TABLOIDSINARTANI.COM, Sigi---Penyuluh pertanian memiliki peranan penting dalam mengembangkan dan memajukan pertanian, terutama dalam mewujudkan pembangunan pertanian berwawasan agribisnis. Peran penting penyuluh dan petani bak mata uang yang tak bisa dipisahkan dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Nah, Jambore Penyuluh Nasional menjadi momentum mengakselerasi penyuluh untuk menuju swasembada pangan.
Penyuluh pertanian kembali menggelar Jambore Penyuluh Pertanian pasda Senin (6/11) di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Kegiatan yang berlangsung dari 5-8 November itu dihadiri setidaknya 2.000 penyuluh pertanian dan stakeholder pertanian dari berbagai wilayah Indonesia.
Saat membuka Jambore Penyuluh Pertanian, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengakui, penyuluh pertanian merupakan bagian penting dalam menggerakkan pertanian, terutama dalam meningkatkan produksi pangan menuju swasembada. Bahkan Amran menganggap penyuluh adalah pahlawan pangan dan garda terdepan swasembada.
Menurutnya, keberhasilan program pertanian, termasuk swasembada beras, salah satunya karena adanya penyuluh. Karena itu, ia meminta penyuluh tak boleh mengeluh. “Tujuan saya hadir di Jambore ini adalah bertemu dengan penyuluh. Kalau 50.000 penyuluh se Indonesia bergerak, maka persoalan pangan ke depan selesai. Dalam waktu 2-3 tahun ke depan kita bisa swasembada, tidak impor pangan,” tuturnya.
Amran mengatakan, Jambore Penyuluh Pertanian bertujuan untuk meningkatkan semangat kerja dan motivasi, serta meningkatkan keterampilan, wawasan dan jiwa diantara para penyuluh pertanian. Dalam rangka mencapai produksi padi setara 35 juta ton beras, salah satunya adalah optimalisasi penyuluh pertanian lapangan.
Untuk itu, Amran yang juga pernah menjadi Menteri Pertanian Periode 2014-2019 meminta, penyuluh harus benar-benar dekat dan menjadi pendamping petani. Penyuluh harus mampu mengantarkan dan mengawal kebijakan pemerintah dalam pembangunan pertanian sampai tingkat petani.
Penyuluh juga agar mengawal penyaluran pupuk, memastikan penggunaan benih yang bermutu, penyaluran sarana dan prasarana produksi yang lain, serta pemanfaatan asuransi pertanian.
“Kami mengajak penyuluh pertanian dan KTNA se Indonesia agar bahu membahu menaikkan produksi seperti tahun 2017 hingga 2019. Saat itu tidak ada impor beras medium dari negara lain. Nah, di tahun 2024 kita targetkan meningkatkan produksi dan tahun 2026 sudah kembali semula, swasembada," ungkapnya.
Berikutnya lanjut Amran, penyuluh dapat mendorong ekspor pertanian ke berbagai negara. Tapi dengan catatan, program harus dilanjutkan. “Tidak boleh ganti menteri, program terhenti. Program pertanian modern, bertransformasi dari pertanian tradisional ke modern. Ini berhasil kita jalankan. Dulu El Nino 2015, tapi dampaknya tidak seperti kita rasakan saat sekarang," tuturnya.
Amran menegaskan, peran dan jasa penyuluh pertanian dalam transfer teknologi dan pendampingan kepada petani sangat penting, terutama di tengah tantangan perubahan iklim. Karena itu, penyuluh pertanian harus meningkatkan kinerja dan beradaptasi dengan perubahan zaman dan tantangan yang ada. Salah satu solusinya dengan penerapan digitalisasi pertanian.
"Kita optimis bisa swasembada ke depan dengan kita optimalkan peran penyuluh. Saya mengucapkan selamat atas dilaksanakannya Jambore Penyuluh Tahun 2023 Provinsi Sulawesi Tengah ini," tegasnya.
Jambore Penyuluh Pertanian ini juga menjadi upaya membangkitkan semangat penyuluh. Baca halaman selanjutnya.