Petani sedang menyemprot pestisida
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Berkecimpung dalam dunia pendalian hama dan penyakit tanam lebih dari 150 tahun. Berdiri 1865, BASF sebagai pelopor inovasi dalam industri pertanian, berupaya mencegah resistensi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang menjadi ancaman serius bagi pertanian. Untuk itu, BASF fokus pada pendampingan petani dalam penggunaan pestisida yang benar.
“Perubahan iklim adalah salah satu tantangan terbesar di zaman kita, yang hanya dapat kita atasi dengan kolaborasi. Setiap orang yang terlibat dalam pertanian perlu bekerja sama – petani, industri, akademisi, produsen makanan, pengecer, dan masyarakat sipil. Kami di BASF berada dalam posisi yang unik untuk mendukung petani di sepanjang rantai nilai – melayani industri pertanian, pangan dan pakan – untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara memberi makan populasi yang terus bertambah, melindungi planet kita dan memastikan bahwa petani dapat mencari nafkah.”
Kutipan President of BASF's Agricultural Solutions Division, Livio Tedeschi, menurut Product Development Manager PT BASF Indonesia, Rokhani Widodo menjadi bentuk komitmen BASF dalam mendukung pertanian dunia, termasuk Indonesia di tengah perubahan iklim yang terjadi saat ini. Salah satu yang menjadi hambatan peningkatan produksi adalah gangguan hama dan penyakit.
Di sisi lain, pertumbuhan populasi dunia meningkat tajam. Diperkirakan saat ini populasi manusia sebanyak 8,5 miliar jiwa dan tahun 2050 diperikirakan mencapai 10 miliar jiwa. Pada tahun 2050 tersebut, dunia harus mampu memproduksi 50 persen lebih banyak dari jumlah yang ada saat ini. ”Artinya produktivitas akan menentukan kecukupan pangan, pakan dan energi,” kata Rokhani.
Dalam upaya mendukung peningkatan produksi, Rokhani mengatakan, BASF Global tidak hanya berinvestasi di pertanian dengan produk-produk perlindungan tanaman seperti pestisida, tetapi juga pestisida nabati, agensia hayati, hingga bioteknologi benih.
Seperti diketahui permintaan produksi pertanian diproyeksikan meningkat seiring pertumbuhan populasi dunia, sehingga untuk memenuhinya, membutuhkan inovasi yang bisa meningkatkan produksi pertanian.
“BASF secara global menawarkan solusi pertanian yang lebih komprehensif. Tidak hanya perlindungan tanaman (crop protection). Tetapi kita sudah berinovasi di banyak segmen,” kata Rokhani. Misalnya dalam digital farming, dengan aplikasi Xarvio untuk mengidentifikasi OPT. Kemudian ada smart spraying yang bekerjasama dengan BOSCH untuk produk pertanian di Jerman dan Hungaria.
BASF bersinergi menghasilkan teknologi untuk membuat penggunaan pestisida lebih efisien dan menghemat 70 persen melalui smart spraying. Dengan demikian, pestisida hanya disemprotkan di area dimana gulma atau OPT ditemukan.
Kemudian, BASF juga berinovasi di benih hortikultura (sayuran) dan tanaman padi yang tahan herbisida dan sifat unggulan lainnya. “Kita menyebutnya, Provisia System yakni benih padi kita tahan dengan herbisida tertentu,” tuturnya.
BASF global pun berinovasi pada fungsional crop care management mulai dari inovasi pengelolaan Tanah (soil management dengan inovasi Limus), peningkatan vigor tanaman (seed solution) dengan produk Insure® Max agar vigor tanaman terlihat lebih baik dan tahan bulai, agensia hayati dengan mereka Nodulaid®, hingga inovasi AgCelence® yang tidak hanya berperan dalam pengendalian penyakit tetapi juga daya tahan pada lingkungan ekstrim.
Seperti apa pendampingan yang dilakukan BASF? Baca halaman selanjutnya.