Senin, 29 Mei 2023


Kepala Badan Karantina, Ir. Bambang, MM: Kawal Hulu-Hilir, Tugas Karantina Kian Kompleks

18 Apr 2023, 04:48 WIBEditor : Yulianto

Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Ir. Bambang, MM | Sumber Foto:Sinta

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Kementerian Pertanian telah mencanangkan Gerakan tiga kali ekspor (Gratieks) komoditas pertanian. Untuk mengawal pencapaian ekspor tersebut, Badan Karantina Pertanian (Barantan) mendapat tugas dari Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) sebagai Koordinator Patriot Ekspor.

Sejauh mana pengawal yang dilakukan Barantan? Simak wawancara tim Sinar Tani dengan Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Ir. Bambang, MM, Kamis (30/3) di ruang kerjanya.

Sejauhmana perkembangan GraTiEks hingga saat ini ?

Terkait kebijakan ekspor, Alhamdulillah Menteri Pertanian memberikan kepercayaan  kepada Badan Karantina menjadi koordinator akselerasi ekspor komoditas pertanian, menggerakkan seluruh entitas di lingkup Kementan, bagaimana cita-cita Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (GraTiEks) bisa terwujud pada akhir tahun 2024. Perkembangan sudah cukup lumayan, pada 2019 mencapai Rp 390 triliun, akhir tahun 2022 kita capai Rp 658,22 triliun, kemudian target kita Rp 1.300 triliun pada akhir tahun 2024. Betul-betul kita harus kerja keras untuk mewujudkan itu dalam waktu kurang dari 2 tahun.

Pada akhir 2022, Menteri Pertanian menerbitkan surat keputusan Patriot Ekspor untuk memperpanjang gerak langkah mencapai target itu. Dengan Patriot Ekspor, penugasan kepada Barantan itu lebih kompleks lagi, tidak hanya kegiatan hilirisasi dan fasilitas ekspor, tetapi Karantina diminta mengawal dari hulu ke hilir. Bahkan mulai dari konsesi pengembangan komoditas, persiapan lokasinya, pengembangan komoditasnya, siapa petaninya, persiapan benih, pupuk, media tanam, aspek budidaya, pemeliharaan, pasca panen sampai perjuangan perjuangan terkait negara tujuan terkait ekspor ini.

Bagaimana kolaborasi dengan Ditjen teknis terkait akselerasi ekspor produk pertanian ?

Akhir tahun 2022 kami telah mengadakan pertemuan dengan seluruh unit eselon I. Kita menyepakati tidak lebih dari dua komoditas masing-masing Direktorat Jenderal (Ditjen) teknis. Berarti ada delapan komoditas strategis yang harus menjadi fokus bersama. Jadi Karantina membantu Ditjen teknis untuk mengakselerasi ekspor komoditas. Kita tidak hanya bisa berharap pada importir atau yang akan membeli, tetapi jumlah, quantity, mutu . Komoditas yang kita pilih itu masuk dalam top 10 komoditas ekspor pertanian pertanian. Kita serahkan kepada Ditjen teknis untuk memilih komoditas yang bisa dibantu.

Apakah sudah ditetapkan masing-masing komoditasnya?

Meski banyak permintaan, untuk perkebunan telah ditetapkan pala dan kopi. Sebenarnya komoditas perkebunan yang memberikan kontribusi besar adalah sawit. Tapi tanpa kita dalami pun, akselerasi sawit oleh pihak swasta sudah kuat. Untuk tanaman pangan pilihannya kacang hijau, jagung, dan porang.

Jagung karena target swasembada, sisanya untuk ekspor karena permintaan pasar luar negeri memang besar. Porang pasar ke China juga cukup besar. Kacang hijau, selain permintaan pasar besar, minat petani menanam pun tinggi dibandingkan kedelai. Kami harapkan Ditjen teknis memberikan anggaran yang lebih besar, karena ini potensi besar.

Bagaimana dengan peternakan dan horikultura?

Untuk peternakan, pilihannya Sarang Burung Walet (SBW) dan unggas. SBW sempat terkendala saat pandemi COVID-19. Kini Pasca COVID pasar sudah terbuka lagi, dan kita harus mampu meyakinkan pasar, khususnya China untuk menjalin hubungan dagang kembali. Mereka sudah beberapa kali mengadakan pertemuan business to business dengan asosiasi sarang burung walet.

Untuk hortikultura pilihannya pada pisang, jahe, kapulaga, kunyit. Tentunya prioritas yang dibutuhkan pasar, dan melibatkan rakyat banyak. Saya sempat tawarkan tanaman hias dan manggis. Kunyit lebih ke tanaman obat untuk perusahaan jamu.

Setalah ditetapkan komoditasnya, langkag selanjutnya apa?

Selanjutnya kita berkoordinasi dengan Ditjen teknis untuk menyusun roadmap komoditas ekspor itu sampai tahun 2024 untuk mencapai Rp 1.300 triliun. Kemudian kita teruskan ke daerah sesuai lokasi pengembangannya. Pihak Barantan menggerakkan seluruh entitas yang ada di provinsi bersama Ditjen teknis. Kami sangat berkeyakinan kalau serius akan bisa terwujud. Apalagi, harga komoditi di pasar ekspor terus meningkat.

Untuk membantu layanan eksportir, adakah kemudahan dari Karantina?

Saat ini kita telah memperkenalkan indicator National Logistic Ecosystem (NLE) yang penting adalah implementasi layanan Single Submission Quarantine Customs (Kepabeanan Karantina) atau SSm QC. Layanan ini mengefisienkan proses pemeriksaan bersama beacukai dan karantina, sehingga tidak ada duplikasi kegiatan pemeriksaan fisik, baik untuk impor maupun ekspor.

Sebanyak 7 pelabuhan yang telah mendapatkan status penilaian hijau adalah Pelabuhan Cilegon, Pelabuhan Tanjung Mas, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Balikpapan, Pelabuhan Samarinda, Pelabuhan Kendari, dan Pelabuhan Makasar.  Setelah setahun mengawal implementasi layanan SSm QC, saya merasa kini teman-teman karantina dapat menjalankan tindakan karantina dengan lebih baik, lebih cepat, efektif, dan efisien.

Harapan Anda ke depan terhadap layanan perkarantinaan?

Seluruh elemen negara dan masyarakat luas ini sadar bahwa Karantina itu penting. Bila sudah terbangun seperti itu di masyarakat, maka tugas Karantina akan lebih ringan. Dalam kondisi seperti ini sudah seharusnya Barantan diperkuat. Baik dari sisi SDM, pembiayaan, kelembagaan dan infrastruktur.  

Reporter : Julian
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018