TABLOIDSINARTANI.COM, Boyolali --- Perkenalkan berbagai varietas padi unggul, Kementerian Pertanian menggelar Display Varietas Padi di beberapa daerah. Dalam satu lokasi, ditanam 10 variestas unggul yang bisa dilihat perkembangannya langsung oleh para petani di lapangan.
Petani di kelompok tani Cipto Husodo desa Duwet kecamatan Wonosari, Klaten takjub menyaksikan sepetak tanaman padi yang terhindar dari serangan burung, walau gabah pada malai padi telah menguning bernas. Malai-malai padi tersebut seolah dilindungi oleh tombak-tombak runcing yang mencegah burung hinggap disana. Tanaman padi yang “sakti” itu ternyata adalah padi varitas Inpari 42 dan Inpari 33 yang mempunyai daun bendera tegak, sehingga dapat “melindungi” malai dari serangan burung.
“Demikian pula petani di kelompok tani Sri Rahayu desa Sidorejo kecamatan Kedung tuban, Blora. Mereka membuktikan sendiri bahwa padi varitas tersebut tetap bertahan dan panen, ketika padi disekitarnya rusak terserang hama beluk” ungkap Penyuluh Pertanian senior di Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah Maryoto,SP. selepas kunjungan kerja mendampingi petugas dari Ditjen Tanaman Pangan, dalam rangka evaluasi Display Varietas Padi.
Banyak hal menarik dalam kunjungan kerja, yang mengambil sample di kabupaten Klaten, Boyolali dan Sukoharjo, beberapa waktu lalu.
Sementara itu Ketua kelompok tani Cipto husodo, Eko Supriyanto, mengatakan bahwa para petani anggota kelompok maupun petani yang lewat, sering berhenti dan memperhatikan keragaan display varitas padi, yang baru pertama kali ada didesa mereka.
“Satu-persatu petak dicermati betul, ada 10 varitas yang ditanam pada lahan seluas 1 Ha. Masing-masing berbeda keragaan, umur,potensi produksi dan ketahanan terhadap hama penyakit padi” katanya.
Eko menambahkan petani terkesan dan tertarik dengan varitas padi hibrida Intan 602 dan Mapan P-05 karena produktivitas dapat mencapai 13 ton GKP per Ha.
“ Teman-teman saya ini juga suka dengan varitas Inpari 42 dan Inpari 33 karena aman dari serangan burung.” ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskan Eko, petani juga tetap menyukai varietas Srinuk yang merupakan varitas Unggul Lokal Kabupaten Klaten dan telah di rilis Kementrian Pertanian, karena mudah perawatan dan produksi tinggi.
Tak jauh berbeda, tanggapan para petani di kelompok tani “Ngesti Lestari di desa Kragilan kecamatan Mojosongo kabupaten Boyolali juga sangat gembira menjadi lokasi Display Varitas Padi. Petani secara nyata dapat mengetahui keunggulan masing-masing varitas.
Disini mereka tertarik dengan padi hibrida varitas “Suppadi 56“ dan “Mapan 05“ karena potensi hasil mencapai 12,8 tonGKP per Ha. Varitas Inpari 42 dan Inpari 33 yang juga disukai karena dapat menghindari serangan burung. Sedangkanvaritas Pajajaran dan Cakra Buana menjadi pilihan ketika harus mengejar panen padi IP 400.
Menurut Kabid Tanaman Pangan pada Distanbun Provinsi Jawa Tengah, Ir. Cisilia Sunarti, MSc, Display Varitas Padi merupakan kegiatan pusat tahun 2023.
“ Tujuan kegiatan ini adalah menunjukkan kepada petani keunggulan varitas-varitas tanaman padi yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian” ujarnya.
Dengan adanya varietas ini petani dapat melihat, meraba, berdiskusi tentang varitas-varitas yang di displaykan, sehingga pada saatnya dapat memilih varietas yang tepat sesuai tujuan usaha tani.
Cisil juga mengatakan bahwa pada tahun ini Provinsi Jawa Tengah melalui Distanbun provinsi, mendapat tugas untuk melaksanakan Display Varitas Padi di 30 kelompok tani yang tersebar pada 17 Kabupaten.
Dedangkan varitas yang di display tidak kurang dari 32 varitas. Yaitu varitas Ciherang, Inpari 32, Inpari 42, M 400, M 700, Cakrabuana Agritan, Siliwangi Agritan, Inpari Digdaya, Hibrida Mapan P-05, Hibrida Sembada 626, Hibrida SL 11 SHS, Inpari Nutrizink, Inpari 50 marem, Inpari 47 WBC, Inpari 48, Intani 301, IR 64, Inpari 34 Salin, Inpari 48, Inpari 49, Inpari 44, Gamapora 7, Hipa 21, Mikonga, Pjajaran, Inpari 6 jete, Sintanur, Bion 63, Bionmas, Bioprima, M-70D, Situ Bagendit, Srinuk, Inpari Oensoed, Logawa, Sidenuk, Respati, Jaliteng.
Satu lokasi display menampilkan 10 varitas. Pemilihan varitas di suatu lokasi disesuaikan dengan situasi dan kondisi lokasi. Misalnya varitas padi umur pendek pada daerah IP 400, varitas tahan salinitas pada daerah Pantai, varitas tahan hama penyakit pada daerah endemis OPT tertentu.
Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari pemerintah daerah setempat. Pada kunjungan di kelompok tani Purnomo di desa Bulakan, kecamatan Sukoharjo, kabupaten Sukoharjo, nampak Kepala Desa, Camat juga jajaran dias pertanian kecamatan dan kabupaten ikut mendampingi.
Mereka semua mengharapkan kegiatan semacam dapat dilaksanakan pula di lokasi lain, disertai dengan sosialisasi dan evaluasi. Sehingga informasi tentang potensi varitas padi tersebut dapat tersebar luas kepada seluruh masyarakat tani.