Temu karya menjadi ajang pertemuan sesama kontak tani-nelayan untuk saling tukar menukar informasi dan pengalaman dalam rangka mengembangkan usaha tani. Begitu juga yang dilakukan petani di Kabupaten Pinrang.
Menjelang Pekan Nasional (PENAS) Petani dan Nelayan XIV yang berlangsung di Malang, Jawa Timur 7-12 Juni mendatang, petani di Kabupaten Pinrang tak mau kalah. Mereka belajar mengolah bangkai tikus menjadi pupuk organik cair (POC).
Siapa gurunya? Tak lain adalah Annas Tika, salah seorang ketua kelompok tani yang juga pengurus KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) Kabupaten Pinrang. Annas Tika yang pernah terpilih menjadi penyuluh pertanian swadaya teladan tingkat nasional 2013 menyajikan penerapan “local wisdom” terhadap inovasi pertanian dalam memecahkan masalah di tingkat petani.
Materi sajian dari perwakilan KTNA Sulawesi Selatan mengenai kearifan yang spesifik lokasi dan ramah lingkungan pada sektor pertanian. Yakni, pemanfaatan bangkai tikus menjadi POC untuk tanaman pangan dan hortikultura.
Seperti diketahui, Annas merupakan penemu dan pengelola perangkap tikus raksasa di Indonesia. Dengan penemuannya itu, Annas diberi julukan dari sejumlah pakar tikus nasional dan internasional sebagai profesor tikus.
Perangkap tikus raksasa yang dibangun secara swadaya beberapa tahun silam menyebabkan tingkat serangan hama tikus di sekitar hamparan sawahnya terus menurun. Bahkan setiap musim tanam hampir tidak terjadi serangan tikus pada radius 7-10 kilometer dari tanaman perangkap milik Annas.
Lahan sawah seluas kurang lebih 1 hektar berpagar tembok milik Annas memiliki 50 titik lubang tikus yang dilengkapi dengan bubu perangkap. Sawah tersebut bisa panen padi empat kali dalam 13 bulan dengan rata-rata produksi 8 ton/ha GKP. Sebagai lahan perangkap maka sawah tersebut satu bulan lebih awal ditanami padi dibanding lahan sawah yang ada di sekitarnya. Ketika tanaman padi yang menjadi perangkap mulai bunting maka petani di sekitar baru turun sawah karena sudah aman dari ancaman hama tikus.
Selama ini Annas mengatakan, letak sawah miliknya yang cukup strategis mengundang hama tikus karena berada dekat saluran pembuang dan kebun kelapa. Pada musim tanam April-September 2012 jumlah tikus yang masuk perangkap mencapai 10.106 ekor. Pada musim tanam Oktober-Maret lalu sudah terperangkap lebih dari sepuluh ribu ekor tikus.
Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066
Editor : Julianto