Minggu, 18 Mei 2025


5.000 Penyuluh Dikerahkan! Kementan Gaspol Menuju Swasembada Pangan Nasional

26 Apr 2025, 13:23 WIBEditor : Gesha

Sebanyak 5.000 penyuluh pertanian dikerahkan Kementan untuk kawal Galuh LTT. Langkah ini jadi strategi gaspol menuju swasembada pangan nasional yang makin dekat di depan mata.

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Sebanyak 5.000 penyuluh pertanian dikerahkan Kementan untuk kawal Galuh LTT. Langkah ini jadi strategi gaspol menuju swasembada pangan nasional yang makin dekat di depan mata.

Lebih dari 5.000 penyuluh pertanian dari seluruh Indonesia memadati Kantor Kementerian Pertanian dalam acara Koordinasi Nasional Penyuluh Pertanian yang diselenggarakan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian RI, Sabtu (26/04). 

Sebuah momentum besar yang menunjukkan semangat kolektif untuk memperkuat langkah menuju swasembada pangan nasional.

Tak hanya yang hadir secara langsung, lebih dari 32.000 penyuluh lainnya turut bergabung secara daring. Mereka adalah barisan terdepan pembangunan pertanian yang selama ini menjadi tulang punggung di balik suksesnya program-program strategis Kementan.

Di tengah semangat yang bergelora, satu program menjadi sorotan utama yaitu Galuh LTT, Gerakan Penyuluh Mendorong Luas Tambah Tanam.

“Penyuluh adalah ujung tombak. Mereka yang memastikan program seperti Galuh LTT berjalan satu komando, satu irama,” tegas Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti. 

Program Galuh LTT tak sekadar jargon, tetapi strategi nyata Kementerian Pertanian untuk meningkatkan luas tambah tanam secara signifikan.

Mekanismenya? Setiap penyuluh wajib melaporkan capaian tanam secara harian melalui sistem e-Pusluh, paling lambat pukul 13.00 WIB, lalu diverifikasi oleh koordinator BPP sebelum pukul 14.00 WIB.

Langkah ini dirancang agar setiap perubahan kondisi lapangan, dari cuaca ekstrem hingga ancaman kekeringan  bisa segera direspons cepat dan tepat.

Bagi Santi, sapaan akrab Kepala BPPSDMP, percepatan LTT, peningkatan indeks pertanaman, dan produktivitas adalah tiga fondasi utama menuju swasembada pangan.

Dalam forum tersebut, Santi juga menekankan betapa pentingnya kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah sebesar Rp6.500/kg yang ditetapkan oleh Presiden RI.

Kebijakan ini menjadi insentif nyata bagi petani untuk terus menanam, terus panen, dan terus menyumbang untuk ketahanan pangan bangsa.

Koordinasi Nasional ini menjadi tonggak penting dalam penguatan komitmen seluruh penyuluh terhadap Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2025 tentang percepatan swasembada pangan.

Dengan sinergi program Galuh LTT dan dedikasi penyuluh, Indonesia menapaki jalan menuju kedaulatan pangan yang nyata. 

Menteri Pertanian Amran Sulaiman pun semangat Swasembada Pangan semakin dekat... 

Reporter : Nattasya
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018