Nitrobakter Bapeltan
TABLOIDSINARTANI.COM, Soropadan --- Bukan hanya menjadi kurikulum resmi di Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Soropadan sejak 2019, Nitrobacter yang diracik tim teknis Bapeltan Soropadan juga sudah banyak digunakan dilapangan. Bukan tanpa alasan, produk yang diberinama Nitrobacter Bapeltan ini diyakini sebagai pembenah tanah dan penyubur tanaman sehingga petani tidak lagi menggunakan pupuk kimia.
Menurut Fariz Asyhar, seorang anggota tim teknis Bapeltan Soropadan yang juga aktif sebagai pelatih mengatkaan bahwa teknoligi pembuatan dan penggunaan Nitrobacter terhitung sederhana dan tidak rumit. Bahan-bahan yang digunakan juga mudah dicari dan murah harganya.
Langkah pertama yang perlu dilakukan petani adalah memperbanyak biang Nitrobacter, yang dalam brosur disebut “Pengembangan Bakteri Penambat N”. Bahan yang diperlukan adalah biang Nitrobacter 5 liter, tetes tebu atau molases 1 liter, urea 2-3 kg dan air 150 liter.
Cara pembuatan juga mudah. Molases dan urea dimasukkan dalam air lalu diaduk berlawanan dengan arah jarum jam. Setelah tercampur rata pelan-pelan biang Nitrobacter dimasukkan dalam cairan tersebut. Aduk lagi sampai merata. Kemudian wadah ditutup rapat dan dibiarkan selama 7 hari. Hari ke 8 Nitrobacter siap diaplikasikan.
Dosis yang dianjurkan untuk tanaman padi adalah 30 liter per 1.000 m⊃2;. Aplikasi 2 kali, pertama setelah sawah menjadi leleran, lalu dulang lagi sehari sebelum tanam.
Cara aplikasi juga mudah. Cukup dikocorkan mengitari petak sawah cukup dari galengan saja “ Mikrobia-mikrobia terbut akan berjalan sendiri memenuhi petak sawah “ kata Fariz menerangkan.
Apakah manfaat Nitrobacter berhenti disitu ? Ternyata tidak, menurut Fariz cairan Nitrobacter tersebut dapat dikembangkan turunannya, menjadi Pupuk Organik Cair (POC), Pestisida Nabati (Pesnab) dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Disamping dapat juga digunakan sebagai decomposer dalam pembuatan pupuk organik padat dari kohe ternak.
Penggunaan Nitrobacter sebagai pembenah dan penyubur tanah ini akan lebih baik bila dipadukan dengan pemberian pupuk organik padat. Baik kompos dari limbah organik / dedaunan maupun kompos dari kohe
“ Dosis pupuk organik padat per hektar lahan cukup 1 ton saja. Kalau tanpa nitrobacter kan butuh 2 ton perherter” ujar Faris menambahkan.
Untuk melapukkan kohe segar menjadi pupuk organik siap pakai juga lebih mudah dan lebih cepat. Kohe dari berbagai ternak cukup dihampar ditempat teduh, yang penting tidak kena sinar matahari langsung atau kehujanan.
Kemudian disiram nitrobacter cukup sampai basah.saja, tidak perlu sampai tergenang. Dibiarkan, dalam waktu 1 x 24 jam pupuk siap dipakai.
Pada kesempatan panen Demfarm Nitobacter di desa Soropadan, Kepala Bapeltan Soropadan, Opik Mahendra SP, MSc mengatakan pengembangan metode Nitrobacter Bapeltan merupakan komitmen dalam membantu dan mendorong pelaksanaan pertanian organik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di Jawa Tengah.
Selain itu menurut Opik, Bapeltan Soropadan yang merupakan salah satu unit kerja dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, telah memiliki alumni pelatihan Pembuatan Pupuk Organik dari Bapeltan yang tersebar di seantero provinsi Jawa Tengah.
“Sejak tahun 2019 sampai Juni 2024 kami telah melatih petani dan petugas (penyuluh pertanian) tentang teknologi nitrobacter sejumlah 1.560 orang, ” kata Opik.
Lebih lanjut diterangkan Opik selama 3 hari penuh Tim Pelatih mengajak peserta untuk menyadari arti penting cara bertani ramah lingkungan.
“Peserta ditunjukkan kerapuhan cara bertani yang mengandalkan pupuk dan pestisida kimia, yang ternyata mahal dan merusak lingkungan hidup” tambahnya
Baru kemudian Tim Teknis menjelaskan cara pembuatan dan penggunaan Nitrobacter, sebagai alternatif solusi cara bertani yang sehat, berkelanjutan dan ramah Lingkungan.
“Mungkin karena momentum adanya keterbatasan ketersediaan pupuk, metode Nitrobacter ini mendapat sambutan yang sangat baik. Pelatihan Pertanian Ramah Lingkungan metode Nitrobacter Bapeltan direplikasi di kabupaten-kabupaten, kecamatan bahkan sampai desa serta kelompok tani” ungkapnya.
Hampir semua Dinas yang menangani pertanian di kabupaten dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang berada di tiap kecamatan, telah menyelenggrakan pelatihan serupa.
Pada umumnya para penyuluh dan petani alumni pelatihan dari Bapeltan Soropadan diperankan sebagai narasumber.atau pelatih.
Ditingkat Desa dan Kelompok Tani juga sudah ada yang melaksanakan pelatihan ini. Mereka didukung Pemerintah Desa dengan menggunakan Dana Desa..