Ngobrol Bareng Penyuluh Di Kabupaten Karawang
TABLOIDSINARTANI.COM, Karawang – Puncak El Nino yang diperkirakan terjadi pada September membuat Kementerian Pertanian terus melakukan berbagai langkah kongkrit. Salah satunya dengan menggenjot program Gerakan Nasional Antipasi El Nino.
Hal tersebut diungkapkan Kepala BPPSDMP Kementan, Prof. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. pada acara Ngobras On The Spot (OTS) dengan tema Biar El Nino Menyerang, Petani Tetap Semangat, di Karawang, Jawa Barat.
Dalam kegiatan bersama petani, penyuluh dan pemerintah Kabupaten Karawang ini, Dedi mengatakan bahwa berdasarkan data BMKG, El nino yang dimulai pada bulan Juni-Juli, masih akan terus berlangsung dan semakin kuat pada Agustus-September, hingga Oktober-November akan mulai menurun.
“ Septermber ini maksimal, nanti bulan Oktober turun melemah sampai dengan Februari, kemudian nanti Maret mulai normal lagi,” tambahnya.
Dijelaskan Dedi, karena El Nino adalah fenomena kekeringan yang diakibatnya kurangnya curah hujan secara signifikan sedangkan disisi lain sebagain besar pengairan/irigasi sawah tergatung dengan air hujan maka pada Gerakan Nasional Antipasi El Nino ada beberapa langkah yang harus dilakukan.
Mulai dari memanfaatkan sumber irigasi alternatif selain air hujan, mulai dari Sungai, air tanah dan lain sebagainya. Selain itu juga harus dilakukan diversifikasi pangan, dengan mengganti sumber pangan utama selain padi.
“ Bagaimana caranya, kita pompa air dari sungai masuk ke lahan pertanian. Atau sepetti di Karawang yang relative air tanahnya dangkal untuk disedot dan dialirkan ke lahan persawahan,” ungkapnya.
Selain ketersediaan air, Dedi mengaku untuk antipasipasi El Nino juga diperlukan perhatian khusus pada aspek pengendalian OPT. Karena serangan OPT juga menjadi salah satu hal yang hadir dari dampak El Nino.
“Alhamdulillah di Karawang karena irigasinya kelas 1-2 maka air tidak ada masalah, Namun masalah lain hadir yaitu pada serangan hama penyakit terutama wereng, tikus kemudian penggerek itu yang harus menajdi perhatian.”jelasnya.
Karena itu untuk antisipasi El Nino, pada kesempatan tersebut Dedi mengajak semua pihak baik petani, penyuluh, Pemerintah Daerah untuk bersama-sama Kementerian Pertanian mengantisipasi dapak El Nino dengan Gerakan Nasional Antisipasi El Nino.
“Ini tentu harus dilakukan bersama-sama, mulai dari identifikasi sampai dengan action. Kita tanggulangi terutama yang ada standing foodi nya harus diselamatkan, disiram melalui pompa air sungai atau air tanah. Berikutnya adalah percepatan tanamn, mumpung airnya masih ada.” ujarnya.
Sementara itu, petani Kabupaten Karawang Ir. Mulyono Machmur M.S mengatakan, dari pengalamannya menghadapi El Nino saat ini, permasalahan lain yang hadir akibat El Nino ialah serangan OPT yang menyerang area persawahannya.
Untuk menanggulangi serangan tersebut, pria yang juga Pemimpin Perusahaan Tabloid Sinar Tani ini lebih menekankan pada penanganan dengan cara nabati yang memanfaatkan kearifan lokal.
“Penanggulangan OPT lebih baik dilakukan dengan nabati yang memanfaatkan kearifan lokal yang telah terbukti bagus karena tidak merusak lingkungan. Kalau terpaksa karena serangan sudah sangat masif maka baru menggunakan pestisida itu pun tidak boleh berlebihan.” ujarnya.
Mulyono mengatakan para petani harus terus bersemangat ditengah El Nino yang menyerang, karena profesi sebagai petani adalah mulia untuk menyediakan pangan pada Masyarakat.
“Untuk penyuluh juga jangan menyerah terhadap suatu keadaan, kita sama-sama bergandengan tangan dengan petani.untuk melewati keadaan ini. Hidup jangan kendor, dan terus menatap masadepan,” ungkapnya.
Penyuluh Kabupaten Karawang, Trisna Gunawan, SP yang juga hadir dalam kegiatan tersebut menceritakan bahwa dalam menghadapi El Nino ia selalu berpesan kepada petani untuk selalu memanfaatkan sumber daya air secara efektif dan efisien.
Pengaturan penggunaan air bisa dilakukan dengan berbagai metode, mulai dari penerapan metode sistem irigasi berselang atau intermittent irrigation yang merupakan suatu konsep penghematan penggunaan air melalui pengaturan kondisi air di lahan.
Metode AWD atau pengairan basah-kering yang merupakan pengairan dengan penggenangan air terputus.
“Selain itu kita juga melakukan perbanyakan menggunakan pupuk kompos, serta yang sedang kita gencarkan penyemprotan silika. Dengan Silika tanaman akan lebih tahan terhadap cekaman hama penyakit dan tahan terhadap cekaman air.” jelasnya.
Apa yang dilakukan para penyuluh maupun petani Karawang dalam penanggulangan dampak El Nino selalu mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Karawang.
Diungkapkan Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Edi Suryana support dan dukungan Pemerintah Kabupaten Karawang terhadap pertanian dilakukan dengan berbagai kegiatan diantaranya dengan bantuan alsintan hingga penyediaan asuransi usaha tani maupun ternak.
.