Penggunaan Alsintan merupakan hal yang penting dalam proses produksi pertanian baik itu dari mulai on-farm, panen (harvesting) maupun pascapanen (off-farm).
Peran strategis mekanisasi pertanian melalui alsintan adalah proses menjadi lebih cepat, dengan pemanfaatan alsintan lebih menguntungkan karena dapat menghemat waktu pengolahan tanah, menekan biaya produksi dan masa tanamnya bisa lebih cepat, sehingga dalam satu tahun bisa dua atau tiga kali tanam. Penggunaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) di lokasi yang sesuai dapat menekan ongkos produksi , mengefektifkan waktu yang digunakan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan yang cukup tinggi. Dengan Alsintan, program pemerintah untuk percepatan tanam akan cepat terealisasi.
kelebihan alsintan ini juga perlu menuntut prasyarat kelengkapan dan kesiapan kelembagaan dan sumber daya manusia sebagai pelaku pembangunan itu sendiri. Kelompok tani dan Gapoktan sebagai penerima manfaat dari Alsintan ini haruslah di persiapkan dan dibimbing agar dapat memaksimalkan Alsintan yang diterimanya sehingga dapat meningkatkan daya saing dan perbaikan kesejahteraan petani ( kelompoknya).
Penyuluh pertanian sebagai salah satu petugas fungsional dalam lingkup SDM pertanian merupakan mitra terdepan yang berhubungan langsung dengan petani. Dalam tugasnya penyuluh pertanian diharapkan dapat membantu pelaku utama dan pelaku usaha untuk meningkatkan produktivitas usahataninya demi mencapai kesejahteraan. Pendampingan oleh penyuluh dari mulai kelompoktani / gapoktan menerima bantuan mutlaklah perlu dilakukan agar kelompok tani dan Gapoktan penerima bantuan Alsintan dapat mengoptimalkan batuan Alsintan yang diterima sehingga pendapatan ekonomi bisa meningkat.
Bentuk pendampingan yang dapat dilakukan Penyuluh pertanian dalam rangka pengoptimalan Alsintan adalah sebagai berikut :
Pertama, Pengawalan terhadap kelompok tani ketika pengajuan proposal Alsin
Penyuluh pertanian dapat mendampingi kelompok tani ketika akan mengajukan proposal pengajuan alat. Pada pertemuan kelompok tani penyuluh pertanian dapat mengawal melalui penyusunan Rencana Usaha Kelompok (RUK) dan Rencana Kegiatan Kelompok (RKK) dengan memberikan saran atau masukan alsintan apa yang diperlukan , tentu saja dengan memprioritaskan pada daerah sentra produksi tanaman pangan. Selain itu membantu kelompok tani memilih jenis Alsintan dengan mempertimbangkan kondisi lokal spesifik yang secara teknis memenuhi persyaratan untuk operasional alat dan mesin pertanian. Mempertimbangkan daerah yang tingkat kejenuhan alsin masih rendah serta memiliki komitmen yang kuat dalam mendukung program peningkatan produksi pertanian dengan melihat proposal yang disampaikan melalui Pemerintah Pusat atau Pemerintah daerah.
Kedua, Pendampingan dalam rangka meningkatkan produksi pertanian
Peran penyuluh pertanian dalam Optimalisasi Alsintan di kelompoktani dimulai dengan pendampingan agar petani melaksanakan percepatan tanam. Alsintan yang ada digunakan dengan tujuan mempercepat pengolahan tanah, penyediaan air, peningkatan indeks pertanaman, mengurangi kehilangan hasil dan kemudahan ketika panen dalam rangka efisiensi usaha tani.
Dengan pengoptimalan alsintan proses akan lebih efisien karena kebutuhan ongkos akan lebih rendah dibandingkan secara tradisional atau manual, baik untuk olah lahan maupun untuk panen. Alsintan juga menekan kehilangan hasil dan meningkatkan nilai tambah, misalnya penggunaan mesin thresser (perontok) yang efektif akan dapat menurunkan kehilangan hasil.
Ketiga, Pendampingan dalam segi Manajamen Usaha
Alat mesin pertanian (Alsintan ) yang diterima oleh kelompok tani hendaklah dapat dijadikan modal usaha / modal kerja , dengan pengelolaan yang benar kelompok diharapkan dapat memperoleh tambahan nilai ekonomi. Selama ini yang terjadi dilapangan kelompok tani belum melaksanakan pengelolaan dengan maksimal, manjerial pengelolaan alsin masih belum diterapkan, sehingga banyak sekali terjadi ketika alsintan bantuan itu rusak dibiarkan saja,salah satu alasannya karena tidak adanya kas ( dana) untuk perawatan dan perbaikan. Kejadian lainnya yang sering terjadi ketika Alsintan bantuan pemerintah datang pada satu kelompok , alsintan tersebut hanya dikuasai oleh perseorangan ( pengurus kelompok) tidak ada sama sekali pembagian tugas untuk pengelolaan, pelaporan pemasukan dan pengeluaran kepada anggota bahkan akhirnya sering muncul kelompok yang tadinya solid bahkan terjadi konflik karena kurang benarnya pengelolaan alsintan disuatu kelompok. Untuk itu peran penyuluh pertanian sebagai mitra dari kelompoktani sangatlah diperlukan, Kelompok tani perlu dibimbing dari segi manajerial pengelolaan alsin yang benar, sehingga tidak terjadi konflik antara pengurus dan anggota.
