Negara-negara anggota APEC (Asia and Pasific Economic Coorperation) sepakat mendorong kemitraan petani kecil dan swasta untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Kesepakatan tersebut tercapai dalam pertemuan PPFS (Policy Partnership on Food Security) di Medan yang berlangsung 22-24 Juni lalu.
PPFS merupakan salah satu forum antara sektor swasta dan pemerintah. Forum ini mendapat tugas dari APEC untuk membahas isu-isu kebijakan ketahanan pangan. Pada tahun 1999, sektor swasta melalui forum ABAC (APEC Business Advisory Council) telah membantu pemimpin APEC menyusun APEC Food Security System. Pertemuan di Medan, merupakan pertemuan kedua, setelah Januari lalu berlangsung di Jakarta.
Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian, Achmad Suryana dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Pertanian, Rabu (2/7) mengatakan, dalam pertemuan PPFS tersebut salah satu yang Indonesia usulkan adalah kebijakan untuk mengangkat peran petani kecil untuk dilibatkan dalam rantai produksi pangan. “Usulan ini mendapat persetujuan oleh seluruh ekonomi APEC,” katanya.
Selama ini Suryana mengakui, meski luas lahan tidak lebih dari 0,3 hektar (ha), peran petani terhadap kinerja pembangunan pertanian cukup besar. Di Indonesia, hampir 100% produksi tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) diproduksi oleh petani kecil dan hampir tidak ada pengusaha yang mengusahakan tanaman pangan skala luas.
Kondisi tersebut, bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga hampir sama di negara-negara Asean lainnya. Dari hasil pertemuan PPFS terungkap, rata-rata petani kecil hanya memiliki lahan sekitar 0,22 ha. Bahkan pada tahun 2020 diprediksi luas lahan petani kecil tinggal 0,18 ha.
Karena itu, negara-negara APEC sepakat melibatkan petani kecil dalam pembangunan pertanian dan menjadi fokus pemberdayaan untuk mencapai ketahanan pangan. Bahkan, dalam pertemuan PPFS sudah menghasilkan rencana jangka panjang APEC untuk ketahanan pangan hingga 2020.
“Jadi kalau petani kecil tidak diperhatikan akan sulit mencapai ketahanan pangan,” ujarnya. “Kita juga sadar petani kecil tidak bisa dihilangkan, mereka akan tetap eksis. Tapi, bagaimana caranya agar eksis petani kecil tersebut berdampak positif terhadap ketahanan pangan global, termasuk kesejahteraan dirinya. Salah satu yang akan didorong adalah kemitraan petani kecil dengan swasta,” tambah Suryana.
Editor : Ika Rahayu