Meski tak sepopuler kegiatan kemitraan di sub sektor perkebunan dengan pola PIRBUNnya atau sub sektor peternakan dengan PIR Perunggasan nya, namun suatu hal yang menggembirakan bahwa belakangan ini kemitraan di bidang hortikultura semakin marak dilaksanakan antara petani dengan industri pengolahan skala besar.

Terjalinnya kemitraan antara petani di dalam negeri dengan perusahaan pengolahan produk horti merupakan suatu hal yang positif dan terus didorong oleh pemerintah karena kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa petani lokal tidak perlu diragukan kemampuannya dalam memasok produk horti sesuai yang diinginkan pihak industri pengolahan.
Menurut Direktur Pengembangan Usaha Investasi, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Kementan, Jamil Musanif, terakhir dalam acara Batam Agrobusiness Matching and Expo, di Batam telah dilaksanakan penandatanganan 19 MoU kemitraan, kesemuanya di bidang horti. 
Perkembangan demikian tentu menggembirakan karena berarti semakin banyak petani yang diikutsertakan dalam pelaksanaan kegiatan lebih ke hilir yang tentunya mendatangkan nilai tambah lebih dalam pelaksanaan kegiatan bisnis hortikultura secara keseluruhan. 
Demi kelancaran pelaksanaan kegiatan kemitraan tentunya dalam hal ini petani sebagai produsen produk horti maupun perusahaan industri sebagai mitranya selanjutnya konsisten melaksanakan hak dan kewajiban masing-masing sesuai yang tertera dalam perjanjian kerjasama.
Sekretaris Ditjen P2HP, Yasid Taufik, mengemukakan bahwa maraknya kegiatan kemitraan di bidang horti tak lepas dari adanya upaya pemerintah yang mendorong ke arah itu. Pemerintah sejauh ini sudah melakukan promosi yang cukup gencar mengenai kemampuan petani di dalam negeri dalam menghasilkan produk horti yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku industri.

Untuk informasi yang lebih lengkap baca EDISI CETAK TABLOID SINAR TANI (berlangganan Tabloid SINAR TANI.  SMS ke : 0813175

Editor : Ahmad Soim