Selasa, 10 Desember 2024


Makin Diminati Petani, DKPP Kabupaten Klaten Gelar Pelatihan Combine Harvester

23 Mei 2024, 18:57 WIBEditor : Herman

Pelatihan Combine Harvester | Sumber Foto:Istimewa

Klaten --- Mesin pemanen padi atau combine harvester sudah menjadi kebutuhan petani di kabupaten Klaten. Melihat hal tersebut Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP)  Kabupaten Klaten menggelar pelatihan  penggunaan Combine Harvester bagi para petani.

Keberadaan “Kombin”, demikian nama yang sering dipakai petani, sudah merebak disegala penjuru desa. Nampaknya hal ini merupakan solusi bagi petani, akan makin sulitnya mencari tenaga kerja panen di pedesaan.

Kombin kebanyakan dimiliki kelompok tani dalam wadah UPJA , kombin tersebut  pada umumnya  berasal dari bantuan hibah pemerintah. Namun mesin pemanen padi berkapasitas besar juga  banyak dimiliki perseorangan.   Mesin ini biasanya terintegrasi dengan usaha penggilingan padi, tebasan padi dan perdagangan beras. Namun ada juga pengusaha yang khusus menjual jasa   pemanenan padi.

Merespon  besarnya penggunaan combine harvester, baru-baru ini Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten menggelar Pelatihan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Pasca Panen.  Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kapasitas pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengoperasikan alsintan khususnya Combine Harvester.

Pelatihan tersebut berlangsung pada awal bulan Maret lalu, di salah satu kecamatan sentra produksi padi, kecamatan Karangdowo. Narasumber yang mendampingi dari PT Corin Mulia Gemilang,  salah satu produsen  Combine Harvester di Indonesia.

Mendung hitam yang menggelayut diatas sawah, tidak menghalangi minat peserta pelatihan untuk mengikuti praktek dilahan. Peserta  sebanyak 30 an orang yang terdiri dari para pengurus kelompok tani dan gabungan kelompok tani dari 4 kecamatan.

Peserta pelatihan yang diundang mengikuti pelatihan pada kesempatan tersebut adalah Poktan dan Gapoktan tuan rumah,  kecamatan Karangdowo terdiri  4 gapoktan, yaitu : Poktan Mekar Tani Desa Karangdowo, Gapoktan Honocoroko Padi, Desa Sentono, Gapoktan Muda Tani, Desa Bulusan dan Gapoktan Tani Subur, Desa Tambak,

Dari kecamatan Trucuk diundang 2 peserta yaitu Poktan Brayat Sata, Desa Karangpakel,  dan  Gapoktan Rembuk Tani Mulyo, Desa Pundungsari,

Selanjutnya dari  Kecamatan Cawas terpilih Gapoktan Guyup Tani, Desa Tlingsing, dan terakhir dari Kecamatan Karangnongko adalah Poktan Rukun Agawe Santoso dan Poktan Sri Rejeki, Desa Gumul.

Pelatihan juga dihadiri para pendamping petani dan petugas dari DKPP Klaten dan para Penyuluh Pertanian dari BPP Karangdowo.

Narasumber dari PT Corin Mulia Gemilang menyampaikan prosedur baku pengoperasionalan Combine Harvester. Dijelaskan pula  serta kiat – kiat mengatasi permasalahan yang sering terjadi saat menggunakan Combine Harvester.

Pada kesempatan tersebut dikemukakan 2 jenis produk, yaitu  combine Harvester Maxxi yang digunakan memanen padi dan Combine Harvester Innari yang bisa dipergunakan pada berbagai komoditi misalnya padi, jagung maupun kedelai.

Combine harvester adalah mesin yang bisa digunakan untuk memanen tanaman serealia. Mesin ini dapat menarik minat petani karena dianggap dapat bekerja cepat, efisien dan terjangkau. Combine harvester mempunyai kemampuan kombinasi dari tiga operasi yang berbeda. Mesin ini melakukan pekerjaan  menuai, merontokkan dan menampi serta mengucurkan dalam karung yang telah disiapkan. Petani penyewa alat tinggal menerima gabah yang bersih dalam karung-karung dipinggir sawah.

Salah satu kelebihan mesin panen padi combine harvester adalah dapat menghemat waktu. Dengan mesin panen padi combine harvester, petani hanya membutuhkan waktu sekitar 1 - 2 jam untuk memanen padi seluas 1 hektar.Biaya yang harus dibayar petani sebesar Rp 2 juta.

Secara terpisah Kepala Dinas Ketahanan Pang-an dan Pertanian Kabupaten Klaten, Ir. Widiyanti, M.Si mengatakan bahwa Combine harvester sudah jamak di gunakan oleh para petani di Klaten.

“Yang disukai petani Klaten adalah Combine yang besar, semacam Maxi Bimo 102 ” kata Widiyanti.

Lebih lanjut Widiyanti mengatakan sampai saat ini pemerintah telah membantu combine harvester sebanyak 39 unit, dalam bentuk bantuan hibah kepada kelompok tani maupun gapoktan, yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten.

Pelatihan semacam ini memang sangat diperlukan bagi penerima bantuan alsintan dari pemerintah. Pada dekade ini, pemerintah telah membantu puluhan bahkan mungkin ratusan miliar rupiah dalam bentuk alat mesin pertanian di satu kabupaten saja, kabupaten Klaten. Berapa miliar rupiah yang digelontorkan  dalam bentuk alsintan se Indonesia.

Melalui pelatihan-pelatihan teknis diharapkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) petani dalam mengoperasionalkan maupun perawatan alsintan semakin meningkat. Sehingga pemanfaatan mesin dalam masimal dan umur pakai mesin juga panjang.

Yang tak kalah penting sebenarnya adalah kemampuan untuk mengelola (manajemen) penggunaan alsintan. Sehingga apabila alsintan telah mencapai umur ekonomi, poktan dan gapoktan dapat membeli yang baru secara ,mandiri.

Menutup pembicaraan Ir. Widiyanti M.Si mengatakan bahwa disbanding luas panen padi di Kabupaten Klaten, keberadaan Combine Harvester masih dirasa kurang. “ Luas panen padi pada tahun 2023 mencapai 64.734,76 hektar, sehingga keberadaan mesin panen yang memadai sangat diharapkan” pungkasnya.

Reporter : Djoko W
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018