Talas selama ini menjadi icon oleh-oleh dari Kota Bogor. Bahkan di kota hujan tersebut kini berkembang produk olahan pangan berbahan baku talas yakni Lapis Bogor.
Tanaman umbi-umbian ini mempunyai potensi besar sebagai sumberdaya pangan lokal. Apalagi komoditi ini dapat tumbuh pada semua jenis tanah dengan adaptasi yang tinggi dan produktivitasnya cukup tinggi.
Tanaman ini dapat tumbuh di tanah berbatu, agroekosistem rawa, lahan berpasir, batu bertanah dan lahan kering. Tumbuhan ini juga toleran terhadap naungan (tempat teduh). Bisa juga ditanam sebagai tumbuhan selingan pada pertanian.
Sayangnya, sebagai tanaman asli tropis, talas masih dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Di wilayah pedesaan, masyarakat juga enggan membudidayakan tanaman ini, meski hanya di pekarangan rumah.
Masyarakat sebenarnya bisa memanfaatkan pekarangan sebagai sumberdaya pangan lokal, termasuk dari talas. Dengan demikian akan mengurangi ketergantungan pada pangan yang berasal dari padi. Selain itu tanaman ini tidak mengenal musim.
Talas merupakan sumber pangan penting. Selain sumber karbohidrat, protein dan lemak, talas juga mengandung beberapa unsur mineral dan vitamin sehingga dapat menjadi bahan obat-obatan. Kadar pati umbi talas 66,8% dengan kadar air sekitar 7,2%.
Pemanfaatan talas sebagai bahan pangan telah dikenal luas. Saat ini pengolahan talas kebanyakan memanfaatkan umbi segar menjadi berbagai hasil olahan. Paling populer adalah keripik talas dan susu talas. Karena itu talas mempunyai peluang besar dikembangkan.
Pengembangan talas sebagai sumber pangan lokal akan menjadi sumbangan dalam upaya pemerintah mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan. Apalagi ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras cukup tinggi. Diperkirakan konsumsi beras masyarakat Indonesia mencapai 139,15 kg/kapita/tahun.
Lahan Pekarangan
Salah satu wilayah Indonesia yang berpotensi untuk pengembangan talas adalah Kabupaten Lumajang. Di wilayah tersebut talas tersebar di berbagai agro ekosistem. Mulai dataran rendah atau tinggi. Dari lahan basah sampai kering. Berdasarkan kesesuaian argo ekosistem dijumpai beragam kultivar talas.
Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lumajang pernah memunculkan program SI GEMPAL (Aksi Gerakan Kembali ke Pangan Lokal). Program tersebut disambut kelompok wanita tani di perdesaan.
Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066
Editor : Julianto