Indonesia. Namun kadang petani kesulitan menghadapi musuh-musuh tersebut.
Untuk membantu petani memecahkan masalah, terutama menghadapi hama dan penyakit yang kerap mengganggu tanaman sekelompok pemuda tani di Desa Pedeslohor, Kecamatan Adiwerna membentuk klinik tani. Klinik Tani yang diberi nama Sahabat Alam. Dibentuk pada 29 Januari 2015.
Dengan jumlah anggota 10 orang, Klinik Tani Sahabat Alam ini mengembangkan pengendalian OPT (organisme pengganggu tumbuhan) ramah lingkungan. Klinik ramah lingkungan tersebut berperan mendiagnosa OPT yang ada. Lalu memberikan resep cara pengendalian dengan program ramah lingkungan atau pengendalian hayati.
Pengendalian hayati adalah teknik pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan secara sengaja dengan memanfaatkan atau memanipulasi musuh alami. Musuh alami dapat digolongkan menjadi predator, parasitoid dan patogen.
Pengendalian hayati sangat dilatarbelakangi berbagai pengetahuan dasar ekologi, terutama teori tentang pengaturan populasi oleh pengendali alami dan keseimbangan ekosistem. Hubungan antara hama dan musuh alaminya merupakan hubungan timbal balik. Jika populasi hama meningkat menunjukkan populasi musuh alaminya rendah, sehingga tidak mampu mengendalikan populasi hama. Sebaliknya jika populasi musuh alami tinggi sedangkan populasi hama rendah, berarti pengendalian hama berjalan dengan baik.
Ketua Klinik Tani Sahabat Alam, Sunarto mengatakan, ada berapa faktor yang mendorong pengendalian secara hayati yakni adanya dampak negatif dari penggunaan pestisida yang terus menerus. Misalnya, resistensi (hama kebal terhadap suatu jenis pestisida), resurgensi (peristiwa meningkatnya populasi hama setelah hama mendapat perlakuan pestisida tertentu), letusan hama kedua atau hama sekunder semakin kelihatan.
Dampak lainnya dari penggunaan pestisida berlebihan tersebut yakni matinya serangga berguna, tertinggalnya bahan beracun pada tanaman (residu). Lebih parahnya lagi adalah terjadi pencemaran lingkungan, sehingga biaya pengendalian semakin tinggi dan keuntungan usaha tani semakin berkurang.
Dengan alasan tersebut, menurut Sunarto, Klinik Tani Sahabat Alam berupaya memperkenalkan pengendalian hayati kepada petani dengan agensia hayati. Sasaran yang ingin dicapai sesuai Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.
Beberapa produk andalan Klinik Tani Sahabat Alam adalah dari golongan Parasitoid Trychogramma sp dan Patogen Pseudomonas sp, Bacillus sp, Beauveria bassiana, Coryne bacterium dan PGPR. Beberapa produk tersebut sudah banyak dipakai petani, terutama mencegah dan mengendalikan organisme pengganggu (hama dan penyakit).
Di antara mikroorganisme tersebut dapat menyuburkan tanah dan berperan sebagai zat pengatur tumbuh (biofertilizers). Contohnya Pseudomonas sp. dan Bacillus sp. untuk mengendalikan hama ulat dari ordo Lepidoptera (kupu-kupu).
Di samping itu mikroorganisme tersebut tergolong sebagai pemacu tumbuh tanaman. Kelompok ini berkemampuan mensintesis dan mengatur konsentrasi berbagai zat pengatur tumbuh. Perannya juga sebagai biofertilizers dan juga sebagai pengendali patogen.
Minat Petani Meningkat
Sunarto mengatakan, hingga kini pesanan produk yang dihasilkan Klinik Tani Sahabat Alam ini telah mengalir, baik individu petani maupun kelompok tani di sekitar wilayah Kecamatan Adiwerna. “Tidak hanya itu pesanan juga datang dari luar daerah, seperti Kramat, Dukuhturi, Dukuhwaru dan Bumi Jawa,” katanya.
Melihat prospek ke depan dan makin tumbuhnya kesadaran petani akan kesehatan dan kualitas lingkungan hidup, ungkap Sunarto, Klinik Tani Sahabat Alam berusaha mengembangkan agensia hayati dengan jumlah yang lebih banyak. Hal ini untuk memenuhi permintaan yang makin meningkat.
Selain pembuatan agensia hayati, kegiatan lain yang dilakukan Klinik Tani Sahabat Alam adalah “ngopi”. Ngopi adalah singkatan Ngobrol Perkara Ilmu yang dilakukan satu minggu sekali setiap malam Kamis. Dalam pertemuan rutin tersebut banyak hal yang disampaikan baik tentang perkembangan klinik maupun informasi pertanian lainnya.
Sunarto mengatakan, petani yang sudah menggunakan agensia hayati racikan kliniknya mengaku mendapatkan manfaat. Misalnya, pertumbuhan tanamannya bagus serta hama dan penyakit yang ada dapat dikendalikan, sehingga hasil panennya meningkat.
Biasanya dari luasan seperempat bau atau 0,175 ha hasil panen hanya 10 kuintal. Tapi setelah menggunakan agensia hayati dapat mencapai 14 kuintal. “Untuk mendapatkan manfaat dari agensia hayati petani tidak perlu repot. Datang saja ke Klinik Tani Sahabat Alam,” kata Sunarto berpromosi. Ratuna Ratanaji (THL BP3K Adiwerna)/Yul
Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066
Editor : Julianto