Jumat, 19 April 2024


Gunawan Piawai Ajak Petani Tanam Kedelai

06 Sep 2018, 11:24 WIBEditor : Ahmad Soim

Gunawan

Mengajak petani menanam kedelai bukan urusan mudah bagi penyuluh pertanian


Kedelai bagi sebagian petani bukanlah tanaman utama, namun bukan berarti petani tidak mau menanam. Bagi THL-TBPP Garut Selatan, Gunawan, hal itu menjadi tantangan tersendiri. Karena itu ia melibatkan tokoh masyarakat untuk mengajak petani bertanam kedelai sejak Oktober 2017.

Upaya tersebut ternyata menuai hasil. Kerja keras Gunawan akhirnya mendapat apresiasi dari pemerintah dengan penghargaan sebagai penggerak swasembada kedelai. Gunawan mengakui, kedelai bagi petani binaannya merupakan tanaman baru, sehingga perlu adanya pembinaan rutin dengan metode anjangsana untuk bisa meyakinkan mereka.

“Kesulitannya memang karena proses perilaku untuk beralih dari komoditi lain ke budidaya kedelai. Perlu waktu dan pembinaan rutin,” papar THL TBPP yang membina 5 poktan di 3 desa dengan seluas 90 ha ini. Salah satu solusi yang ditempuh Gunawan adalah dengan pendekatan melalui tokoh tani dan ketua Poktan serta melibatkan aparatur desa. “Kita juga dibantu Babinsa yang selalu siap bila diperlukan,” katanya.

Tak hanya itu, keterlibatan pemuda tani lokal, bagi Gunawan, pendampingan dari STPP Bogor juga dirasakan sangat membantu mengajak petani bertanam kedelai. Pendampingan dari STPP Bogor selama 2 bulan (Oktober-November) dan mereka bersama-sama tanam dengan petani. Pada akhir tahun 2017, wilayah binaan Gunawan menjadi salah satu daerah sentra yang terpilih dalam program APBNP 2017.

Menggunakan varietas Anjasmoro, kelompok tani binaan Gunawan di Kecamatan Banjarwangi ini mampu memproduksi rata-rata 1,4 ton/ha. Diakui THL TBPP dengan wilayah binaan BPP Banjarwangi Garut ini, di tingkat poktan produksi bervariasi karena ada yang masih di bawah 1,2-1,3 ton/ha. Hal ini karena lokasi lahan berada di daerah pegunungan dengan curah hujan yang tinggi, sehingga berpengaruh terhadap produksi.

Tak Terpaku Teori

Untuk mengajak petani bertanam kedelai, Gunawan melihat situasi dan kondisi keadaan di lapangan, sehingga tidak terlalu terpaku pada teori. Misalnya, menyiasati iklim saat curah hujan tinggi, pengendalian OPT harus selalu terkendali dengan tepat waktu dan tepat sasaran.

Namun secara umum, kelompok tani binaannya menerapkan budidaya sesuai Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai. Teknologi yang diterapkan dalam PTT kedelai harus disesuaikan potensi dan permasalahan biofisik lahan, sosial-ekonomi masyarakat, dan kelembagaan di setiap lokasi.

Komponen teknologi yang dirakit dalam paket teknologi PTT ada yang bersifat mutlak yakni varietas unggul, syarat benih bermutu, drainase, hingga pengendalian hama dan penyakit tanaman. Namun, menurutnya, ada juga bersifat pilihan seperti pengelolaan hara dan pascapanen.

Satu harapan Gunawan yakni, kabupaten yang terkenal dengan dodolnya dapat mengulang kejayaan kembali sebagai salah satu sentra penghasil komoditas kedelai di Jawa Barat. Apalagi di tengah minat petani menanam kedelai mulai tergeser ke komoditas jagung. Yul

Reporter : Yulianto
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018