Jumat, 19 April 2024


Yahri dan Rovi, Putra Putri Kab. Malang Bangga jadi Pengusaha Tani

06 Des 2021, 13:51 WIBEditor : Gesha

Rovi dan Yahri | Sumber Foto:Istimewa

TABLOIDSINARTANI.COM, Malang --- Berada di daerah dataran tinggi, Kabupaten Malang memiliki banyak potensi pertanian menunggu diolah putra-putri daerah. Dengan semangat menjadi pengusaha tani muda, kini banyak milenial yang semakin bangga menjadi petani milenial. Salah satunya adalah Yahri dan Rovi.

Namanya Yahri, lelaki muda berusia 29 tahun, sempat 4 tahun berjualan bakso di Jakarta, kini memantapkan diri tinggal di kampung halamannya dan menjadi salah satu pengusaha tani muda unggulan di desanya. Usaha yang digelutinya adalah ternak ayam broiler/ ayam potong.

Belum banyak pesaing memang di desanya, namun skala usahanya juga sudah cukup besar. Investasi awal untuk kandang sistem tertutup juga tidak kecil, dia harus merogoh koceknya hingga Rp 200 juta untuk kapasitas populasi ayam 8000 ekor.

Yahri melihat bahwa usahanya berjalan baik, prospektif dan sangat menguntungkan. “Saya bisa sampaikan bahwa, usaha ayam broiler ini dengan sistem kemitraan sangatlah menjanjikan. Dalam 1 periode produksi atau 40 hari saja, saya bisa bersih mengantongi keuntungan Rp 4000  per ekor, jadi dengan 8000 ekor ayam, saya bisa kantongi Rp 32 juta. Bukan itu saja, usaha yang saya lakukan ini bisa lebih mendekatkan saya dengan keluarga, orang tua, sanak saudara serta desa tercinta Sumberpetung. Jadi saya sangat menikmati usaha yang saya lakukan ini,"pungkas Yahri dengan bersemangat.

Satu lagi pengusaha tani muda perempuan dari Kabupaten Malang yang tidak kalah semangatnya adalah Roviatul Jannah. Perempuan muda dari Desa Sukowilangun Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang ini sudah menjalankan usaha selama 2 tahun berjalan atau persis dengan datangnya pandemi covid. Rovi, panggilan akrabnya masih berusia 34 tahun. Produk yang dibuat adalah aneka empon-empon instan, seperti jahe instan, temulawak instan, kencur instan dan kunyit instan.

Tidak berbeda dengan Yahri, Rovi, perempuan muda yang penuh semangat menyampaikan bahwa pandemi tidak serta merta membuat banyak orang ketakutan dan apatis dengan keadaan yang ada. “Sederhana saja jalan hidup saya, ketika kira-kira 2 tahun yang lalu, saya melihat teman saya membuat jahe instan, ketika musim awal pandemi, saya terketuk untuk mengikuti dan mencoba menjualnya kepada teman-teman dan saudara. Dasarnya saya suka berbisnis, maka saya berfikir untuk menjalankan usaha olahan aneka empon-empon instan. Jahe instan termasuk komoditas yang paling dicari selama pandemi. Saya juga membuat temulawak instan, kencur instan dan kunyit instan. Melalui grup-grup media sosial, lambat laun pelanggan saya makin banyak hingga ke Blitar dan Kota Malang," tutur Ibu muda tersebut.

Fenomena munculnya banyak pengusaha tani muda adalah fenomena yang patut dicermati. Selain itu, habitat mereka adalah di desa yang notabene makin menjadi primadona di tengah pandemi yang berkepanjangan. Sektor peternakan dan olahan pangan khususnya herbal adalah 2 sektor yang dipercaya sebagai salah satu kunci pendongkrak perekonomian di desa.

Di saat pabrik-pabrik melakukan rasionalisasi kebutuhan karyawan karena efek pandemi, maka desa bisa menjadi ‘dewa penyelamat’. Lagi pula sekarang ini adalah era keterhubungan, betapa tidak, dengan internet, medsos dan handphone semua bisa terhubung dan bertransaksi dengan sangat mudah.

Apakah Yahri dan Rovi sudah berbangga diri dengan pencapaiannya saat ini? Tidak. Yahri masih sangat muda, disisi lain kemampuan manajerialnya masih bisa ditingkatkan hingga pengelolaan ayam 20000 ekor. “Saya memiliki rencana untuk meningkatkan populasi ayam hingga 20000 ekor. Ya sederhananya adalah terus meningkatkan kualitas usaha, menabung, menambah investasi kandang, menambah tenaga kerja dan mudah-mudahan nanti jadi pengusaha yang lebih mapan”. Imbuh Yahri dengan percaya diri.

Sementara Rovi melihat bahwa kualitas produknya sudah cukup bagus, namun evaluasi dan feed back dari costumer akan menjadi evaluasi untuk perbaikan. “Saya ingin produk aneka empon-empon instan saya makin meluas pasarnya. Tentu semua tahapan harus saya lalui dengan baik. Komunikasi dengan pelanggan secara intensif melalui medsos atau secara langsung terus dilakukan. Kemasan yang lebih menarik juga sudah dipersiapkan untuk tahun mendatang. Target saya, produk aneka instan di tahun mendatang bisa menjangkau pasar Malang Raya," tutur Rovi dengan serius.

Reporter : Kiswanto
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018