Combine Harvester Sangat Membantu Petani
TABLOIDSINARTANI.COM, Klaten --- Mesin panen padi atau Combine Harvester atau petani biasa menyebutnya kombin, menjadi semakin dibutuhkan karena memberikan banyak keuntungan. Dibalik semua itu, ternyata perawatan kombin ternyata tidak mudah dan tidak murah. Seperti apa kiat jitu argar combine bisa terus memberikan hasil maksimal dan tidak menjadi besi tua?
Dibanding dengan cara manual atau panen menggunakan sabit, penggunaan kombin, memang seperti sebuah keajaiban. Tanaman padi seluas 1 hektar hanya butuh waktu 2 -3 jam, cukup menggunakan tenaga 3 orang. hasil panen yang sudah berupa gabah bersih langsung masuk karung kemudian diletakkan ditepi sawah.
Dengan cara manual, sama-sama memanen padi seluas 1 hektar membutuhkan tenaga kerja paling tidak 25 orang dan perlu waktu paling tidak 7 - 10 jam untuk menyelesaikan..
Beberapa keuntungan panen padi menggunakan mesin combine harvester dirasakan petani yang telah mencobanya.
Seorang “peluncur” kombin, Sumino ketika ditemui disela-sela pekerjaannya di lahan sawah desa Combongan, Sukoharjo. mengatakan bahwa untuk mengerjakan panen sepatok sawah dengan luas 7.500 m⊃2; satu unit kombin hanya perlu waktu 2- 2,5 jam.
“Sebuah kombin biasanya memerlukan 3 orang operator, seorang sebagai pengemudi dan 2 orang lain menampung gabah dalam karung serta menjahit. Untuk jasa tersebut petani dikenakan biaya Rp 1.400.000,- . terima gabah bersih dalam karung ditepi sawah, ungkap pria 49 tahun ini.
Sedangkan bagi pengguna jasa Kelompok Treser, sepatok sawah seluas 7.500 m⊃2; , petani dikenakan biaya Rp 2.200.000,- terima gabah bersih dalam karung ditepi sawah. Sepatok sawah tersebut dikerjakan kurang lebih 7 – 8 jam.
Ternyata mutu gabah yang dihasilkan dari kombin dan treser juga berbeda. Hal ini terbukti bila gabah dijual. Pedagang menghargai gabah eks kombin Rp 5.700 per kg sedang eks treser Rp 5.500 per kg.
Meskipun memiliki banyak keuntungan, penggunaan mesin combine harvester juga dapat memiliki beberapa kelemahan. agi petani atau kelompok tani mesin combine harvester ini masih dirasa mahal harganya. Selain itu agar berjalan baik kombin juga memerlukan biaya perawatan dan perbaikan.
Dampak negatif penggunaan kombin juga terjadi akibat mesin combine harvester yang besar dan berat. Kombin ini dapat menyebabkan kompaksi tanah di lahan pertanian. Kompaksi tanah dapat mengurangi produktivitas pertanian jangka panjang dengan menghambat sirkulasi udara dan air dalam tanah.
Menurut Sumino, kecepatan kombin bekerja sangat tergantung pada kondisi kombin, lumpur sawah tidak terlalu dalam atau “blekuk”, yang dapat mengakibatkan kombin terjebak atau merusak laker-laker karena medan terlalu berat.
Pada kondisi tertentu, misalnya tanaman padi rebah karena diterjang angin atau banjir. Disitu kombin tidak berdaya, maka petani “terpaksa” menggunkan jasa kelompok treser dan tidak heran kalau petani lalu menjadi korban getok harga.
Dengan setumpuk keunggulan yang dimiliki mesin panen kombin tersebut, mestinya jasa panen kombin laris manis dan mendatangkan keuntungan yang layak bagi pengelola. Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah mengapa sebagian mesin panen kombin berhenti beroperasi, mangkrak bahkan mejnadi besi tua?
Koordinator Fungsional Penyuluh Pertanian di Kabupaten Klaten, Sudarno, SP, mempunyai pengalaman yang dapat menjadi pertimbangan ketika harus memilih kelompok tani calon penerima banyuan kombin pemanen.
“Syarat pertama adalah, kelompok tani tersebut sudah mencapai kelompok kelas utama, atau sangat mantap. Kelompok ini mempunyai struktur organisasi dan aktif melakukan kegiatan-kegiatan kelompok.” kata Sudarno.
Lebih lanjut Sudarno mengatakan bahwa ketika masih bekerja di BPP Trucuk ia mendampingi UPJA “Mbangun Dadi” desa Wanglo.Upja ini cukup berhasil dalam menjalankan misinya. Terbukti unit alat mesin yang dimiliki tidak menyusut, bahkan makin bertambah.
“ Pola pengolaan atau sistem kerja dalam mengoperionalkan kombin harus jelas, tegas dan dapat dikontrol dengan baik” ujar Sudarno
Dalam hal, Sudarno menambahkan bahwa pengurus harus bijaksana namun tetap teliti dan tegas, karena melibatkan operator kombin. Biasanya operator-operator adalah orang-orang professional diluar kelompok tani.
Menurut pengalaman Sudarno, kombin pemanen mendatangkan keuntungan maksimal adalah pada tahun pertama.
“Pada tahun pertama mesin masih dalam kondisi prima, tidak pernah rusak dan kapasitas mesin juga masih maksimal. Sehingga pendapatan jasa hanya dikurangi upah kerja operator dan biaya operasional rutin, misal BBM dan perawatan kecil. Selebihnya masuk kas. Hasil pendapatan bersih 1 tahun sudah dapat untuk membeli 1 unit kombin pemanen lagi, kalau mau” papar Sudarno.
Mulai tahun kedua kerewelan mesin mulai terjadi. Pada tahun ketiga, keempat dan kelima kerewelan makin sering dan makin parah. Pada tahap ini, bila tidak ada sistem control yang baik, justru akan dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Ibarat mengail diair keruh, mesin kombin pemanen setiap hari jalan terus, tetapi pemasukan uang jasa seret. Habis untuk biaya perawatan dan perbaikan.
Akibat pemilihan penerima bantuan yang tidak tepat, dapat mengakibatkan beberapa kejadian yang tidak diharapkan. Yang pertama mesin kombin pemanen cepat rusak, bobrok dan mangkrak. Kemungkinan kedua adalah pengelolaan dan kepemilikan kombin menjadi tidak jelas, hanya seolah-olah milik kelompok namun sebenarnya dikuasai oleh perseorangan.