Senin, 04 Desember 2023


Petani Juwiring Gotong Royong Pelihara Saluran Irigasi Bendung Bagor Demi Sawah Selalu Basah

05 Sep 2023, 11:03 WIBEditor : Gesha

Saluran irigasi dari Bendung Bagor Klaten | Sumber Foto:Istimewa

TABLOIDSINARTANI.COM, Klaten -- Petani dari tujuh desa yang bersatu di Klaten, dengan semangat gotong-royong, bersatu tangan dalam memelihara saluran irigasi di Bendung Bagor, terletak di Desa Juwiring, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten.

Langkah kolaboratif ini menjadi benteng pertahanan mereka untuk menjaga persawahan tetap hijau, mencegah kekeringan, dan memelihara sumber air yang sangat berharga.

Ketua Forum Relawan Irigasi (FRI), Sumartono, menyoroti permasalahan awal yang dihadapi para petani di wilayah hilir Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Pusur, dimana banyak dari mereka awalnya kesulitan mendapatkan pasokan air.

Masalah ini muncul karena petani di tujuh desa di Kecamatan Juwiring dapat dengan bebas mengendalikan saluran air di Bendung Bagor, yang menyebabkan ketidaksetaraan dalam distribusi air irigasi.

Dalam mengatasi kondisi tersebut, pabrik AQUA Klaten yang bermitra dengan Gita Pertiwi berinisiatif memfasilitasi pembentukan Forum Relawan Irigasi (FRI).

Forum ini bertujuan untuk mendukung pengaturan air dari Bendung Bagor sehingga air dapat terbagi secara merata ke semua lahan pertanian yang ada di Juwiring. Hal ini merupakan langkah positif dalam menjaga keseimbangan distribusi air dan mendukung pertanian lokal.

Forum Relawan Irigasi (FRI) yang telah aktif hampir dua tahun ini merupakan wadah partisipatif yang melibatkan berbagai unsur, mulai dari petani pengguna air, camat, hingga kepala desa di Kecamatan Juwiring. Setelah pembentukannya, semua pihak sepakat untuk merawat jaringan saluran irigasi, terutama di daerah irigasi Bagor.

Selain itu, ada kesepakatan untuk menangani keluhan petani secara swadaya dan gotong-royong dengan melibatkan tujuh desa. Ini juga membantu petani menghemat biaya pengairan yang sebelumnya cukup tinggi, dengan biaya bahan bakar mesin pompa bor yang selama bertahun-tahun digunakan untuk pengairan sawah.

Inisiatif ini dianggap sebagai solusi yang sangat diperlukan untuk menjaga pertanian Klaten, yang merupakan sentra padi terkenal di Jawa Tengah.

Pengelolaan Kolaboratif

Sebelumnya, sudah ada Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) di tingkat desa dan Gabungan Paguyuban Petani Pengguna Air (GP3A) dari tujuh desa yang sudah beroperasi selama puluhan tahun. 

Akan tetapi, menurutnya, di dalamnya memang hanya berisikan petani pengguna air saja. Apalagi selama ini banyak persoalan yang terjadi di tingkat desa. Di mana, desa sendiri tidak mengurus saluran air tersiernya atau petak-petak sawah. Akibatnya, suplai air dari saluran induk sangat kecil karena petaninya malas untuk mengurus dari saluran irigasi.

Namun, sejak pembentukan FRI, saat musim kemarau tiba, hanya beberapa petani di Desa Bulurejo yang menggunakan pompa untuk mengambil air. Sementara di Desa Kaniban, para petani juga aktif dalam membersihkan saluran tersier.

Tidak hanya membersihkan sedimentasi, mereka juga memperbaiki plengseng yang rusak, menjadikannya lebih kuat dan lebih fungsional. Ini berarti, meskipun FRI baru berdiri selama hampir dua tahun, dampak positifnya sudah terasa oleh para petani.

Pembentukan Forum Relawan Irigasi (FRI) telah dilegalisasi melalui peraturan bersama (Perkades) yang melibatkan tujuh desa, yaitu Desa Pundungan, Juwiring, Bulurejo, Kwarasan, Kaniban, Tanjung, dan Bolopleret. Perkades ini bertujuan untuk mengelola saluran irigasi secara kolaboratif.

Dalam Perkades bersama tersebut, telah diatur berbagai aspek, termasuk pemberian hak kepada setiap desa untuk mengelola saluran irigasi, termasuk tugas membersihkan sedimen dan sampah di saluran irigasi primer, sekunder, dan tersier.

Hal ini bertujuan untuk memastikan distribusi air yang merata hingga ke wilayah hilir yang memiliki panjang saluran sekitar 3,6 kilometer. Ini adalah langkah yang penting untuk menjaga ketersediaan air yang baik bagi pertanian di daerah tersebut.

Dalam Perkades tersebut, juga diatur agar setiap desa memberikan dukungan finansial kepada Forum Relawan Irigasi (FRI) setiap tahunnya. Ini bertujuan untuk mendukung pengelolaan saluran irigasi yang melintasi ketujuh desa tersebut.

Akibat dari langkah-langkah ini, petani sekarang dapat merasa lebih yakin bahwa mereka akan memiliki akses yang stabil ke air untuk mengairi lahan pertanian mereka, bahkan selama musim kemarau. Hal ini merupakan hasil kolaborasi yang efektif antara pemerintah desa, petani, dan FRI.

 

Reporter : Nattasya
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018