Jumat, 22 September 2023


Slamet Wuriady: Puyuh, Ternak Kecil Hasilnya Besar  

08 Nov 2022, 03:14 WIBEditor : Yulianto

Slamet Wuryadi, pengelola P4S Cilangkap | Sumber Foto:Dok. Sinta

TABLOIDSINARTANI.COM, Sukabumi--Pengelola P4S bukan hanya pelaku utama dalam memberikan pelatihan, tapi juga pelaku usaha. Mereka mengelola usahanya sebagai bisnis yang menggiurkan. Bahkan berbagai inovasi lahir dari P4S.

Salah satunya, Slamet Wuriady yang kini mengelola P4S Cilangkap Sub-1 Cikembar, Sukabumi, Jawa Barat. P4S tersebut bukan hanya menghasilkan telur puyuh, tapi juga produk pangan olahan dari puyuh yang sudah dikemas dalam kaleng.

Sebagai Ketua Umum Asosiasi Peternak Puyuh Indonesia, dirinya memilih usaha ternak puyuh bukan tanpa alasan. Menurutnya, unggas lokal asli Indonesia ini memiliki berbagai kelebihan. Pertama, puyuh menjadi solusi wirausaha yang cepat menghasilkan uang.

Hitungan Slamet, dengan luas kandang 12x10 meter untuk 5.000 ekor, mampu memberikan penghasilan bersih harian sekitar Rp 400 ribu. Dengan produksi harian 10 juta butir, korporasi petani mampu menghasilkan omset harian sebesar Rp 3,5 miliar.

Ternak puyuh juga cepat menghasilkan. Dari awal menetas sampai dipelihara 45 hari, puyuh sudah mampu memproduksi telur hingga 18 bulan. Dibandingkan unggas lainnya, harga telur puyuh stabil dan belum pernah dijual dibawah BEP (break even point). “Dengan modal Rp 300 perbutir, telur puyuh bisa dijual diatas Rp. 400 hingga 1.000,” katanya saat webinar P4S: Dari Petani Untuk Petani yang diselenggarakan Tabloid Sinar Tani, Rabu (30/10).

Selain itu, permintaan masih cukup tinggi, sedangkan produksinya terbatas. Misalnya, permintaan untuk tiga provinsi Jabar, DKI Jakarta, dan Banten mencapai 16,5 juta butir/minggu. “Kami saat ini baru bisa memasok sebanyak 3,5 juta butir, sehingga masih kurang 13 juta butir/minggu,” katanya.

Keunggulan lain dari puyuh yaitu sangat minim waktu kerja. Tiap satu operator pegawai bisa mengerjakan 5.000 ekor dalam waktu 4 jam/hari dan hanya membutuhkan lahan 12x10 meter. Kelebihan ternak puyuh adalah zero waste (bebas sampah). Kotoran puyuh selain sebagai pupuk tanaman organik dapat juga dimanfaatkan untuk biogas, bahan dasar kolam dan media maggot setelah difermentasi.

“Puyuh juga sangat daptif terhadap lingkungan, karena bisa dipelihara di ujung gunung yang dingin maupun di pantai yang panas,” ungkapnya. Namun Slamet mengingatkan, ada beberapa syarat lokasi kandang puyuh yang baik. Diantaranya, terletak jauh dari lokasi peternakan ayam, akses transportasi mudah, tersedia air bersih, sirkulasi udara lancer, sinar matahari cukup dan tidak lembab, serta aman dan mudah pengawasan pemilik.

Slamet juga mengingatkan, dalam budidaya puyuh pemberian jenis pakan dan air minum harus mendapat perhatian. Begitu juga, jenis penyakit seperti snot yang kerap menyerang karena pemeliharaan tidak sesuai SOP.

Di sisi lain, Slamet menyayangkan black campaign dengan isu kandungan kolesterol telur puyuh yang tinggi mencapai 3.540. Padahal menurutnya, tidak benar. Hasil penelitian UGM, kandungan kolesterolnya hanya 252 mg. Data Balitnak Kementerian Pertanian hanya 213 ml/100 gram.

“Kandungan protein juga bisa dibilang cukup bagus yaitu 11,5, lemaknya hanya 2 dan energi sangat luar biasa. Infromasi ini akan menjadi pegangan pelaku agribisnis puyuh,” katanya. Slamet berharap tiap P4S yang sudah ada bisa menumbuhkan embrio P4S lainnya

Reporter : Herman
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018