Bupati Bulukumba Hadiri Penanaman Perdana Demplot Bulukumba
TABLOIDSINARTANI.COM, Bulukumba --- Dorong pertanian organik modern di Kabupaten Bulukumba, Pemerintah Kabupaten Bulukumba melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) melakukan ujicoba penanaman benih padi dengan menggunakan tranplanter dan pupuk hayati pada Demplot seluas 2 hektar di Desa Topanda Kecamatan Rilau Ale.
Sebagai mata pencaharian utama sebagian besar masyarakat Bulukumba, sektor pertanian memang mendapatkan perhatian khusus. Diungkapkan Bupati Bulukumba, Muchtar Ali Yusuf, Sektor pertanian merupakan sektor unggulan yang akan digenjot selama pemerintahannya. Ia belajar dari pengalaman di awal masa pandemi, pertumbuhan ekonomi Bulukumba masih pada angka positif bukan minus meski terjadi penurunan angka yang sangat drastis.
Sekitar 70% masyarakat Bulukumba masih memilih sektor pertanian sebagai mata pencahariannya. Karena itu sektor pertanian inilah yang menopang perekonomian Bulukumba sehingga tidak anjlok sampai minus sebagaimana terjadi di daerah lain.
Sebagai Bupati, Andi Utta yang menghadiri tanam perdana Demplot di Desa Topanda, mengaku sangat tertantang untuk meningkatkan dan mengembangkan sektor pertanian. “Ini misi saya datang ke Bulukumba, bagaimana sektor pertanian bisa mensejahterakan masyarakat. Saya tidak bangga jadi Bupati jika ekonominya kita (masyarakat) tidak menjadi lebih baik,” kata Bupati berlatar pengusaha ini.
Olehnya itu, Andi Utta meminta para petani dan kelompok tani untuk tetap optimis bekerja dan berusaha serta selalu melakukan inovasi di bidang pertanian.
Di lokasi Demplot, Kabid Tanaman Pangan, Nurjasman menyebut selain melakukan ujicoba penggunaan pupuk hayati, pihaknya juga memperkenalkan penggunaan alat tanam transplanter.
“Petani melakukan ujicoba penggunaan pupuk hayati merek Green Fertilizer guna meningkatkan produksi hasil tanaman padi. Untuk mempercepat pelaksanaan penanaman padi, para petani juga menggunakan alat tanam transplanter” ujarnya.
Alat ini memiliki kelebihan karena lebih efisien dan efektif, tidak membutuhkan tenaga dan waktu yang banyak, serta memiliki jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi penanaman yang seragam. Namun biasanya penggunaan alat transplanter, lanjut Nurjasman digunakan pada areal sawah yang petakannya lebih luas.
“Jarak tanamnya juga sudah otomatis menerapkan system Legowo 21 sebagaimana yang telah dianjurkan,” kata Nurjasman.
Terkait penggunaan pupuk hayati di lokasi Demplot tersebut, sebagai upaya memperkenalkan atau mempromosikan model pertanian organik sehingga mengurangi tingkat ketergantungan pada penggunaan pupuk kimia.
“Pertanian kita sudah mengarah ke pertanian organik karena lebih ramah lingkungan,” imbuh Nurjasman.
Dengan adanya Demplot tersebut, Bupati Bulukumba, Andi Utta berharap lahan Demplotnya nanti harus lebih luas lagi sampai 100 hektar.