Arif Karim | Sumber Foto:Dok
TABLOIDSINARTANI.COM, Magelang – Achmad Arif Fauzi Karim adalah petani sayuran yang tinggal di Desa Tonoboyo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Ia juga Penyuluh Swadaya yang pernah menerima Penghargaan Prof. Dr. Ir. Thoyib Hadiwidjaja dari Yayasan Pertanian Mandiri (Yapari) yang dipimpin oleh Prof Sjarifuddin Baharsjah, tahun 2019.
Pada era wabah Covid-19 ini, Arif Fauzi membuktikan dirinya adalah petani tulen. Meski usaha tani cabainya merugi, namun ia teruskan usaha sayurannya dengan menanam tomat. Dia berharap untung bila situasi wabah Covid-19 ini sudah berhenti.
Berikut ini wawancara tabloidsinartani.com dengan Ahmad Arif Fauzi Karim, Jumat (10/4).
Gimana Khabar tanaman cabainya Pak?
Alhamdulillah kemaren kita sudah menanam cabai secara organik dan hasilnya bagus, sekarang kita baru coba nanam tomat. Kalau tanam bawang putih belum. Padi organik juga jalan terus.
Bagaimana harga jual cabainya Pak?
Ngak laku. Harganya 8.000/kg.
Memang biaya produksinya berapa?
Antara 6-7 ribu per batang
Kalau gitu masih banyak untung?
Nggak untung, satu batang tanaman cabai hanya keluar 4 ons
Kami kira satu batang bisa 1,5 atau 2 kg?
Kalau cabai keriting nggak bisa pak. Kalau cabai besar bisa 1=1,5 kg/ batang
Nggak coba memasarkan secara online Pak?
Sementara belum. Tapi kita lanjut tanam tomat.
Kalau tanam tomat sekarang, nanti pasarnya kira-kira gimana Pak?
Biasanya sudah ada pedagang yang ambil, tapi kalau situasinya masih seperti ini ya tidak tahu nanti.
Untungan mana Pak, tanam cabai sama tomat?
Kalau tomat harga Rp 4000, cabai harga Rp 25000 per kg, tapi lebih untung tomat.
Kok bisa Pak. Gimana itung-itungannya?
Tomat satu batang bisa keluar 3 kg x 4000 = Rp 12000/ pohon modal Rp 3-3500/ pohon