Selasa, 17 September 2024


Irda Nur Ismi Sulap Rooftop Jadi Kebun Hidroponik

12 Jan 2022, 16:25 WIBEditor : Herman

Irda Nur Ismi, penggiat Urban Farming DKI Jakarta | Sumber Foto:Dok. Irda

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Keterbatasan lahan mungkin menjadi kendala untuk warga di perkotaan bisa bercocok tanam. Namun, apa yang dilakukan Irda Nur Ismi yang memanfaatkan atap/rooftop untuk bertani hidroponik bisa menjadi jalan keluar.  

Ternyata untuk bisa menanam sayur baik untuk kebutuhan sendiri atau dijual bukan hanya bisa dilakukan di lahan yang luas. Di perkotaan seperti Jakarta menanam sayur juga bisa dilakukan oleh masyarakat yang tidak memiliki lahan untuk bercocok tanam.

Lihat yang dilakukan Irda Nur Ismi yang memanfaatkan atap rumah/rooftop untuk bertani sayur hidroponik. Pilihan Irda berhidroponik dimulai ketika ia sulit menemukan sayuran segar untuk dikonsumsi. “Saya sulit menemukan sayur yang segar di pasar, karena saya lihat kondisi sayur di pasar banyak yang layu, bolong dan karena itu saya coba berhidroponik,” ungkap Irda dalam  Webinar Urban Farming di Tengah Perubahan Iklim yang diselenggarakan Tabloid Sinar Tani Rabu, (12/1).

Dalam memulai bertani hidroponik, Irda mencoba memanfaatkan peralatan  seadanya seperti menggunakan jerigen bekas, gallon maupun kaleng yang dijadikan sebagai wadah sayur hidroponik yang ditanam di teras lantai 2 kediamannya. “Panen perdana pada Desember 2016, dan dari sana terus berkembang,” ujarnya.

Melihat potensi besar dari sayur hidroponik, Irda terus mengembangkan hobinya tersebut. Pada tahun 2019 Irda membangun B-Farm dengan 200 lubang tanam (LT), dan saat ini dengan memanfaatkan rooftop sebagai tempat menanam hidroponik, B-Farm sudah memiliki 2100 lubang tanam.

“Kami bertani dengan memanfaatkan rooftop baik itu rumah dan masjid. Yang awalnya hanya 200 LT, Januari 2022 ini kami sudah menanam sayur di 2100 lubang tanam,” jelasnya pria yang mengembangkan hidroponik di Jakarta Barat ini.

Dengan  menanam hidroponik di rooftop khususnya masjid, Irda mengatakan selain sebagai hobi juga menambah fungsi dari masjid itu sendiri dan menumbuhkan kesadaran untuk menciptakan ketahanan pangan warga sekitar.  

“Menanam sayur hidroponik yang kami lakukan punya banyak manfaat, mulai dari bisa bersosialisasi hidroponik, menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan pangan mandiri, penghijauan, hingga sebagai alternative usaha,” tambanya.

Dalam bertani hidroponik khususnya yang menggunakan rooftop sebagai tempat penanaman, banyak permasalahan yang dihadapi, salah satunya adalah cuaca dan iklim. Irda menceritakan baru-baru ini instalasi hidroponik yang diletakan di atap masjid, rusak terkena angin. “ Baru-baru ini instalasi kita yang baru pindah semai rusak ditiup angin. Bukan cuma itu, instalasi di anggota juga yang terletak di Mako Paspamres juga rusak ditiup angin,” ujar Irda.

Selain angin, masalah yang kerap dihadapi ketika menanam hidroponik di rooftop ialah cuaca panas  yang membuat sayur yang ditanam khususnya slada menjadi layu dan bolting. “Sementara ketika curah hujan tinggi pertumbuhan bisa terganggu dan waktu panen bisa mundur. Jadi kalender tanam terganggu dan biaya produksi meningkat,” tambahnya.  

Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, beberapa langkah antisipasi dilakukan. Seperti inventarisasi informasi terkait dengan cuaca dan iklim dari BMKG, melakukan penguatan pada kaki-kaki penopang instalasi, pemasangan atap UV hingga penyesuaian jenis sayur.  

IKONIK Jakarta

Untuk lebih mengembangkan B-farm, baik dari segi teknik maupaun pemasaran produk, Irda tergabung dalam Ikatan Komunitas Hidroponik Jakarta (IKONIK Jakarta). Karena menurut pria yang juga sebagai sekretaris IKONIK ini, pemasaran merupakan PR terbesar para penggiat hidroponik.

“Seperti saya, dari 1200 LT bisa menghasilkan 80 kg sekali panen biasanya hanya memasarkan ke warga sekitar dan kalau tidak laku kita bagi-bagi ke warga,” ungkapnya.

IKONIK merupakan suatu wadah para penggiat hidroponik di Ibukota baik dalam berkomunikasi, edukasi budidaya hidroponik maupun pemasaran sayur hidroponik.

Saat ini IKONIK dapat menghasilkan 1.500 kg sayuran sekali panen dari 48.500 lubang tanam yang dimiliki oleh para anggota. Berbagai sayur yang dihasilkan antara lain kangkung, bayam, pakcoy, caisim, kalian, kale, selada hingga samhong.

Difasilitatori Dinas KPKP Provinsi DKI Jakarta, yang menjembatani jaringan pemasaran dari penggiat hidroponik  dengan pasar, membuat pemasaran sayur hidroponik menjadi lebih mudah. Saat ini IKONIK sudah memiliki beberapa mitra pemasaran yang siap menampung produk sayur hidroponik.

Mulai dari Hydrofarm dengan permintaan kangkung 30-40 kg, PT. Linotani dengan permintaan kangkung, bayam merah, bayam hijau, caisim dan samhong. Serta Eden Farm yang meminta berbagai jenis sayuran hidroponik terutama selada hijau. 

Reporter : herman
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018