TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta--- Pandai melihat peluang pasar. Hal itulah yang menjadi alasan Riza Kamal Shadiq sukses membawa vanili tanah air mendunia. Dengan vanili kristal, Riza bisa mengangkat harta karun hijau Indonesia ini dikenal luas, sekaligus mengangkat kesejahteraan petani.
Pertemuan Riza Kamal Shadiq dengan vanili berawal dari ketidaksengajaan. Pria lulusan Wageningen University, Belanda ini ingin mengangkat nama Indonesia di kancah dunia melalui tesisnya. “Awalnya saya mau angkat cokelat/kakao. Saya dari Belanda terbang ke Indonesia tepatnya ke daerah penghasil cokelat terbesar di Mamuju, Sulawesi Barat,” ungkap Riza Kamal Shadiq, pendiri PT. Adore Rempah Indonesia (Adore Vanilla).
Namun niatnya untuk mengangkat cokelat pun berubah, setelah dirinya bertemu dengan petani vanili. Riza mendengar kabar bahwa harga vanili di pasaran sangat tinggi. Melihat hal tersebut sebagai sebuah peluang bisnis yang menggiurkan.
“Saya kaget setelah mendengar harga vanili kering mencapai Rp 5 juta. Saya yang punya insting bisnis langsung tertarik. Lalu saya memutuskan untuk mempelajari vanili. Kenapa harga semahal ini? Kalau harga semahal ini dan kosisten kenapa petaninya tidak sejahtera?” tuturnya sempat mempertanyakan kondisi harga vanili yang tak sebanding dengan nasib petaninya.
Riza yang memiliki latar belakang teknologi pangan dan jaringan global ini memutuskan untuk mempelajari vanili lebih dalam. Ia pun berkonsultasi aktif dengan profesor dari almamaternya di Wageningen yang berhasil menanam vanili di iklim tropis di dalam rumah kaca di Belanda.
Dari berbagai pengetahuan yang didapat tersebut, Riza mencoba menggabungkan dengan passion yang dimiliki untuk menciptakan vanili berkualitas tinggi. Lewat PT Adore Rempah Indonesia (Adore Vanilla), ia mencoba mengangkat vanili berkualitas tinggi dari Indonesia, sekaligus mengangkat kesejahteraan petani vanili tanah air.
Misi Bina Petani
Adore Vanilla sendiri saat ini memiliki kebun vanili di Manado, Sulawesi Utara sekaligus memiliki 100 petani binaan yang memang telah bersertifikasi organik. “Misi kita lebih ke membina petani binaan dan bekerjasama dengan 300-an petani yang memasok bahan baku vanili. Kita satu-sataunya perusahaan asli Indonesia yang punya pabrik di pusat perkebunan vanili di Indonesia,” ujarnya.
Riza menjelaskan, pembinaan yang dilakukan Adore Rempah Indonesia dalam bentuk inklusif bisnis, juga ada edukasi terkait financial, development general dan lainnya. “Kita membina petani yang biasanya sebagai pihak paling ditekan soal harga. Sedangkan ketika bicara profit pedaganglah yang merasakan terlebih dahulu,” paparnya.
Untuk menyingkirkan stigma tersebut, Riza melalui Adore Rempah Indonesia saat ini membeli vanili dengan harga tiga kali lipat lebih tinggi dari harga pembeli lokal. Tentunya petani harus bisa memasok kualitas yang bagus yaitu vanili tua di umur panen 9 bulan.
Riza mengaku pihaknya membentuk tim internal yang fokus melakukan pendekatan dan kunjungan ke petani binaan di lapangan. Cara ini dilakukan untuk memupuk kedekatan, sehingga petani mau menjadi mitra untuk memberikan vanili berkualitas dengsan usia panen maksimal.
Bagi Riza, mempertahankan kualitas merupakan salah satu kunci untuk bisa menebus produk vanili kristal ke pasar mancanegara. Karena itu dirinya selalu mengawasi dengan ketat dan menyertifikasi produknya untuk meyakinkan pasar atas kualitas produknya.
Kepada petani vanili di tanah air, Riza mengatakan, pihaknya terbuka untuk tempat belajar dan sharing pengalaman dengan petani binaan PT Adore Rempat Indonesia. Ia berharap semoga kesuksesan petani binaannya bisa menjadi contoh dan motivasi kepada yang lain agar bekerja lebih keras untuk menciptakan produksi vanili berkualitas.
Konsistensi Riza dalam mengantarkan vanili kristal mendunia membuahkan hasil. Salah satunya baru-baru ini PT Adore Rempah Indonesia memenangkan kompetisi inovasi produk organik di SIGEP 2024 yaitu pameran pastry dan gelato paling bergengsi di dunia.