TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Plt. Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi akan segera memastikan program percepatan ketersediaan pupuk dalam waktu dekat untuk mengejar musim tanam di akhir tahun 2023.
Plt. Menteri Pertanian yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, telah mengungkapkan sejumlah program yang akan dipercepat dalam waktu dekat. Menurutnya, Presiden Joko Widodo telah memberikan sejumlah tugas penting yang harus dilaksanakan olehnya sebagai Plt. Menteri Pertanian.
Arief menyatakan bahwa saat ini fokus utamanya adalah mempercepat persiapan untuk Musim Tanam I (MT1) yang berlangsung dari bulan November hingga Maret. Salah satu aspek yang sangat ditekankan adalah ketersediaan pupuk kepada para petani. "Jadi, saya saat ini sedang memperhatikan secara detail mengenai ketersediaan pupuk," ujar Arief.
Arief berkomitmen untuk memastikan bahwa semua 26.000 outlet yang dimiliki oleh Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) di seluruh Indonesia akan memiliki pasokan pupuk yang mencukupi, baik itu pupuk komersial maupun pupuk subsidi. "Dalam segala kondisi, saya akan mengendalikan agar pasokan pupuk selalu tersedia," tegas Arief.
Dia juga mengungkapkan bahwa dia terus berkoordinasi erat dengan semua jajaran eselon 1 dan eselon 2 di Kementerian Pertanian untuk mengambil langkah-langkah cepat dalam merealisasikan program Kementan ini. "Saya sedang mencari solusi cepat dalam 3 bulan. Dalam dua hari terakhir, saya telah meminta semua staf untuk mempersiapkan tindakan secara detail, dan saya akan memantau pelaksanaannya satu per satu," ujarnya dengan penuh semangat.
Arief telah menekankan pentingnya peran dan fungsi Kementerian Pertanian yang berfokus pada produksi pangan dalam memperkuat tata kelola pangan nasional. Sebagai Plt. Menteri Pertanian, fokusnya adalah meningkatkan produksi pangan, dan ia berharap agar sisa anggaran Kementan tahun 2023 dapat dialokasikan untuk mempercepat program dan kegiatan yang bertujuan meningkatkan produksi pangan.
Arief juga menekankan bahwa implementasi program tersebut harus transparan dan akuntabel, sehingga dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Dia memahami bahwa masyarakat sangat mengharapkan Kementan untuk menggenjot produksi pangan nasional, terutama dalam menghadapi persiapan musim tanam yang akan datang pada bulan November dan Desember.
Lebih lanjut, Arief percaya bahwa ketahanan dan kedaulatan pangan dapat tercapai melalui peningkatan produksi pangan dalam negeri, terutama ketika menghadapi tantangan dari alam seperti fenomena El Nino. "Kita selalu optimis bahwa Indonesia masih memiliki peluang besar di sektor pertanian nasional, mengingat negara kita kaya akan potensi dan sumber daya alam yang melimpah," katanya dengan keyakinan.