Kota Bogor telah lama dikenal sebagai gudangnya inovasi pertanian. Banyak ahli yang lahir dan besar dari kota hujan ini. Menambah kokohnya inovasi pertanian disana, kini Kota Bogor punya Bogor Agro Science Techno Park (BASTP).
Menjelang Hari Kemerdekaan RI ke 73, Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan rilis BASTP di Kawasan Inovasi Pertanian Cimanggu, Selasa (14/8).
BASTP ini menambah panjang agrotechnopark yang telah dirilis Kementerian Pertanian pada beberapa daerah lainnya di Indonesia.
Berbeda dengan agrotechnopark yang sudah ada, BASTP menjadi simpul dari semua inovasi pertanian.
"BASTP jadi wujud nyata kerjasama dengan Pemkot Bogor untuk mewujudkan Bogor sebagai Kota dalam Tanam sekaligus menjadi penciri berupa riset pertanian," ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), M. Syakir.
Karenanya, kawasan akan dikembangkan secara integratif, padat teknologi pertanian, multikomoditas, mandiri dan bermanfaat bagi masyarakat.
BASTP dikemas menjadi wahana wisata ilmiah, pembelajaran teknologi unggul bidang pertanian dan penerapannya untuk mendukung pengembangan agribisnis.
"BASTP menjadi taman ilmu pengetahuan pertanian yang tidak hanya menampilkan tontonan saja, tapi juga menjadi sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaku agribisnis khususnya yang ada di wilayah Kota Bogor," papar Walikota Bogor, Bima Arya yang dihubungi Tabloid Sinar Tani Online.
Dalam BASTP, masyarakat bisa memanfaatkan berbagai layanan seperti wisata ilmiah, kunjungan edukasi (bagi pelajar dan usia dini), inkubasi bisnis pertanian, Bimbingan Teknologi, Konsultasi Bisnis Pertanian, hingga Konsultasi Kelayakan Usaha Pertanian.
Adapun kawasan yang sudah tersedia antara lain Kebun Wisata Ilmiah, TSTPN, Agrosinema, Gerai Inovasi Pascapanen, Tagrimart, Kebun Wisata Ilmiah Tanaman Obat (KWITO), dan Griya Jamu dan Spa.
Kawasan BASTP ini memiliki luas mencapai 71 ha dengan 12 institusi pertanian. Mulai dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbang TP), Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslithorti), Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun), Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP), Balai Besar Penelitian Veteriner (Balitvet), Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP), Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetika Pertanian (BB Biogen), Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBPPSDLP), Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BBPP Pascapanen), Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balitro), Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (BP Agroklimat) dan Balai Penelitian Tanah (Balit Tanah).
Bagi Anda yang tertarik dengan beragam layanan BASTP bisa langsung menghubungi Sekretariat BASTP pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP).
Sejarah Inovasi
Tonggak sejarah inovasi pertanian di Bogor diawali dari didirikannya Kebun Raya Bogor (KRB) oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Pendirian ini kemudian memicu pemerintah saat itu untuk membangun berbagai lembaga riset dan pendidikan pertanian seperti Kebun Budidaya Tanaman di Cikeumeuh tahun 1876 untuk penelitian, pendidikan dan penyuluhan.
Dari keduanya, kemudian bermunculan sekolah-sekolah pertanian hingga terbentuknya Departemen Pertanian yang kini menjadi Kementerian Pertanian.
Menariknya, sekolah-sekolah pertanian dan kebun percobaan tersebut terpusat di Kampus Penelitian Cimanggu yang saat ini dikenal sebagai Kawasan Inovasi Pertanian (Kawitan) Cimanggu.
Kawitan ini terdiri dari beberapa unit kerja penelitian dengan segala kelengkapannya seperti laboratorium, kebun percobaan serta fasilitas litbang yang didukung oleh Balai Penelitian (Balit) dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di 33 Provinsi.
Melihat sejarah penelitian dan pendidikan pertanian di Bogor, tepat kiranya Pemerintah Kota Bogor (Pemkot) bersama Balitbangtan mendirikan BASTP di Kawitan Cimanggu.
Editor : Gesha