TABLOIDSINARTANI.COM, Aceh -- Lahan pertanian yang dikelola petani Aceh saat ini sangat menderita dan menunjukkan gejala sakit, karena bertahun-tahun tanah pertanian selalu kita ambil nutrisinya tanpa ada upaya pengembalian unsur hara ke dalam tanah.
Hal itu disampaikan dekan Fakultas Pertanian Universitas Abulyatama Elvrida Rosa, SP., MP, saat pemaparan materi di hadapan penyuluh di Hotel Rasamala, Banda Aceh (26/3/21).
Acara pelatihan penyegaran bagi penyuluh diselenggarakan Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, berlangsung selama lima hari. Selain dihadiri 60 peserta dari empat kabupaten, juga menampilkan beberapa narasumber yang ahli dalam bidangnya.
Elvrida yang kini tengah menyelesaikan program doktornya di Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, menjelaskan permasalahan penurunan tingkat kesuburan lahan sawah katanya disebabkan terangkut oleh panen, terbawa erosi atau aliran permukaan, dan pencucian akibat curah hujan yang tinggi.
Untuk itu, kita perlu melakukan pengelolaan kesuburan lahan secara tepat dengan cara mengembalikan residu hasil panen ke lahan pertanian, serta melakukan pemupukan yang berimbang spesifik lokasi.
BACA JUGA:
"Hal ini penting dilakukan sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan lahan petani", sebutnya.
Ia menghimbau agar masyarakat mendukung dan peduli dengan program pemerintah untuk menerapkan kembali pertanian organik.
Penggunaan pupuk organik katanya yang dikombinasikan dengan pupuk hayati akan menghasilkan pupuk yang berkualitas tinggi, sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil panen", pungkasnya.
Kasi Kelembagaan dan Ketenagaan Bidang Penyuluhan Distanbun Aceh yang juga ketua panitia Nona Evy Maulina SP, MM melaporkan bahwa pemateri berasal dari Dinas Pertanian dan Perkebunan termasuk UPTD BPSB, UPTD Proteksi, Dinas Pengairan, BPTP Aceh, Akademisi/Dosen, Dosen Poltekes, Praktisi dan tim IPDMIP Kementerian Pertanian.
Metoda pembelajaran adalah tatap muka, diskusi dan field trip ke lapangan selama dua hari.
Tujuan pelatihan kata dia selain menyamakan persepsi dan koordinasi juga meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan penyuluh sebagai katalisator pertanian di lapangan.
Pihaknya berharap acara ini bermanfaat, dan peserta agar serius dan tertib mengikutinya.
Disisi lain, Kabid Penyuluhan, Mukhlis SP., MA menyebutkan di era digital penyuluh harus adaptif dan proaktif dalam memperkenalkan teknologi pertanian kepada petani, harus bisa meyakinkan bertani itu asyik, tidak jorok dan berpenghasilan tinggi, sehingga muncul daya tarik bagi petani muda untuk terjun ke dunia pertanian.
--+
Sahabat Setia SINAR TANI bisa berlangganan Tabloid SINAR TANI dengan KLIK: LANGGANAN TABLOID SINAR TANI. Atau versi elektronik (e-paper Tabloid Sinar Tani) dengan klik: myedisi.com/sinartani/