Rabu, 14 Mei 2025


Hebat! Mahasiswa Polbangtan Kementan Jadi Garda Terdepan Perluasan Areal Tanam di Jonggol

31 Des 2024, 06:57 WIBEditor : Gesha

Program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) untuk mesin pompa air petani telah berhasil dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Wilayah XII Jonggol, Kabupaten Bogor Timur,

TABLOIDSINARTANI.COM, Bogor -- Mahasiswa Polbangtan Kementan membuktikan kepedulian mereka terhadap masa depan pertanian! Dengan semangat juang tinggi, mereka sukses mendorong perluasan areal tanam di Jonggol demi ketahanan pangan nasional.

Program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) untuk mesin pompa air petani telah berhasil dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Wilayah XII Jonggol, Kabupaten Bogor Timur, pada Jumat (22/11).

Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Pertanian, dengan tujuan mendukung efisiensi penggunaan pompa air guna mempercepat realisasi program perluasan area tanaman (PAT).  

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk penyuluh pertanian, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Pertamina, serta Kementerian ESDM.

Petani penerima manfaat tidak hanya mendapatkan bantuan berupa perangkat konversi pompa, tetapi juga pelatihan teknis tentang cara pemasangan, penggunaan, serta perawatan mesin berbasis BBG. 

Antusiasme para petani terlihat sangat jelas selama acara berlangsung.

Selain menerima perangkat konversi, mereka juga dibekali perlengkapan tambahan seperti oli dan tabung LPG untuk mendukung operasional mesin pompa air mereka.

Salah seorang petani penerima manfaat mengungkapkan rasa syukurnya terhadap bantuan ini.

“Bantuan ini memberi kami semangat baru untuk mengelola lahan lebih baik. Dengan biaya operasional yang lebih hemat, kami merasa lebih percaya diri menghadapi musim tanam mendatang,” ujarnya.

Mesin berbasis BBG dinilai lebih ramah lingkungan dan hemat energi dibandingkan mesin berbasis BBM.

Penggunaan BBG mampu mengurangi ketergantungan petani terhadap BBM yang harganya cenderung fluktuatif, sehingga memberikan kepastian biaya operasional yang lebih stabil.

Selain itu, mesin berbasis BBG juga memiliki emisi karbon yang lebih rendah, sehingga membantu mendukung upaya pelestarian lingkungan. 

“Konversi ini adalah solusi jangka panjang bagi petani untuk mengurangi beban biaya operasional sekaligus mendukung penggunaan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan,” ujar Awan Sobaran, mahasiswa Polbangtan Bogor yang turut andil dalam kegiatan ini.  

Awan bersama Muhammad Aldiki Fadholi, mengambil peran penting dalam menyukseskan program ini.

Sebagai bagian dari pengabdian masyarakat, mereka aktif membimbing petani dalam memahami cara kerja mesin berbasis BBG.

Selain itu, mereka juga terlibat dalam pelatihan teknis dan memberikan pendampingan langsung kepada petani di lapangan. 

Awan menjelaskan bahwa konversi BBM ke BBG adalah langkah strategis pemerintah untuk mendorong penggunaan energi yang lebih efisien di sektor pertanian.

“Selain membantu mengurangi beban biaya petani, program ini juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan produktivitas lahan,” ujarnya. 

Muhammad Aldiki Fadholi menambahkan, peran mahasiswa Polbangtan adalah menjadi jembatan antara teknologi modern dan petani.

“Kami ingin memastikan bahwa teknologi ini dapat digunakan secara maksimal dan berkelanjutan oleh petani. Itu sebabnya, pendampingan teknis sangat penting,” kata Aldiki.  

Program ini dirancang untuk memberikan solusi hemat energi bagi petani, terutama dalam mendukung kegiatan perluasan area tanaman (PAT).

Dengan efisiensi yang lebih baik, petani diharapkan dapat mengelola lahan mereka secara lebih optimal, meningkatkan produktivitas pertanian, sekaligus mengurangi beban biaya operasional.  

Menurut Kementerian Pertanian, program ini bukan sekadar memberikan bantuan alat, tetapi juga menjadi upaya untuk mendorong adopsi teknologi modern di sektor pertanian.

Hal ini selaras dengan visi pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional melalui inovasi teknologi.  

“Optimalisasi penggunaan pompa berbasis BBG akan mempercepat pencapaian program perluasan area tanaman. Kami berharap, program ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain untuk mengikuti langkah serupa,” ungkap seorang pejabat dari Kementerian Pertanian.  

Keberhasilan program ini tidak lepas dari sinergi berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga para penyuluh dan petani.

Pertamina sebagai penyedia bahan bakar gas juga berperan penting dalam memastikan ketersediaan LPG bagi petani.  

Dengan adanya program ini, pemerintah berharap semangat petani dalam mengelola lahan semakin tinggi.

Selain itu, penerapan teknologi hemat energi seperti mesin berbasis BBG diharapkan dapat meningkatkan kesadaran petani tentang pentingnya keberlanjutan dalam pertanian.  

Program konversi ini menjadi langkah awal yang penting bagi pengelolaan energi di sektor pertanian.

Jika diterapkan secara konsisten dan meluas, program ini berpotensi memberikan dampak signifikan bagi ketahanan pangan nasional dan kelestarian lingkungan.

Kabupaten Bogor Timur kini menjadi pionir bagi inovasi ini, sekaligus bukti nyata bahwa kolaborasi lintas sektor mampu menghasilkan solusi konkret untuk tantangan pertanian modern.

Reporter : Wisda
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018