Ketahanan pangan tak hanya mimpi! Kementan hadir dengan program permodalan inovatif bagi petani muda, membuka peluang besar bagi generasi penerus untuk menjadi pahlawan pangan masa depan
TABLOIDSINARTANI.COM, Bogor -- Ketahanan pangan tak hanya mimpi! Kementan hadir dengan program permodalan inovatif bagi petani muda, membuka peluang besar bagi generasi penerus untuk menjadi pahlawan pangan masa depan
Dalam rangka memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani muda, berbagai pihak aktif berkolaborasi untuk mendukung permodalan dan pengembangan sektor pertanian.
Salah satu upaya nyata adalah yang dilakukan oleh YESS PPIU Jawa Barat melalui Forum Pertanian Milenial (MAF).
Forum ini semakin menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor pertanian dengan melibatkan petani muda demi meningkatkan produktivitas pangan secara berkelanjutan.
MAF bertujuan untuk mengenalkan dan mengembangkan sektor pertanian kepada generasi muda, mendorong mereka berperan dalam menjaga ketahanan pangan serta pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana.
Salah satu kegiatan unggulannya, yang berlangsung pada Rabu (17/7/2024), menjadi wujud nyata kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam mendukung pertanian modern.
Kolaborasi lintas sektor juga tercermin dari dukungan lembaga seperti koperasi dan Pegadaian.
Latif, Ketua Pengurus KSPPS BAYTUL IHKTIAR, membagikan pengalamannya dalam membudayakan ekonomi melalui kelembagaan koperasi syariah.
Ia menjelaskan bahwa koperasi ini memiliki program khusus bagi anggota yang memiliki usaha pertanian, meliputi pendidikan, modal usaha, perumahan, aset produktif, dan sanitasi.
Dengan program ini, koperasi memberikan landasan kuat bagi petani muda untuk mengembangkan usaha mereka sesuai dengan prinsip-prinsip Undang-Undang Koperasi.
Tak hanya itu, Taufik Akbar mengupas berbagai peluang usaha rumahan yang relevan bagi masyarakat, seperti bisnis makanan sehat, dropship, desain grafis, hingga content creation.
Pegadaian turut hadir dengan program KUR Syariah 3%, yang dirancang untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM, termasuk petani muda.
Melalui program ini, peluang besar terbuka bagi mereka untuk memperluas kapasitas usaha produktif.
Dari sisi teknologi, Sanukri Nur Hindawan memaparkan penerapan teknologi budidaya cabai dalam program YESS. Melalui pelatihan semahpar yang didukung oleh bantuan tetes dan pupuk cair dari Pegadaian, program ini berhasil meningkatkan hasil panen cabai secara signifikan.
Dampaknya, jumlah petani milenial yang terlibat dalam sektor ini pun bertambah, menciptakan peluang kerja baru di bidang pertanian.
Sementara itu, Didin Syaifudin menggarisbawahi peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai pusat informasi dan inovasi.
BPP berfungsi sebagai tempat pembelajaran, pengembangan wirausaha, serta jejaring kemitraan yang mendukung kemajuan pertanian.
Dengan akses pendampingan teknologi yang tersedia di BPP, petani muda semakin mudah mengakses berbagai inovasi untuk meningkatkan produktivitas mereka.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pertanian.
“SDM pertanian harus memiliki kualitas yang mumpuni, karena merekalah tulang punggung penggerak pembangunan pertanian di masa depan,” ujar beliau.
Pernyataan tersebut sejalan dengan pandangan Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti, yang menekankan bahwa regenerasi petani sangat diperlukan.
Menurutnya, segala tantangan yang dihadapi petani muda harus diatasi dengan solusi konkret agar mereka tetap termotivasi untuk berproduksi di sektor pertanian.
Melalui sinergi yang melibatkan pemerintah, swasta, dan lembaga lainnya, MAF di Bogor menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam memperkuat permodalan bagi petani muda sekaligus memperkokoh ketahanan pangan nasional. Kerja sama ini diharapkan terus mendorong kemajuan sektor pertanian sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani muda di Indonesia.