TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Fluktuasi produksi jagung dalam setahun membuat industri pakan ternak kerap kesulitan untuk mendapatkan pasokan bahan baku. Tapi ditangan Dean Novel, seorang agropreneur asal NTB, petani bisa panen sepanjang tahun.
Apa yang dilakukan petani muda ini? Dalam satu diskusi di Jakarta membahas kondisi perjagungan nasional, Dean mengatakan, dirinya menyatukan petani dalam satu kelembagaan dalam wadah koperasi yang berbentuk koperasi syariah. Koperasi tersebut menangani dari hulu hingga ke hilir.
Di bagian hulu, dirinya melakukan kemitraan budidaya dan pendampingan lapangan. Di bagian hilir, dibangun pasca panen, gudang dan pemasaran. Sementara bagian tengahnya, dikembangkan jasa mekanisasi budidaya dan panen, serta trucking.
“Saat ini yang kami kembangkan di NTB, budidaya jagung tidak ikuti atur pertanaman yang pemerintah tetapkan, sehingga jagung selalu ada stoknya sepanjang tahun,” kata Dean.
Apa yang dilakukan Dean memang tidak dalam jumlah atau skala besar. Petani dibuat pergrup yang dibagi dalam blok pertanaman. Lalu pertanaman diatur. Misalnya, blok pertama mulai tanam, maka blok selanjutnya akan tanam pada hari yang berbeda. “Jadi petani kita atur mulai jagung baru tanam hingga panen, sehingga terjadi sustainable stok,” ungkapnya.
Dalam kemitraan dan pendampingan, kata Dean, pihaknya melakukan sistem laku tani. Karena bentuknya syariah, tidak memberlakukan bunga. Petani dibantu sarana produksi yang besarnya sekitar Rp 5 juta/ha, nantinya dari hasil panen dipotong untuk bayar hutang. “Tapi kami juga memberikan panduan budidaya agar petani berhasil. Benih yang diberikan petani juga disesuaikan dengan iklim saat tanam,” ujarnya.
Dari pengalaman selama ini, produktivitas tanaman petani mencapai 10 ton/ha, bahkan ada yang 13 ton/ha. Faktor tingginya produktivitas, karena petani diberikan benih unggul yang harganya Rp 75 ribu/kg. “Beda dengan benih bantuan kepada petani selama ini yang hanya Rp 45 ribu/kg,” katanya.
Bukan hanya menghasilkan jagung pipilan, Dean yang kini memiliki usaha bernama DNA (Dean Noval and Agronomist) itu mengatakan, dirianya juga mengolah limbah jagung yang kini sudah diekspor ke Korea dan Jepang. Yul