TABLOIDSINARTANI.COM, Kab.Bandung--- Petani Desa Cipeujeuh, Kec.Pacet, Kab.Bandung patut bersyukur masih bisa panen ketan hitam di musim kemarau. Ketan hitam varietas lokal yang ditanam bisa dijual dengan harga tinggi, sehingga petani mampu menuai untung Rp 56 juta/ha/musim (kotor).
"Kami dalam satu tahun bisa tanam dan panen ketan hitam 2 kali. Ketan hitam varietas lokal yang kami tanam ini bisa dipanen pada usia 5 bulan," kata Ketua Kelompok Tani Jasa Rama, Panuron Hidayat, di Kab.Bandung, Senin (23/9).
Panuron mengatakan, produktivitas ketan hitam yang ditanam sekitar 7-8 ton/ha. Kalau pada musim penghujan produktivitasnya tinggi hingga 8 ton/ ha. Ketan hitam yang sudah dipanen biasanya dijual langsung ke pedagang dengan harga Rp 8.000/kg (GKP). Apabila dikalkulasi, dengan produktivitas 7 ton/ha, petani bisa mendapatkan keuntungan tanam ketam hitam Rp 56 juta/ha/musim. "Kalau dikurangi dengan biaya produksi Rp 8 juta-10 juta/ ha, kami masih punya margin keuntungan sekitar Rp 46 juta/ha/musim (bersih)," paparnya.
Bapak empat anak ini mengaku, sangat bersyukur masih bisa tanam ketan hitam di lahan sawahnya. " Kami punya sawah 3 ha, tapi tak semuanya untuk tanam ketan hitam. Sebab, sebagian lahan sawah kami tanami padi. Perbandingannya 70% ketan hitam dan 30% padi," kata Panuron.
Menurutnya, provitas padi yang ditanam petani juga cukup bagus, antara 8-9 ton/ha. Saat ini harga jual gabah kering panen (GKP) Rp 4.600-Rp 6.000/ kg. "Sedangkan kalau dijual berupa beras Rp 10 ribu-Rp 11 ribu/ kg," ujarnya.
Kalau ketan hitam hanya dua kali setahun, lanjut Panuron, petani di sini bisa tanam padi 3 kali setahun. " Irigasinya dari air gunung. Meskipun debitnya mulai turun, kami masih bisa tanam padi atau ketan di musim kemarau," jelasnya.
Menurutnya, ketan hitam yang dipanen pertengahan September tahun ini hasil dari tanam pada April lalu. Nah, sesuai rencana setelah panen, Oktober nanti mulai tanam lagi, sehingga bisa dipanen Februari tahun depan. "Kami punya 20 anggota yang sebagian bisa tanam dan panen serempak. Tapi ada sebagian lainnya yang sudah panen atau bulan depan baru mulai panen," jelasnya.
Panuron mengaku, sejak tahun 2002 silam tanam ketan hitam dan padi. "Dari dulu ketan hitam yang kami tanam hasilnya bagus. Kalau sudah dalam bentuk beras harganya mahal antara Rp 20 ribu - Rp 21 ribu/ kg," katanya.
Ketan hitam produk petani Desa Cipeujeuh ini banyak diminati pasar lokal dan ekspor. Untuk pasar lokal, beras ketan hitam tersebut dimanfaatkan untuk bahan baku rengginan, tape, bubur dan sejumlah olahan lainnya. " Jadi, pasarnya sudah ada sehingga kami tak sulit menjualnya. Apalagi ketan hitam yang kami hasilnkan punya cita rasa khas, sehingga diminati banyak orang," pungkasnya.