Sabtu, 20 April 2024


Indo Jarwo Transplanter dan Indo Combine Harvester Mendukung Swasembada Beras Berkelanjutan

18 Nov 2014, 22:01 WIBEditor : Kontributor

Komoditas padi merupakan komoditas pangan utama. Dalam menghadapi persoalan pangan beras yang sangat komplek, swasembada beras berkelanjutan memiliki arti penting untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Salah satu kebijakan yang dirumuskan berdasarkan analisis yang komprehensif terhadap sistem produksi beras adalah percepatan penyiapan lahan dan tanam dengan alat dan mesin pertanian (alsintan), penurunan losses panen sebesar 0,5% dan losses pasca panen sebesar 1%.

 

Serangkaian rekomendasi kebijakan lainnya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: (1) penambahan luas lahan 100.000 ha/tahun termasuk pemanfaatan lahan sub optimal seperti lahan rawa dan lahan kering, (2) peningkatan produktivitas dari 5,12 ton/ha menjadi 5,70 ton/ha dan Indek Pertanaman dari IP 1,52 menjadi 1,68 melalui perbaikan jaringan irigasi 18,8%/tahun, penggunaan pupuk berimbang sebesar 70%, penggunaan benih VUB sebesar 60%, pengendalian OPT mencapai 70%, dan peningkatan penyuluhan mencapai 50%  dari total jumlah desa, serta  penurunan tingkat konsumsi beras 1,5%/tahun.

Salah satu metode untuk meningkatkan produktivitas padi yang telah direkomendasikan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian adalah jajar legowo 2:1. Metode tersebut mampu menghasilkan jumlah populasi tanaman 213.300 tanaman/hektar atau 33,31% lebih banyak dibanding metode tanam tegel 25 cm x 25 cm, dengan populasi tanaman hanya 160.000/ha. Melalui program diseminasi inovasi teknologi jajar legowo di setiap wilayah kerja BPTP se Indonesia, sampai dengan bulan September 2013 jajar legowo telah diadopsi seluas 1.613.550 hektar. Rata-rata peningkatan produktivitas yang dicapai dengan penerapan jajar legowo adalah sebesar 13,83% dibanding dengan metode tanam tegel.

Kebutuhan tenaga kerja yang digunakan untuk mengolah tanah sawah cukup banyak yang mencapai 30% dari kebutuhan tenaga kerja tanam secara total. Selain itu waktu yang dihabiskan untuk mengolah tanah cukup panjang, yaitu sekitar sepertiga musim tanam. Kebutuhan tenaga dan waktu yang besar akan berdampak terhadap membengkaknya biaya produksi sehingga dapat mengurangi pendapatan petani.

Jika persiapan lahan ini dapat dipersingkat diharapkan musim tanam padi dapat berlangsung lebih cepat sehingga luas tanam padi bertambah. Salah satu upaya untuk mempersingkat penyiapan lahan dan tanam adalah penggunaan traktor dan alsin tanam (transplanter), yang berdampak meningkatkan efisiensi kerja, mengurangi biaya produksi dan meningkatkan hasil produksi pertanian.

Dengan pertimbangan berbagai hal di atas, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian merancang mesin tanam padi jajar legowo 2:1 yang diberi nama Indo Jarwo Transplanter 2:1. Mesin ini di samping mempercepat waktu dan menurunkan biaya tanam, mesin ini diharapkan dapat mensubtitusi  masuknya mesin tanam impor sistem tegel. Untuk menanam 1 ha bibit padi, satu unit mesin tanam Indo Jarwo memerlukan waktu sekitar 5-6 jam atau kemampuannya setara dengan 25 tenaga kerja tanam. Selain itu mesin tanam Indo Jarwo Transplanter mampu menurunkan biaya tanam dan sekaligus mempercepat waktu tanam.

Indo Jarwo Transplanter ini, juga mampu beroperasi dengan mudah pada lumpur sawah yang berat dengan kedalaman sampai 60 cm di Kepanjen, Malang. Kapasitas kerja mesin Indo Jarwo Transplanter 2:1 prototipe II yang dibuat pada tahun 2014 ini mencapai 5,2-6 jam per ha, kecepatan jalan pada saat operasional mencapai 1,5 – 2,5 km per jam.

