TABLOIDSINARTANI.COM, Indramayu--- Pandemi Covid-19 membuat lumpuh perekonomian. Namun sektor pertanian tetap tumbuh positif, bahkan menjadi penolong perekonomian Indonesia. Seperti dirasakan Taryoto, petani dan juga seorang wirausaha bengkel alat mesin pertanian (alsintan).
Dengan bendera CV. Putri Bungsu Mandiri, Taryoto merakit alsintan, terutama power tresher. Meski pandemi menerpa Indonesia, tapi usahanya tetap berjalan, bahkan kini kebanjiran pesanan. tahun ini power tresher yang terjual mencapai 28 unit. Lebih banyak dari tahun 2019 yang hanya terjual 24 unit.
Bagi Taryoto, merakit power tresher dan perbengkelan alat mesin pertanian bukan hal yang baru. Pekerjaan tersebut sudah dilakoni sejak tahun 2014. Tiap tahunnya selalu ada peningkatan penjualan, walau hanya satu dua buah. Hal ini pertanda usahanya dibidang merakit mesin perontok diakui dan diterima petani/konsumen.
Taryoto mengungkapkan, pemasaran power tresher bukan hanya ke petani setempat, tapi juga petani lainnya di Kabupaten Majalengka, Cirebon dan Subang. “Ada juga petani dari Tangerang dan Demak yang mengetahui informasinya dari mulut ke mulut pembel,” katanya.
Soal harga, Taryoto yang mempunyai usaha di Blok Maja Desa Karanggetas Kecamatan Bangodua Indramayu ini melego harga mesin perontok ini antara Rp 22-25 juta sesuai pesanan pelanggan. Namun tergantung dari model dan tipe mesin perontok padi.
Usahanya tersebut bukan tanpa hambatan. Taryoto mengakui, masalah utama dalam usahanya ini adalah ketersedian modal yang sangat minim. Selama ini ia memanfaatkan pinjaman dari lembaga keuangan swasta. Meski mudah karena prosedurnya cepat dan tidak perlu ada jaminan, tapi jasa pinjaman yang harus dibayar besar.
Namun mulai Oktober 2020 ini berkat usaha keras dan pendampingan dari penyuluhan pertanian, Taryoto bisa mendapatkan pinjaman modal Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI Cabang Jatibarang sebesar Rp 100 juta. Pinjaman itu jatuh temponya 3 tahun dengan bunga hanya 6 persen pertahun.
Taryoto mengatakan, sejak akhir tahun 2019 dengan pengawalan dan pendampingan dari penyuluhan pertanian BPP Bangodua, dirinya mulai membenahi perusahaannya ke arah yang lebih baik agar bisa bersaing dengan perusahaan lain. Misalnya, mendaftarkan perusahaannya untuk mendapatkan ijin resmi dan akte pendirian yang legal dengan nama CV Putri Bungsu Mandiri.
Koordinator Penyuluh Pertanian BPP Bangodua, Tarminah mengatakan, produk yang dibuat Taryoto kini sedang diajukan uji kelayakan melalui Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu ke Balai Besar Mekanisasi pertanian Jawa Barat. “Untuk ijin perusahaan dan Akte Pendirian dari Dinas Perindustrian Kabupaten Indramayu sudah keluar dan pembuatannya sangat simple sekali tidak lama waktunya,” ujarnya.
Taryoto menjadi salah satu sosok petani kecil yang tidak pernah menyerah dan putus asa berusaha dibidang pertanian. Prtanian merupakan usaha mulia dan menjanjikan. Untuk itu generasi muda jangan gengsi menjadi petani.