Pendampingan oleh penyuluh pertanian dapat dilakukan pada saat setelah kelompok tani manerima bantuan alsintan dalam bentuk penyuluhan atau pendampingan terhadap pembukuan kas kelompok tani, setiap pengeluaran dan pemasukan yang diperoleh dari alsintan dicatat dan dibukukan oleh pengurus, sumber permodalan usaha; promosi jasa alsintan; perencanaan usaha jasa alsintan; pengorganisasian usaha; dan kerjasama usaha/kemitraan.
Keempat, Monitoring dan Evaluasi penggunaan Alsintan di kelompok tani
Pemanfaatan alsintan di tingkat kelompok tani dilaksanakan melalui monitoring dan evaluasi agar bantuan alsintan dapat berdayaguna dan berhasil guna. Oleh karena itu diperlukan pengawalan terhadap kelembagaan petani. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi ditingkat kelompok tani dapat dilaksanakan oleh penyuluh pertanian lapangan (wilbin ) untuk mengetahui kondisi alsintan. Pengawalan pelaporan dan evaluasi alsintan bantuan dapat dilakukan pada pertemuan kelompok tani setiap satu musim tanam sehingga semua anggota kelompok tani dapat mengetahui dan mengikuti perkembangan dari pengelolaan alsin yang ada.
Selain itu adanya pengawalan bertujuan pemanfaatan alsintan digunakan secara optimal. Bila ada permasalahan dapat diketahui secara langsung dan dicari solusi terhadap penggunaan alsintan.
Hambatan
1.Kurangnya Kemampuan Penyuluh Pertanian
Kemampuan seorang penyuluh dalam melakukan kegiatan penyuluhan tidak terlepas dari berbagai faktor, baik itu faktor eksternal, maupun faktor internal. Faktor eksternal, terkait dengan kemampuan sasaran untuk menerima informasi yang diberikan oleh penyuluh, sedangkan faktor internal terkait dengan kemampuan penyuluh itu sendiri dalam memberikan informasi terbaik bagi petani dan pengguna lainnya.
Secara profesi penyuluh pertanian dituntut dapat menjadi agen perubahan dan pembaharuan di lingkungan sosial, khususnya bidang pertanian/pemberdayaan masyarakat, harus dapat berperan sebagai organisator, fasilitator pembelajaran masyarakat tani.
Dengan tuntutan tersebut seorang penyuluh pertanian haruslah mempunyai Kemampuan konseptual, Kemampuan teknikal, Kemampuan kontekstual, Kemampuan komunikasi, Kemampuan adaptif , antisipatif dan kemampuan kerja sama. Penyuluh pertanian dapat lebih maksimal dalam mengoptimalkan Alsintan di kelompok tani apabila penyuluh pertanian itu sendiri mempunyai pengetahuan yang cukup tentang Teknis dan manajemen pengelolaan alsintan sehingga dapat memberikan masukan, penyuluhan dan pengawasan terhadap pengelolaan alsintan di kelompok tani.
Kemampuan yang terbatas dari seorang penyuluh pertanian terhadap Alsintan baik itu Teknis maupun manajamen pengelolaannya menyebabkan dirinya menjadi tidak percaya diri untuk mengarahkan atau membantu kelompoktani sehingga yang terjadi adalah pembiaran dan tidak dilakukannya pengawalan ketika ada kelompoktani yang mendapat bantuan alsintan.
Untuk itu diperlukan sekali peningkatan kemampuan penyuluh pertanian dalam penguasaan alsintan terutama alsintan jenis baru baik itu secara teknis maupun manajemen pengelolaannya.
2.Kemampuan kelompok tani ( operator, Pengelola Alsin) dalam pengetahuan untuk mengoptimalkan , memanfaatkan dan merawat alsintan terutama yang berasal dari bantuan pemerintah agar umur ekonomisnya panjang masih kurang. Alsintan yang tidak dirawat akan cenderung cepat rusak dan akibat tidak optimal dalam penggunaanya alsintan tersebut tidak terpakai ( tidur) dan akhirnya rusak.
Kesimpulan
1.Peran penyuluh pertanian sangatlah strategis terutama dalam mengoptimalkan alsintan yang berada di kelompok tani. Kelompok tani sebagai sasaran kerja dan mitra dari penyuluh pertanian merupakan subjek yang mendapat bantuan Alsintan.
2.Pendampingan dan penyuluhan tentang optimalisasi Alsintan oleh Penyuluh pertanian dapat membentuk kelompok tani yang kuat secara komitmen dalam mengoptimalkan alsin bantuan yang diterima dibandingkan dengan kelompok tani penerima bantuan yang tidak didampingi (dibiarkan) oleh penyuluh pertanian
3.Pengelolaan manajemen Alsintan yang baik dapat memberikan keuntungan bagi anggota dan dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya secara ekonomi.
Susilowati ( Penyuluh Pertanian Muda) Bp3K Cisaat Kab.Sukabumi