Kegiatan konsultasi di Klinik Agribisnis di BPP
TABLOIDSINARTANI.COM, Jombang---Kedekatan penyuluh pertanian dan petani ibarat ikan dengan air yang susah dipisahkan. Keduanya memiliki tujuan yang sama untuk menyediakan pangan bagi masyarakat. Keakraban kedua belah pihak menjadi modal untuk menyelesaikan permasalahan dan menghadapi tantangan dalam usahatani.
Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur mengaktifkan klinik agribisnis untuk memperkuat pelayanan kepada petani. Sejatinya klinik agribisnis adalah layanan konsultasi untuk mendapat solusi. Apalagi semakin hari, masalah yang dihadapi petani semakin beragam. Mulai dari pra tanam dengan persiapan sarana produksi (benih, pupuk), mulai tanam (tenaga kerja, hama penyakit) sampai panen dan pasca panennya (fluktuasi harga). Belum lagi adanya perubahan iklim yang menjadi tantangan tersendiri mengingat pertanian erat kaitannya dengan musim.
Sebagai pihak terdekat dengan petani, penyuluh adalah orang pertama yang menjadi tempat berkeluh kesah mencurahkan masalah yang dialami. Penyuluh memiliki rumah sebagai pusat aktivitas kegiatan penyuluhan. Adalah Balai Penyuluhan Pertanian atau yang dikenal dengan BPP sebagai lembaga penyuluhan di tingkat kecamatan.
Sejalan dengan apa yang digagas Menteri Pertanian melalui gerakan pembaharuan pembangunan pertanian melalui Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) di Kecamatan. BPP memiliki peran yang meliputi 1) Pusat data dan informasi pertanian, 2) Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian, 3) Pusat Pembelajaran, 4) Pusat Konsultasi Agribisnis dan 5) Pusat Pengembangan Jejaring Kemitraan.
Menjawab masalah yang dihadapi petani, Dinas Pertanian memaksimalkan peran BPP sebagai pusat konsultasi agribisnis dengan membuka klinik agribisnis. Klinik Agribisnis di Kabupaten Jombang telah dilaunching Bupati Jombang pada akhir tahun 2021 di BPP Mojowarno.
Lebih dekat klinik agribisnis
Klinik Agribisnis merupakan lembaga yang berperan sebagai pemasok inovasi teknologi pertanian, menyederhanakan dan mendekatkan sumber-sumber teknologi pertanian kepada pihak yang membutuhkan. Klinik Agribisnis dibentuk untuk memberikan pelayanan informasi serta mempercepat transfer teknologi kepada petani secara efektif dan efisien. Klinik Agribisnis tidak berdiri sendiri tetapi terkait berbagai pihak dalam rangka mendukung percepatan inovasi teknologi.
Jenis layanan di klinik agribisnis yaitu konsultasi, rekomendasi, fasilitasi, mediasi/aduan, penyuluhan dan penyebaran informasi dan penanganan awal. Penyuluh memberikan pelayanan mulai hulu sampai hilir yang mencakup tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan, hama dan penyakit tanaman, perikanan, pengolahan hasil dan pemasaran hasil pertanian.
Banyaknya cakupan pelayanan yang diberikan klinik agribisnis, Dinas Pertanian menggandeng OPD lain seperti Dinas Peternakan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, POPT, Balai Balai Penelitian yang telah menandatangani perjanjian kerjasama (BALITTAS, BALITKABI, BALITJESTRO, BPTP Jawa Timur), serta Lembaga pendidikan tinggi di Kabupaten Jombang (UNIPDU, UNWAHA, STIE Dewantara, UNDAR).
Menurut Much Rony, Kepala Dinas Pertanian Jombang, klinik agribisnis menjadi pengungkit sinergisitas lintas sektor dalam membangun pertanian di Jombang. Upaya bersama dilakukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian.
Hasil produksi tanaman padi pada tahun 2021 sebesar 475.248 ton, jagung 267.396 ton dan kedelai 2.591 ton. Dengan berbagai program kegiatan yang sudah direncanakan, produksi pada tahun berikutnya akan semakin meningkat.
“Berjalannya klinik agribisnis menjadikan aktivitas BPP semakin hidup, petani dan penyuluh semakin intens untuk bertatap muka, sehingga transfer teknologi dan penanganan dini atas masalah petani dapat teratasi,” katanya.
Sementara itu, Kepala UPT Pelaksana Penyuluhan Pertanian Rudi Priono menyampaikan, adanya klinik agribisnis memotivasi penyuluh untuk lebih giat meningkatkan kapasitasnya sebagai sobat petani. Penyuluh memberikan manfaat kepada petani dengan keahliannya yang dimiliki.
Kegiatan klinik agribisnis
Terdapat lima kegiatan yakni, layanan konsultasi, mimbar sarasehan, temu teknis agribisnis, klinik bergilir dan klinik peternakan- perikanan. Dalam layanan konsultasi, penyuluh sebagai konsultan di setiap BPP akan menerima kunjungan petani selama jam kerja yang melaporkan permasalahan yang dihadapi, sehingga ada jadwal piket penyuluh.
Adapun kegiatan mimbar sarasehan dilaksanakan duamingguan di BPP secara periodik dengan menghadirkan petani. Kegiatan ini dijadwalkan untuk 306 desa se Kabupaten Jombang.
Sedangkan temu teknis agribisnis sebagai ajang kulakan informasi teknologi pertanian dari lembaga penelitian bagi penyuluh pertanian. Sekaligus menjadi kawah candradimuka untuk menggembleng penyuluh dapat memberi solusi masalah petani.
Klinik bergilir di gagas sebagai sarana silaturahmi penyuluh dan petani dengan lebih dekat mengenal potensi wilayah BPP yang dikunjungi. Mulai dari sisi keadaan wilayah, sarana prasarana pertanian, komoditas unggulan, kelembagaan petani dan potensi masalah yang terjadi. Terakhir, klinik peternakan – perikanan, kolaborasi penyuluh perikanan dan petugas peternakan mendukung pertanian terpadu disatukan dalam layanan klinik agribisnis.
Tidak cukup dengan hal itu, klinik agribisnis dilengkapi sarana dan prasarana yang menunjang untuk kegiatan konsultasi (alat uji tanah/PUTS/PUP, pH meter, Komputer, dll). Namun demikian, memang masih perlu dilakukan penambahan dan perbaikan yang memadai.
Aktivitas di klinik agribisnis dapat di monitoring dan evaluasi untuk perbaikan layanan kepada petani, sehingga mimpi mewujudkan petani mandiri, petani mulia dapat terpenuhi, dengan peningkatan produksi dan produktivitas pertanian.