Rabu, 21 Mei 2025


Demi Swasembada Pangan, Jatiluhur Targetkan Sumbang 20 Persen Produksi Beras Nasional

06 Jan 2025, 16:18 WIBEditor : Gesha

Jatiluhur siap jadi ujung tombak swasembada pangan Indonesia! Dengan target ambisius menyumbang 20 persen produksi beras nasional, kawasan ini bersiap menjadi pusat ketahanan pangan.

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Jatiluhur siap jadi ujung tombak swasembada pangan Indonesia! Dengan target ambisius menyumbang 20 persen produksi beras nasional, kawasan ini bersiap menjadi pusat ketahanan pangan.

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mencatat, Daerah Irigasi (DI) Jatiluhur yang terletak di Karawang memiliki potensi besar untuk mendukung swasembada pangan Indonesia.

DI Jatiluhur saat ini mampu mengairi sekitar 237.790 hektare lahan di Jawa Barat, menjadikannya salah satu tulang punggung ketahanan pangan nasional.

Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menjelaskan bahwa luas lahan tersebut sudah memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi beras nasional.

“Saat ini, DI Jatiluhur menyumbang sekitar 10 persen dari total produksi beras nasional atau setara dengan 3 juta ton per tahun. Namun, kami berupaya meningkatkan angka ini hingga 20 persen demi mendukung target besar Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada pangan secepatnya,” ungkap Dody dalam keterangan resmi pada Senin, 6 Januari 2025.

Dody menegaskan pentingnya Jawa Barat sebagai salah satu provinsi penyumbang produksi beras terbesar di Indonesia.

Dengan wilayah irigasi yang luas dan dukungan infrastruktur pertanian yang baik, Jawa Barat menjadi aset strategis untuk mencapai ketahanan pangan.

“Kami harus memastikan agar produksi beras di Jawa Barat tidak terganggu. Bahkan, kami harapkan produksinya bisa terus meningkat dari tahun ke tahun,” ujar Dody optimis.

Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi beras adalah melalui rehabilitasi saluran irigasi.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU, Bob Arthur Lombogia, mengungkapkan bahwa Saluran Induk Tarum Utara saat ini tengah diperbaiki.

Dari total panjang 199.330 meter, sudah dilakukan rehabilitasi sepanjang 50.008 meter. Saluran ini berperan penting dalam mengairi area seluas 4.145 hektare.

Bob menjelaskan, rehabilitasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi distribusi air, tetapi juga berdampak langsung pada produktivitas pertanian.

“Dengan adanya perbaikan ini, luas tanam bisa bertambah hingga 1.285 hektare. Selain itu, indeks pertanaman (IP) yang semula 179 persen dapat naik menjadi 210 persen. Hasil panen yang sebelumnya 4-5 ton per hektare kini bisa meningkat menjadi 5-6 ton per hektare,” paparnya.

Dody juga menekankan bahwa keberhasilan DI Jatiluhur bukan hanya soal jumlah produksi, tetapi juga keberlanjutan.

Dengan memperhatikan faktor-faktor seperti pengelolaan air yang efisien, dukungan teknologi, dan kolaborasi antara pemerintah serta petani, target besar ini diyakini dapat tercapai.

“Presiden sudah memberikan arahan yang jelas. Fokus kami adalah memastikan bahwa petani memiliki akses yang cukup terhadap air dan infrastruktur pendukung. Jika target peningkatan dari 10 persen menjadi 20 persen tercapai, Jatiluhur akan menjadi simbol keberhasilan swasembada pangan Indonesia,” tutup Dody.

Dengan semua upaya yang dilakukan, DI Jatiluhur tidak hanya menjadi andalan bagi produksi beras Jawa Barat tetapi juga menjadi contoh pengelolaan irigasi yang efisien.

Kolaborasi antara pemerintah dan petani diharapkan mampu menjadikan Jatiluhur sebagai motor penggerak ketahanan pangan nasional.

Jika berhasil mencapai target ambisius ini, Jatiluhur tidak hanya akan mengairi sawah-sawah di Jawa Barat tetapi juga menyalakan harapan baru bagi swasembada pangan Indonesia yang berkelanjutan.

Reporter : Nattasya
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018