Selasa, 28 Maret 2023


Anggaran Pemerintah Terbatas, Penumbuhan Penyuluh Swadaya Solusinya  

26 Sep 2022, 00:26 WIBEditor : Yulianto

Petani Milenial Didorong menjadi Penyuluh Swadaya | Sumber Foto:Dok

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Di tengah makin terbatasnya anggaran pemerintah, penumbuhan penyuluh swadaya menjadi solusinya. Karena itu, konsep pengembangan peran penyuluh swadaya melalui Pusat Pelatihan Petani dan Perdesaan Swadaya (P4S) harus menjadi penggerak pembaharu pertanian di perdesaan.

Dosen Polbangtan Bogor, Momon Rusmono mengatakan, saat ini memang sudah ada kelembagaan penyuluhan di tingkat kecamatan yakni Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan Posluhdes di tingkat desa. Namun anggaran untuk BPP, tenaga penyuluh dan infrastruktur terbatas.

Dengan keterbatasan anggaran pemerintah dalam pelatihan, kita bisa memberdayakan penyuluh swadaya untuk mengakselerasi pembangunan SDM melalui P4S. Jadi P4S penting sekali, ke depan keswadayaan menjadi skala prioritas,” kata saat Fornas P4S di Denpasar, Bali, Minggu (25/9).

Mantan Sekjen Kementerian Pertanian itu menilai, penyuluhan dari petani, untuk petani dan oleh petani lebih efektif dari penyuluh ASN. Apalagi di sisi lain ada petani yang ingin berbagi pengetahuan dan keterampilan dengan petani lainnya. Selain itu, sebagian besar petani Indonesia didominasi usia di atas 55 tahun.

Karena itu menurut Momon, regenerasi petani melalui penumbuhan P4S tidak bisa ditunda. Apalagi P4S bukan hanya pelaku utama, tapi juga pelaku usaha. Karena itu ia menilai betapa pentingnya penumbuhan pertanian swadaya.

Namun demikian, P4S ke depan tidak hanya berorientasi pada pelatihan, tapi juga sebagai penggerak pertanian di pedesaan. Bahkan Momon melihat, penumbuhan P4S harus berdasarkan komunitas dan keswadayaan.

Selain itu, lanjutnya, penumbuhan P4S sudah menjadi keharusan untuk mendukung program pemerintah, paling tidak di tingkat kecamatan. “Dengan keterbatasan anggaran, kita dorong community base agriculture. Makin banyak penyuluhan swadaya, pemerintah juga terbantu,” tuturnya.

Karena peran penting sebagai penggerak pertanian pedesaan Momon berharap kelembagaan penyuluh swadaya harus difasilitasi. Untuk itu, ke depan dalam penumbuhan P4S faktor perdesaan harus lebih ditonjolkan.

“Saya usulkan definisi P4S disederhanakan yakni menjadi kelembagaan pelatihan pertanian dan perdesaan didirikan, dimiliki dan dikelola oleh pelaku utama dan pelaku usaha secara swadaya  baik perorangan maupun kelompok.

Dalam prinsip P4S juga perlu ada definisi keswadayaan yakni mengedepankan kemampuan dari pada bantuan pihak lain. Selama ini prinsip pemberdayaan justru lebih berorientasi pada bantuan pemerintah. Padahal bantuan hanya bagian kecil saja, sebagai bonus dari kerja.

Sementara ciri P4S, bagi Momon harus memiliki kegiatan agribisnis atau usaha tani unggulan dipedesaan dan layak dicontoh oleh pelaku utama dan pelaku usaha lain. Ciri P4S lainnya yang perlu ditegaskan adalah tersedia sebagai penggerak pembaharu pertanian perdesaan di wilayah binaannya.

Dengan demikian, Momon menegaskan, P4S tidak hanya pelatihan pertanian, tapi pelatihan perdesaan. Selama ini ia menilai, P4S selalu terkonsentrasi pelatihan pertanian, tapi pelatihan perdesaan terlupakan.

“Jadi saya lebih setuju kalau penyuluh swadaya itu tidak ada bantuan fisik, tapi fasilitas pelatihan dan bimbingan. Kalau penyuluh swadaya dikasih honor, lebih baik jadi penyuluh honorer saja,” ujarnya.

 

Reporter : Julian
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018