Uji coba pada tahun 2014 telah dilakukan di Kebun Percobaan Muara (Bogor), lahan sawah petani di Kawunganten (Cilacap, Jawa Tengah), Lokasi Penas 2014 di Kepanjen (Malang) dan lahan petani Karanganyar (Sidoarjo, Jawa Timur). Demo mesin Indo Jarwo Transplanter 2:1 prototipe II di lokasi Penas 2014.

Demonstrasi Prototipe II Indo Jarwo Transplanter di lokasi Penas mendapat respon yang sangat positif dari pengunjung  dari seluruh Indonesia. Respon sangat menonjol terutama disampaikan petani di wilayah tertentu yang mengalamai kesulitan dalam mencari tenaga kerja untuk tanam. Pada saat pelaksanaan demonstrasi petani diberi kesempatan untuk mencoba mengoperasikan secara langsung di lahan sawah. Para petani diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mendapatkan informasi tentang mesin tanam tersebut. Mereka banyak bertanya, mulai dari cara membuat dan menyiapkan bibit padi, syarat lahan yang harus dipenuhi, cara kerja alsin, perawatan serta cara mendapatkan alsin tersebut.

Persyaratan bibit padi yang dipergunakan pada mesin Indo Jarwo Transplanter 2:1 adalah bibit padi yang disemaikan secara dapok (tempat pembibitan dengan ukuran lebar 18,5 cm dan panjang 56 cm). Umur bibit yang baik untuk ditanam dengan bantuan Indo Jarwo Transplanter 2: 1 adalah antara 15-20 hari setelah tebar.

Rancangan mesin Indo Jarwo Transplanter ini terdiri dari 5 komponen utama, yaitu sistem penanaman, sistem pengumpan bibit padi, sistem transmisi dan penggerak, sistem kendali dan rangka utama, serta unit pelampung. Kegiatan modifikasi, difokuskan pada bagian unit sistem penanam dan sistem pengumpan bibit, di mana bagian tersebut disesuaikan dengan jarak tanam sistem jajar legowo 2:1. Untuk bibit sangat mudah dibuat. “Bibit tidak harus dibuat di sawah, di rumah pun bisa membuat bibitnya. Itu salah satu kelebihannya”.

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

Spesifikasi secara lengkap mesin Indo Jarwo Transplanter Prototipe II, adalah sebagai berikut:

 

Deskripsi

Satuan

Tipe

Rice transplanter walking type

Model

Legowo 2:1, 20 dan 40 cm

Dimensi mesin

Panjang

 

2.480 mm

Lebar

 

1.700 mm

Tinggi

 

860 mm

Total berat

 

178 kg

Motor penggerak

Jenis

 

Motor bakar 4 langkah

Daya

 

5,5 HP

Putaran

 

3.600 rpm

BBM

 

Bensin/premium

Konsumsi BBM (max)

 

0,8 liter/jam

Transmisi                     

 

      2 maju, 1 mundur

Roda

Type

 

Besi berlapis karet

Jumlah

 

2 buah

Diameter

 

625 mm

Jarak tanam

Antar baris tanaman

 

200 mm

Legowo

 

400 mm

Dalam baris tanaman

 

100/130/150 mm

 

Jumlah alur tanam

 

4 rumpun

Syarat bibit

Metode pembibitan

 

dapok

Tebal tanah pada dapok

 

20 – 30 mm

Umur bibit

 

15 – 20 hari

Tinggi bibit

 

150 – 200 mm

Ukuran dapog (panjang x lebar)

 

180 x 580 mm

Kebutuhan dapog/ha (legowo)

 

200 buah

Kebutuhan benih/ha

 

20 kg

Syarat lahan

Penyiapan lahan

 

Pengolahan sempurna

Kedalaman lapisan keras (hardpan)/ kedalaman kaki (foot sinkage) max

 

> 400 mm

Tinggi genangan air saat tanam

 

50 – 100 mm

Unjuk kerja

Kecepatan

 

1,5 – 2,5 km/jam

Kapasitas lapang

 

5,2 – 6 jam/ha

Jumlah bibit per rumpun

 

2 – 3 tanaman

Kedalaman tanam

 

30 – 60 mm

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018