Rabu, 30 April 2025


Dunia Butuh 5,4 Miliar Hektare Lahan Pertanian, Sawah Baru Solusinya!

24 Des 2024, 13:55 WIBEditor : Gesha

Dunia menghadapi krisis lahan pertanian dengan kebutuhan 5,4 miliar hektare. Rektor IPB, Arif Satria, menyarankan pencetakan sawah baru sebagai solusi untuk mencapainya dan menjaga ketahanan pangan global.

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Dunia menghadapi krisis lahan pertanian dengan kebutuhan 5,4 miliar hektare. Rektor IPB, Arif Satria, menyarankan pencetakan sawah baru sebagai solusi untuk mencapainya dan menjaga ketahanan pangan global.

Rektor IPB University, Arif Satria, memberikan dukungan penuh terhadap program cetak sawah baru atau ekstensifikasi yang kini dijalankan oleh Kementerian Pertanian (Kementan), termasuk di Papua Selatan, Sumatera Selatan, dan Kalimantan.

Menurut Arif, ekstensifikasi lahan harus dilakukan dengan segera untuk memenuhi kebutuhan pangan baik di Indonesia maupun di dunia. 

Menurut hitungannya, Dunia membutuhkan 5,4 miliar hektare lahan untuk mencukupi kebutuhan pangan global.

FAO mencatat bahwa untuk mencapai target pangan dunia pada 2030, diperlukan 5,4 miliar hektare lahan, sementara lahan yang ada saat ini hanya 5,1 miliar hektare.

"Oleh karena itu, tambahan 300 juta hektare lahan sangat diperlukan. Ekstensifikasi, baik melalui cetak sawah baru atau membuka lahan di kawasan peremajaan sawit, menjadi langkah yang tak terhindarkan,” kata Arif.

Arif Satria, menyoroti masalah alih fungsi lahan yang menjadi penyebab utama penyusutan lahan pertanian di Indonesia.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sawah di Indonesia hilang sekitar 69 ribu hektare setiap tahunnya.

Alih fungsi lahan ini harus segera diatasi, karena setiap tahun diperkirakan 150 ribu hektare lahan hilang, dengan BPS mencatatkan 60 hingga 69 ribu hektare yang hilang.

"Sementara itu, negara seperti China dan India telah sukses dalam mengendalikan perlindungan lahan pertanian mereka," ujarnya.

Meski begitu, Arif tetap optimis Indonesia dapat mencapai swasembada pangan dalam waktu cepat.

Ia meyakini bahwa Kementerian Pertanian (Kementan), sebagai sektor yang memimpin dalam produksi pangan, memiliki pengalaman yang cukup dalam meningkatkan produksi pertanian nasional.

"Setiap krisis besar, seperti krisis moneter 97, krisis finansial global 2009, dan pandemi Covid-19 2020, sektor yang tetap tumbuh positif adalah sektor pertanian," ungkapnya.

Reporter : Nattasya
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018