TABLOIDSINARTANI.COM, Cianjur -- Valentinus Indhiarto Aris Gunadi, atau yang biasa dipanggil Aris, memilih untuk menjadikan beternak sapi perah sebagai usaha ladang setelah meninggalkan pekerjaannya sebagai pelatih hewan di Taman Safari selama dua belas tahun. Ia memilih sapi perah karena meyakini bahwa memiliki keuntungan yang lebih besar daripada sapi pedaging.
"Saya sebenarnya generasi ketiga, tapi saat kakek dan ayah mengelolanya, terasa seperti stagnan. Meski ada keuntungan, tapi itu tidak cukup untuk memajukan bisnisnya sendiri," jelas Aris.
Aris memulai usaha beternak sapi perah dengan dua ekor sapi yang dia dapatkan dari kredit koperasi. Fokus awalnya adalah meningkatkan kualitas keturunan sapi melalui pembiakan.
Kemudian, pada tahun 2016, Aris mendirikan CV. Bambang Family Dairy untuk mengelola bisnisnya secara lebih profesional.
“Saya mengambil nama 'Bambang' dari ayah saya yang sudah meninggal, dengan harapan bahwa CV. Bambang Family Dairy ini akan terus berkembang dan memberikan kesejahteraan bagi para peternak sapi perah, baik dari hulu hingga hilir,” kata Aris.
Belajar dari pengalaman generasi sebelumnya yang kurang menguntungkan, Aris fokus mengembangkan berbagai produk olahan dari susu perahnya. "Saat ini, kami memiliki setidaknya 21 jenis produk olahan, termasuk susu kemasan, keju mozzarella, yogurt, camilan, berbagai produk kecantikan, dan merchandise," jelasnya.
Pemasaran produk telah meluas ke wilayah Jabodetabek dan luar provinsi, dengan sistem pemasaran offline dan online melalui beberapa e-commerce. "Selain penjualan produk, BFD juga menyediakan fasilitas agroedukasi dan program magang," tambahnya.
BFD telah menarik minat sekitar 25.000 pengunjung dari 900 sekolah, serta bekerja sama dengan 26 SMK dan 8 universitas untuk program magang. Mereka juga mengadakan kegiatan "BFD goes to school" sebagai bentuk edukasi dan promosi aktif.
Aris menargetkan agar BFD di Desa Sindang Jaya, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, menjadi destinasi agrowisata utama di Cianjur pada tahun 2024. "Dengan demikian, kami dapat memberikan edukasi kepada lebih banyak orang, terutama para milenial, untuk meningkatkan minat mereka dalam beternak sapi," jelasnya.
Saat ini, BFD memiliki 8 karyawan dan 17 anggota mitra yang tergabung dalam kelompok Tani Ternak Berkah Mukti.
Mereka juga sedang membangun pabrik seluas kurang lebih 2.600 meter persegi untuk meningkatkan produksi, serta memenuhi persyaratan dari BPOM. "Kami memproyeksikan lonjakan produksi hingga 1.000 liter per hari pada tahun depan," tambahnya.
BFD menerapkan konsep peternakan zero waste, dimana limbah kotoran dan air seni dari sapi dikelola dan dijual kembali sebagai pupuk kepada petani organik dan penghuni sekitar. "Namun, terkadang kami kehabisan dan harus mendapatkan dari peternak lain," ungkap Aris.