Berkat kerja keras mendongkrak LTT, 10 penyuluh super ini diganjar hadiah motor langsung dari Menteri Pertanian. Bukti nyata bahwa perjuangan di lapangan tak pernah sia-sia!
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Berkat kerja keras mendongkrak LTT, 10 penyuluh super ini diganjar hadiah motor langsung dari Menteri Pertanian. Bukti nyata bahwa perjuangan di lapangan tak pernah sia-sia!
Sebanyak 10 penyuluh pertanian menerima penghargaan berupa motor dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kinerja mereka dalam meningkatkan Luas Tambah Tanam (LTT) di berbagai daerah.
Penghargaan tersebut diserahkan dalam kegiatan Koordinasi Nasional Penyuluh Pertanian yang digelar di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta.
"Ini bentuk apresiasi kami kepada penyuluh yang telah bekerja luar biasa di lapangan. Mereka membantu mempercepat tanam, meningkatkan indeks pertanaman, dan mendukung target swasembada pangan nasional," ujar Menteri Amran dalam sambutannya.
Berikut nama-nama penyuluh yang mendapatkan penghargaan:
Rizal, SP – Bone, Sulawesi Selatan
Herianto, SPMP – Muara Enim, Sumatera Selatan
Widya Dewi – Munung, Sungai Utara, Kalimantan Selatan
Rizky Hasim, SDP – Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat
Arni Uli Sofitri, SP – Lampung Selatan, Lampung
Nazarudin – Pemalang, Jawa Tengah
Deni Eka Prasetya – Subang, Jawa Barat
Fajar Yonas Susanto, SP – Malang, Jawa Timur
H. Syafutri Rahmadani, ST – Asahan, Sumatera Utara
D.H. Usman – Pidie, Aceh
Mereka dinilai berhasil meningkatkan LTT secara signifikan di wilayah masing-masing, serta aktif melaporkan capaian harian melalui sistem e-Pusluh, sesuai arahan program Gerakan Penyuluh Mendorong Luas Tambah Tanam (Galuh LTT).
Menteri Pertanian menegaskan bahwa keberhasilan program LTT tidak lepas dari peran aktif penyuluh pertanian di lapangan.
Mereka tidak hanya menyampaikan kebijakan, tetapi juga mendampingi petani dari tahap tanam hingga panen.
"Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras penyuluh yang terus mendorong petani meningkatkan produktivitas," kata Amran.
Penyuluh juga bertugas memverifikasi dan menginput data luas tanam harian ke dalam sistem digital untuk memastikan data akurat dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan cepat di tingkat nasional.
Program Galuh LTT merupakan bagian dari strategi besar Kementerian Pertanian dalam mendukung Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2025 tentang percepatan swasembada pangan.
Dalam program ini, setiap penyuluh diwajibkan melaporkan hasil luas tambah tanam setiap hari sebelum pukul 13.00 WIB, yang kemudian diverifikasi oleh koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebelum pukul 14.00 WIB.
Menteri Amran menyampaikan optimisme bahwa dengan kolaborasi aktif seluruh elemen di lapangan, termasuk penyuluh, target produksi beras nasional sebesar 32 juta ton tahun ini dapat tercapai, bahkan berpotensi melampaui target.
"Alhamdulillah, semua berjalan sesuai rencana. Penyuluh adalah ujung tombak, dan keberhasilan ini harus terus dijaga," ujar Amran.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, dalam kesempatan yang sama, juga menegaskan bahwa penyuluh bukan sekadar perpanjangan tangan pemerintah, melainkan pendamping sejati petani di lapangan.
"Semua program boleh dirancang sempurna, tapi penyuluh lah yang mengeksekusinya di lapangan. Mereka mendampingi petani mulai dari tanam hingga pascapanen," kata Sudaryono.
Ia berharap, semangat yang telah ditunjukkan para penyuluh ini bisa menjadi inspirasi bagi seluruh penyuluh di Indonesia untuk terus meningkatkan kinerja, mempercepat gerakan tanam, dan menjaga stabilitas produksi pangan nasional.