TABLOIDSINARTANI.COM, Surakarta – Teknik baru dalam penanaman tanaman buah, yang dikenal dengan Tabilasip (Tanam Biji Langsung dan Sisip), ditemukan Aris Munandar, SP, MP, Kepala Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Surakarta dari sebuah ketidak sengajaan, Aris yang bukan seorang peneliti, berhasil mengembangkan teknik tersebut berdasarkan pengamatannya terhadap kondisi di lapangan.
Aris Munandar bertanggung jawab atas pengelolaan kebun benih padi, palawija, dan hortikultura milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Kebun-kebun tersebut tersebar di beberapa kabupaten, termasuk Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri, Boyolali, Magelang, Temanggung, dan Kebumen.
Teknik Tabilasip berawal dari pengamatan Aris terhadap tanaman durian di kampung yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrem dibandingkan tanaman durian di kebun, meskipun tanaman di kebun dirawat dengan baik.
Salah satu faktor yang ditemukan adalah durian di kampung berasal dari biji yang langsung ditanam di tempat, sehingga tanaman tidak mengalami stres akibat pemindahan dan akar berkembang sempurna serta lebih adaptif terhadap lingkungan.
Uji coba teknik Tabilasip dilakukan di Kebun Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (KBTPH) Magelang dan Karanganyar, dengan hasil yang memuaskan. Melihat keberhasilan ini, Aris Munandar menetapkan Tabilasip sebagai metode untuk merehabilitasi kebun yang rusak dan mengoptimalkan kebun lain.
Program ini dikemas dalam "Gerakan Membangun Kebun Percontohan Buah Metode Tabilasip," yang telah dicanangkan di KBTPH Tawangmangu pada awal Juli lalu oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Ir. Supriyanto, SP, MP, serta dihadiri pejabat Dinas Pertanian dan Perkebunan.
Pada acara tersebut, para pejabat melakukan sambung sisip pada bibit tanaman alpukat yang telah ditanam tiga bulan sebelumnya, dengan didampingi oleh karyawan kebun yang telah terlatih.
Anggota tim teknis Tabilasip BBTPH Wilayah Surakarta, Rustam Idriyanto, SP, menjelaskan bahwa pada tahun 2024, gerakan penerapan teknik Tabilasip telah dimulai di empat kebun KBTPH.
Di KBTPH Tawangmangu, tanaman alpukat sebanyak 200 batang telah ditanam, di KBTPH Pendem ada 349 batang durian, keduanya di Kabupaten Karanganyar, sementara di KBTPH Kledung (Temanggung) ditanam 204 batang alpukat, dan di KBTPH Kaloran (Magelang) ada 70 batang durian.
Ke depan, gerakan serupa akan dikembangkan di kebun-kebun lain seperti KBTPH Tejomantri (Sukoharjo), KBTPH Tohudan (Karanganyar), KBTPH Salaman (Magelang), dan KBTPH Payaman (Magelang). Selain itu, Tabilasip juga dapat digunakan untuk menanam buah bernilai tinggi di kebun bibit padi, palawija, dan sayuran di wilayah Surakarta.
Aris Munandar optimistis bahwa dalam tiga tahun ke depan, kebun-kebun tersebut akan memberikan hasil yang bisa dinikmati. Teknik Tabilasip ini dianggap mudah, murah, dan memiliki potensi hasil yang nyata, sehingga diharapkan dapat diterapkan di kelompok tani sebagai alternatif pemberdayaan masyarakat tani.
Supriyanto, SP, MP, Kepala Distanbun Jateng, menambahkan bahwa teknik ini merupakan salah satu alternatif untuk menyiapkan bibit tanaman buah bernilai ekonomi tinggi dengan harga yang terjangkau dan adaptif terhadap lingkungan.
Dalam literatur klasik pembangunan pertanian karya Arthur Theodore Mosher, disebutkan bahwa petani akan merespon positif inovasi yang mudah dilakukan, murah, dan memberikan hasil yang nyata. Teknik Tabilasip diyakini memenuhi kriteria tersebut dan berpotensi meningkatkan kesejahteraan petani di masa depan.