TABLOIDSINARTANI.COM - Askat (60) Ketua Poktan tani Jaya, Desa Tegal Sawah, Karawang Timur mengatakan kalau petani mau menjual sawahnya, sawah di tempatnya sudah habis. Saat ini dari luas lahan sawah di desa 833 ha, tinggal puluhan hektar saja. "Saya maunya bertahan, namun sendiri tidak bisa," kata Askat kepada tabloidsinartani.com di Karawang Timur Kabupaten Karawang Jawa Barat.
Banyak pengembang yang mencari sawah untuk dijadikan perumahan. "Satu ha sawah ditawar Rp 1,5 - 2 Miliar," ungkapnya. Namun Askat lebih memilih tetap menanami padi. "Anak saya semuanya sudah nikah, namun saya masih senang bertani," katanya.
Askat bersama 25 orang petani dengan luas lahan 32 ha membentuk Poktan Tani Jaya. Askat punya 1 ha sawah, dan sawah gadai 800 m2. Gadai sawah satu ha mencapai Rp 250 juta. Lokasi sawah sekitar 2 km dari rumah tinggal. "Ancaman petani sawah selain perumahan, juga ada npengeboran pertamina."
Baginya PPL adalah hidupnya. PPL adalah teman untu sukses bertani. "Sayang sekarang banyak PPL yang pensiun, nggak ada gantinya. Ruginya pasti, PPL rangkap rangkap," kisahnya dengan nada sedih.
Dia merasa senang dengan keberadaan PPL. "Gampangnya, kalau ada PPL, kurang air kita lapor PPL, ada penyakit kita lapor PPL, dapat teknologi baru juga dari ppl," tukasnya.